Selamat membaca para readers ku:*
***
Saat sedang makan eskrim, Milo hanya mengobrol dengan Visco. Mungkin itu sebabnya Ranz merasa jenuh dan memainkan hpnya sambil makan eskrimnya.
Ranz mengantar Visco pulang kerumahnya saat sudah sore, dan dirinya sendiri pergi kerumah Milo bersama dengan Milo karena yang sedang dia kemudikan itu adalah mobil Ranz.
"Nyokap lo nyuruh gw nginep disini." ucap Ranz lalu menghempaskan tubuhnya keatas sofa ruang tamu.
"Mau ngapain?" Milo meminum segelas air putih.
"Katanya buat jagain lo."
"Gw ga perlu dijaga."
"Ga tau. Gw disuruh."
"Lo tidur dikamar nyokap bokap gw. Bye!!" Milo meletakkan gelasnya keatas meja makan lalu hendak pergi namun Ranz langsung mencekal tangannya.
"Apaan lagi?"
"Lo udah suka sama gw atau belum?"
Milo menggeleng, dia tidak mengerti dengan pertanyaan Ranz.
"Yaudah, besok gw tanya lagi." Ranz mengangguk pasrah. "Jangan lupa mandi, abis itu kita makan malam. Sebelum itu, lo ga boleh tidur."
"Iya!" sahut Milo pasrah lalu dia melangkah masuk kekamarnya. Merenungi maksud pertanyaan Ranz tadi.
Suka?
Milo bangkit dan segera mandi lalu memakai kaos oblong berwarna biru dan celana jeans berwarna abu abu. Dia turun kelantai 1 menemui Ranz yang sedang duduk ganteng disofa depan televisi.
"Mau delivery atau masak sendiri? Lo bisa masak?" tanya Ranz namun matanya masih fokus pada hpnya.
"Lo nanya sama hp atau sama gw?" Milo balik bertanya.
Ranz menoleh sebentar. "Sama lo."
"Kalo nanya sama gw, liat ke gw. Bukan hp."
Ranz menaruh hpnya diatas meja, lalu menatap Milo lekat lekat. "Delivery atau masak sendiri? Lo bisa masak ga?"
Milo menggeleng. "Ga." sahutnya santai.
"Cewek apaan lo, ga bisa masak? Seriusan?"
"Lagian siapa yang mau terlahir jadi cewek."
Ranz bangkit dari sofa dan mengusap puncak kepala Milo. "Mau makan apa, sayang?"
Sayang?
Sepertinya, Milo hampir muntah. "Jangan panggil gw pake sebutan menjijikan itu. Tapi gw lagi mau pizza cheese."
Ranz tersenyum miring lalu mengambil telepon rumah dan mulai memesan. Sedangkan Milo duduk disofa depan televisi dan menonton, kebetulan sekali salah satu chanel sedang memutar film kesukaan Milo. Friday the 13th.
Ranz baru saja selesai memesan, dia duduk disamping Milo dan menatap televisi. "Lo ngapain nonton beginian?"
"Suka suka gw dong."
Ranz mengambil remote lalu mengganti chanelnya ke chanel yang sedang memutar film barbie and the three musketeers. "Lo nonton ini aja."
"Ranz apa apaan sih? Ganti yang tadi!" Milo mau merebut remotenya kembali, namun Ranz menyembunyikannya dibalik punggung.
"Buat jadi calon istri yang baik, harus nurut sama calon suami. Udah, nonton barbie aja. Siapa tau nanti lo jadi feminim dikit."
"Mendingan lo cepetan ganti chanel sebelum itu TV gw pecahin."
"Mau chanel apa? Masak masakan?"
"Yang tadi!"
Ranz menggeleng. "Kalo itu ga boleh. Nurut dong!"
"Yaudah gw nonton live diwebsite aja." Milo mengeluarkan hpnya namun langsung dirampas oleh Ranz, dia menyembunyikan hp Milo dipunggungnya. Dan tiba tiba remote dan hpnya hilang. Mungkin dia selipkan di CD nya.
