Selamat membaca para readers ku:*
***
"Mau ngomong apa?" Milo mengangkat sebelah alisnya, menunggu Martha membuka mulut.
Martha berdehem, lalu maju 2 langkah mendekati Milo. "Gw suka sama lo~ Lo mau jadi cowok gw, kan?"
"Gak."
Raut wajah Martha langsung berubah, entah kesal, kecewa, atau marah. Bukan hanya Martha, Vento, Prilly, dan Milka juga ikut syok. Milo menolaknya tanpa mempertimbangkannya.
"Gara gara Luna?!" nada bicara Martha meninggi.
"Luna kenapa?" Milo memasang watados setelah menolak Martha dengan keji.
"Gw liat dia setiap hari selalu nempelin lo. Meluk meluk elo, kayak jablay. Lo pacaran sama dia?!"
"Gak!"
"Terus, kenapa lo nolak gw?"
"Simple. Karna gw ga suka sama lo! Gw ga kenal lo! Dan lo, POSESIF." Milo menekankan kata 'Posesif', dia tersenyum miring. "Padahal bukan siapa siapa gw, tapi cemburuan sama Luna."
"Kan gw cuma nanya! Itu bukan posesif namanya."
Milo menempelkan punggung tangannya kedahi cewek itu. "Lo demam? Ngomongnya ngelantur terus."
Milo dapat melihat, pipi gadis itu memerah entah karena apa. Mungkin karena menahan amarahnya, atau malu?
Martha terdiam tapi matanya masih menatap kedua manik mata Milo. Sihir Milo memang tak tertandingi. Milo membuka pintu dan melangkah keluar dari ruangan osis itu.
"Gila, gila!" Prilly, Milka, dan Vento menghampiri Martha yang masih mematung.
"Pipi gw panass~" Martha mengibas ngibaskan tangannya didepan wajahnya.
Sedangkan Milo tertawa kecil membayangkan hal tadi, dia masuk kekelasnya yang sudah ramai lalu duduk ditempatnya. Belum 5 detik dia duduk, Luna dan Randy sudah menghampirinya.
"Ketua osis nyariin lo kenapa?" tanya Randy.
"Ketua osis, kak Martha?!" tanya Luna, mereka tampak penasaran.
"Dia nembak gw." sahut Milo santai.
"Nembak?!" seru Randy dan Luna berbarengan.
Anak anak kelas semua menoleh kearahnya.
"Siapa yang ditembak?"
"Nembak siapa?"
"Nembak apaan?"
"Milo ditembak?"
"Terus lo terima?"
Milo menatap Luna dan Randy secara bergantian. Randy berbalik menatap seisi kelas. "Udah diem! Bukan urusan lo semua!" anak anak kelas langsung tampak kecewa lalu tak lagi fokus pada mereka bertiga. Hanya Ranz yang masih menatap mereka ber 3.
"Lo terima?" bisik Randy, Luna bisa mendengarnya.
"Ya nggak lah. Gw ga kenal dia, gw juga ga suka sama dia." Milo tertawa kecil.
"Tapi dia cantik ya? Gw suka."
"Itu kan elo. Bukan gw."
"Baguslah, bebeb ga usah terima dia." ucap Luna dengan cengirannya.
"Gw nolak dia bukan karena lo, jadi tolong kadar kepedeannya diturunin sedikit."
***
How? Pendek lagi? Sorry:)
Semoga masih setia nungguin kelanjutannya:)
Masih semangat gak? Aku aja masih semangat buat nulis kelanjutannya demi kalian:)
Bagi bintangnya dong:*Stay tune buat next chapter, ya?
Baca karyaku yang lain juga:)
Salam, Slvnhng
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] FAKE BOY
Teen Fiction(COMPLETED) Tentang seorang gadis tomboy yang memulai hidup baru sebagai laki-laki