Selamat membaca para readers ku:*
(Milo Realino)
***
Milo dan Ranz melangkah keluar dari rumah itu, menemui Tristan.
"Ada apa, mas?" tanya Tristan begitu melihat Milo berdiri disampingnya.
"Jaga dia baik baik." sahut Milo dengan tatapan datar lalu masuk kedalam mobilnya bersama Ranz.
Milo menoleh kearah Ranz yang masih belum melajukan mobil. "Ga mau jalan?"
Ranz menghembuskan nafas lega. "Lo kenapa?"
Milo menggeleng. "Mood gw lagi buruk. Jadi mendingan lo jalanin ini mobil sialan sebelum gw pulang jalan kaki."
Ranz melajukan mobilnya, mood perempuan memang begitu. Suka naik dan turun seenaknya tanpa alasan yang jelas.
Mereka sampai dirumah dan melihat mobil Mercy putih milik Mina dan Lino. Dan juga mobil Riya dan Diko.
"Mama? Papa?" sapa Milo langsung menabrakkan diri kedalam pelukan Mina lalu Lino.
"Kok pake baju itu lagi? Kemaren udah cantik, kenapa diganti?" tanya Mina, wajahnya menggambarkan kekecewaan.
"Ga betah. Enakkan begini. Oh ya, hari ini Visco bakalan kesini." Milo mendadak tersenyum, dan tampaknya moodnya naik lagi.
Ranz hanya bergeleng pelan lalu duduk disamping Riya yang sedang duduk disalah satu meja makan bersama Diko dan Lino.
"Maksud kamu?" Lino masih belum paham.
"Aku suruh om Alexi bawa Visco kesini, lalu ceritain semuanya. Aku juga suruh dia bawa koper Visco, biar dia langsung tidur disini." Milo tersenyum lagi.
Mina tampak senang lalu tersenyum lebar. "Mbak Ina!!" seru Mina.
Mbak Ina muncul dari pintu belakang, tampaknya dia habis menyiram tanaman. "Apa, nyonya?"
"Tolong beresin kamarnya Visco, ya? Hari ini dia mau pulang."
Mbak Ina tersenyum lebar lalu berlari kekamar Visco. Kamar kosong itu sudah 11 tahun tidak dihuni, kotor dan berantakkan. Mbak Ina juga sudah tau soal Visco yang tinggal bersama Alexi. Karena Mina menceritakannya pada Mbak Ina. Mbak Ina juga sangat bahagia, tuan mudanya akan pulang.
Keluarganya akan berkumpul. Hanya satu masalah yang Milo hindari, pernikahan itu.
Mereka makan bersama, Milo tampak bahagia hari ini. Dia tersenyum, selalu tersenyum. Sama dengan Mina dan Lino.
Namun tiba tiba, senyuman itu pudar. Milo menatap Mina dan Lino secara bergantian. "Aku kayak gini aja, atau dandan jadi perempuan?"
"Kayak gitu aja. Kan kamu temenan sama Visco. Mama takutnya, dia ga tau soal Milo dan Viona." Mina tersenyum lebar.
Milo menatap jam dinding, sudah hampir jam 12 dan bajingan itu masih belum sampai juga? Lelucon apa lagi ini??
Bel rumah berbunyi, Mina dan Lino langsung bangkit dan tersenyum, memberi sinyal pada Milo untuk membukakan pintu.
Milo melangkah mendekati pintu, entah mengapa dia merasa takut bahwa Visco akan membencinya. Dia siap, jika akan dibenci oleh adiknya sendiri.
Milo membuka pintu, menampilkan sosok Alexi dan Visco yang berdiri dibelakangnya tampak kebingungan. Dan Tristan, yang berdiri disamping Alexi.
Juga 19 asisten lainnya yang berjaga dirumah Milo agar Alexi tidak kabur dan langsung pergi kekantor polisi.
"Papa, ngapain kerumah kak Milo?" bisik Visco, dia masih bingung namun dia ikut masuk kedalam rumah Milo bersama Alexi.
Mata Mina dan Lino tampak berkaca kaca. Tak kuasa menatap putra yang 11 tahun menghilang dan bahkan hampir mereka lupakan. Mina mendekap mulutnya sendiri, menahan tangisannya yang hampir saja pecah. Ranz dan Milo berdiri dihadapan Alexi yang sekarang berdiri diruang tamu.
"Bicara sendiri, atau perlu bantuan setrika?" tanya Milo sambil mengangkat sebelah alisnya.
Tidak ada yang mengerti maksud dari ucapan Milo. Hanya Milo, Alexi dan Ranz yang mengerti.
Alexi tampak gugup dan sesekali menatap Visco yang sedang menatapnya dengan tatapan bingung.
***
How? Ga seru? Sorry:)
Semoga masih setia nungguin kelanjutannya:)
Masih semangat gak? Aku aja masih semangat buat nulis kelanjutannya demi kalian:)
Bagi bintangnya dong:*Stay tune buat next chapter, ya?
Baca karyaku yang lain juga:)
Salam, Slvnhng
BYE BYE!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] FAKE BOY
Teen Fiction(COMPLETED) Tentang seorang gadis tomboy yang memulai hidup baru sebagai laki-laki