"Hp gw!" pekik Milo, dia melototi Ranz.
Ranz menatap tajam. "Ga boleh nonton yang begituan. Kan Friday The 13th ada adegan 'anuan'." Ranz menggeleng.
"Ish! Kalo ditv pasti dicut. O'on!"
Baru saja Ranz mau mengelak namun niatnya batal karena seseorang memencet bel. Ranz membuka pintu, ternyata adalah orang yang mengantar large box pizza. Setelah bayar, Ranz langsung menutup pintu dan menaruh box pizza itu dimeja kaca, dihadapan sofa.
Milo membuang muka. "Ga laper!"
"Seriusan?"
"Balikin hp gw." suara Milo melembut.
"Viona...Nurut sama calon suami." Ranz tersenyum jail.
"Mending gw balik kevilla." Milo bangkit namun Ranz menarik tangannya.
Gadis tomboy itu terjatuh kembali kesofa dan posisinya menimpa Ranz. Ranz hanya terdiam dan mereka saling menatap. Punggung Ranz terasa sakit karena dia menyelipkan hp dan remote itu disekitaran gespernya.
Milo langsung bangkit dan mengubah posisinya menjadi duduk, dia menghela nafas lalu menghebuskannya. Ranz juga ikut duduk, mengambil remote dan hp yang dia sembunyikan. "Jangan pergi dong~~" suara menjijikan itu milik Ranz.
Milo menatap sekilas lalu memutar bola mata malas. Dia menaruh box pizza itu keatas pangkuannya lalu membuka box itu. Pizza bundar yang sudah dipotong dengan keju mozzarella sebagai topingnya, Milo menatap Pizza itu.
Tapi sungguh, nafsu makannya hilang seketika. Apalagi membayangkan kejadian tadi, saat dimana wajahnya dan wajah Ranz hanya berjarak beberapa inchi, untungnya bibir mereka tidak sampai saling menyatu.
"Jadi, lo mau makan atau nggak?"
Milo menggeleng pelan. Matanya masih menatap pizza itu, berusaha agar nafsu makannya kembali, namun tidak berhasil.
"Lo kenapa? Ini hp lo gw balikin deh. Tapi makan ya? Gw ga bisa makan sendirian." Ranz menyodorkan hp Milo.
Milo menatap hpnya yang ada ditangan Ranz. Dia mengambil hp itu lalu dia taruh diatas meja kaca. "Yaudah. Tapi tolong ambilin minum ya." nada Milo tiba tiba jadi lembut, selembut sutra.
"Minumnya mau minum apa?"
"Lo mau apa? Kayaknya dikulkas ada sprite, fanta, sama coca cola. Ada susu kotak rasa coklat, vanilla sama stroberry. Terus juga ada jus kotak rasa mangga, apel, jeruk sama anggur. Ambil aja, terserah lo. Jangan lupa tuang ke gelas."
"Banyak banget? Lo ngoleksi minuman? Gila. Hampir seisi kulkas semuanya cemilan sama minuman berasa semua." ucap Ranz saat melihat isi kulkas besar didapur rumah Milo.
"Iya. Biasanya gw yang beli, buat nemenin bergadang sama nonton tv."
Ranz mengambil sekotak jus anggur dan 2 gelas kosong yang langsung dia letakkan diatas meja. Mereka makan bersama sambil menonton tv, bukan acara Friday The 13th. Melainkan Deep Rising.
Sepertinya, Ranz mulai jatuh cinta. Atau mungkin, dia memang sudah jatuh cinta.
***
How? Ga seru? Sorry:)
Semoga masih setia nungguin kelanjutannya:)
Masih semangat gak? Aku aja masih semangat buat nulis kelanjutannya demi kalian:)
Bagi bintangnya dong:*Stay tune buat next chapter, ya?
Baca karyaku yang lain juga:)
Salam, Slvnhng
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] FAKE BOY
Teen Fiction(COMPLETED) Tentang seorang gadis tomboy yang memulai hidup baru sebagai laki-laki