Selamat membaca para readers ku:*
***
"Lo kenapa?" Milo menatap wajah Ranz yang masam.
Ranz menggeleng.
"Emangnya lo mau nikah sama gw? Yang kayak berandalan ini? Lo ga bakal ngerasa kalo lo homo? Lo ga keberatan sama gw yang suka keclub dan ngerokok? Haha, lo bercanda kan?" wajah Milo jadi serius.
Ranz menggeleng pelan. "Ga tau. Liat aja nanti."
"Hah? Maksud lo?"
"Lo emang ga suka sama gw sekarang. Tapi bukan berarti lo ga akan suka sama gw besok, kan?"
"Cinta ga dateng secepet itu, bro!" Milo menepuk pundak Ranz.
Ranz menggeleng pelan. "Gw merjuangin lo karna gw yakin lo bakal berubah, berubah jadi lebih baik." Ranz tersenyum tipis, sangat tipis. "Ga usah balik kevilla aja deh, biar gw kasih tau nyokap lo."
"Mau ngapain?"
"Jalan jalan. Main. Lo bisa ajak Visco kalo dia udah pulang sekolah, kita berangkat jam 12." sekalian pdkt.
Milo hanya mengangguk lalu menatap jam dinding yang baru jam 10 pagi itu. Saat sudah jam 11, Milo menyuruh Visco untuk kerumahnya. Tentu saja Visco datang.
Anak itu memakai kacamata bundar dan kaos oblong putih, dengan celana jeans hitam yang panjang.
"Kenapa disuruh kesini?" tanya Visco lalu duduk diatas sofa ruang tamu, disebelah Ranz. "Ini siapa?"
"Itu, Ranz. Temen sekelas gw. Kita mau main, lo mau ikut kan?"
Temen?
"Main kemana?"
Milo menatap Ranz, biar Ranz yang menjelaskan kemana mereka akan pergi. "Gw mau ngajak kalian makan richeese, level 3 aja. Gimana? Daripada nanti lo sakit perut." Ranz mengangkat kedua alisnya, meminta jawaban.
Milo menatap Visco. "Abis itu?"
"Kita ketoko roti temen gw. Disana mereka baru bikin menu roti baru, ada rasa stroberry, anggur dan coklat. Kita diajak buat nyicipin. Abis itu kita makan eskrim ditoko eskrim. Eskrim langganan gw, greentea. Mau?" Ranz menatap Milo dan Visco secara bergantian. Keduanya mengangguk setuju.
Mereka pergi naik mobil Milo. Apalagi kalau bukan mobil yang berwarna warni itu. Dan kali ini, Ranz yang mengemudi sedangkan Visco dan Milo duduk berdua dibangku penumpang, entah membicarakan apa.
Ranz duduk sendirian dibangku depan, seperti supir mereka. Ranz sengaja berdehem agar Milo dan Visco berhenti membuat kebisingan, tapi Visco dan Milo seolah tidak mendengarnya. Entahlah beneran tidak dengar atau hanya pura pura tidak dengar.
Sampai Ranz menginjak rem mendadak yang membuat Milo dan Visco langsung diam dan marah marah tak jelas pada Ranz.
Padahal Ranz menginjak rem karena mereka sudah sampai di Richeese Factory. Ranz turun dari mobilnya, meninggalkan Milo dan Visco yang masih didalam sana.
Tak lama kemudian, 2 tuyul itu ikut keluar dari mobil. "Kirain ga mau keluar." sindir Ranz lalu melangkah masuk kedalam sana dan mencari tempat duduk yang pas untuk mereka bertiga.
Mereka duduk bersama dan seorang pelayan langsung mendekati mereka. "Mas Ranz, tumben dateng." sapa pelayan itu.
"Level 3, 3 porsi." Ranz langsung to the point.
Pelayan itu mengangguk lalu melangkah pergi.
"Dia kenal elo?" tanya Milo sambil menatap Ranz.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] FAKE BOY
Teen Fiction(COMPLETED) Tentang seorang gadis tomboy yang memulai hidup baru sebagai laki-laki