Selamat membaca para readers ku:*
***
Milo memarkir motornya dilahan parkir khusus motor milik sekolahannya. Dia mencabut kunci motor yang menyatu dengan motornya lalu dia masukkan kedalam saku celana abu abunya.
Dia mengaitkan 1 kaitan tasnya dipundak kanannya sedangkan kaitan sebelah kiri dia biarkan melayang diudara. Dia melangkah masuk area sekolahannya yang sudah lumayan ramai.
Entah hanya perasaannya atau memang benar setiap murid sekolah dikoridor sekarang menatapnya. Gayanya memang terlalu cool dimata murid murid perempuan sekolahan itu.
Tangannya yang dimasukkan kedalam saku celana, telinga yang ditindik, tato ditangan dan dibelakang leher. Benar benar gaya badboy, tapi dia bukan badboy. Karena bagaimanapun juga, dia tetap perempuan.
Anehnya, tidak ada guru yang menegurnya. Bahkan ada gosip bahwa Bu Reta si kepala sekolah itu menyukai Milo. Tidak mungkin, kan?
Seorang gadis yang lebih pendek dari Milo menghalangi langkahnya. "Kak, boleh minta ID LINE nya gak? Atau follback IG aku juga gapapa."
Milo mengusap puncak kepala gadis itu. "Kalau kamu bisa tumbuh lebih tinggi lagi, aku kasih ID LINE aku." ucap Milo. Gadis itu diam membeku, pipinya memerah dan seketika dia menjerit saat Milo sudah berjalan melewatinya.
Milo mengerjap kaget namun tak menghentikan langkahnya. Gadis itu menjadi pusat perhatian karena kepalanya diusap oleh Milo.
Itu tadi dia menolak secara halus, kalau masih ada yang ga peka. Karena dia tau, gadis itu pasti tidak akan tumbuh tinggi dengan cepat. Bukannya sombong atau apa, dia tidak ingin diganggu.
Milo melangkah masuk kekelasnya yang isinya hanya murid perempuan, murid perempuan memang paling rajin untuk datang sepagi ini.
Baru saja duduk ditempatnya, anak anak perempuan itu berkumpul ditempat duduk Milo, menanyakan berbagai macam hal yang tak bisa dijawab Milo.
"Rajin banget, jam segini udah dateng."
"Udah ganteng, rajin lagi."
"Ga kayak Ranz."
"Ranz itu emangnya kenapa?" tanya Milo penasaran walau dia tidak mengenal satupun gadis yang sedang mengitarinya.
"Ranz itu calon the most wanted boy, tapi dia jutek, sok jual mahal, dan galak makanya pada ga suka sama dia. Ga tau terima kasih juga orangnya."
"Tau tuh, padahal gw pernah bantuin dia tapi dia langsung nyelonong pergi!"
"Iya, dia pernah nabrak gw tapi malah langsung pergi tanpa minta maaf."
Disaat itu juga, anak anak yang mengelilingi Milo langsung berbalik. Karena Ranz baru saja melangkah masuk kekelas sambil melemparkan tatapan dengan aura mematikan.
"Kita balik aja yuk, guys? Nanti bisa ditelen idup idup sama Ranz."
Mereka semua mengangguk lalu meninggalkan tempat duduk Milo. Milo menghembuskan nafas lega lalu menatap kearah Ranz. Laki laki itu juga sedang menatapnya dengan tatapan dingin.
Dia kesel karena gw minta anterin Luna? Padahal kan gw ga maksa.
Tatapan Milo beralih ke Randy yang sekarang berlari kearahnya dengan semangat. "Milo!!" serunya lalu duduk disamping Milo.
"Kenapa lo? Pagi pagi udah seneng banget?"
"Iya dong! Semalem pas gw pulang dari club bareng lo, bokap gw beliin motor buat gw karena gw pulang dari club tapi ga mabok. Soalnya biasakan gw mabok." Randy terkekeh.
"Cuma karena itu doang lo dibeliin motor? Apa kabar gw yang ga pernah mabok?" Milo menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Lain kali ajarin gw cara biar ga gampang mabok ya? Siapa tau gw dibeliin mobil sama bokap gw." Randy terkekeh lagi.
"Berisik!" protes Ranz.
Randy dan Milo menoleh, laki laki itu sedang memainkan hpnya. Apa yang dia bilang 'Berisik' itu Randy dan Milo?
Randy berdecih. "Kalo ga suka tempat berisik, ngapain lo keclub waktu itu?" tanya Randy dengan nada lantang membuat anak anak kelasnya menoleh termasuk Ranz.
"Maksud lo apa?" tanya Ranz dengan nada dingin.
"Waktu itu lo ke club, ngapain? Katanya ga suka berisik? Lo pura pura ga tau kalo club itu berisik?"
Ranz berdecih. "Suka suka gw. Apa urusannya sama lo?!"
"Gaya doang sok sok'an ga suka berisik, tapi mainnya malah diclub." Randy tersenyum smirk.
Ranz tak menjawab lagi, dia memainkan hpnya kembali namun anak anak kelas masih menatap Ranz. Antara percaya atau tidak tentang Ranz yang 'katanya' tidak suka berisik tapi malah main ke club.
***
How? Pendek lagi? Sorry:)
Semoga masih setia nungguin kelanjutannya:)
Masih semangat gak? Aku aja masih semangat buat nulis kelanjutannya demi kalian:)
Bagi bintangnya dong:*Stay tune buat next chapter, ya?
Baca karyaku yang lain juga:)
Salam, Slvnhng

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] FAKE BOY
Ficção Adolescente(COMPLETED) Tentang seorang gadis tomboy yang memulai hidup baru sebagai laki-laki