56 (END)

21.4K 993 51
                                        

Selamat membaca para readers ku:*

***

Lino, Diko, Ranz dan Visco membawa Milo kerumah sakit jiwa. Gadis itu ditaruh disebuah ruangan kosong bernuansa putih cerah. Diruangan itu, hanya ada kasur tempat tidur Milo.

Begitu tiba dirumah sakit, Milo disuntik obat penenang dan dibiarkan tidur sendirian diruangan itu.

Tidak ada yang boleh menemui gadis itu, keluarganya sekalipun. Mau tidak mau, Diko, Lino, Visco dan Ranz pergi.

Selagi pihak rumah sakit melakukan evaluasi pada Milo, tidak ada yang boleh menemui gadis tomboy itu.

Mina dan Riya hanya menangis sejadi jadinya. Bahkan pihak sekolah sudah mengetahuinya namun hal itu dirahasiakan dari murid murid sekolahannya.

Hanya pihak keluarga dan pihak sekolah yang tau. Sejak itu, Ranz dan Visco selalu berangkat sekolah dan pulang bersama.

Randy dan Luna juga bertanya tentang keberadaan Milo, namun Ranz dan Visco merahasiakannya.

***

2 Tahun Kemudian.

Milo duduk dikasurnya, menatap langit langit kamar yang sudah dia tempati selama 2 tahun. Tempat membosankan itu mulai memuakkan.

Seorang suster laki laki masuk kedalam kamar Milo, sambil membawa nampan besi. "Nona Viona, saatnya minum obat."

Suster itu menaruh nampan besi itu diatas kasur Milo.

"Antidepresan atau Lithium?" Milo mengangkat sebelah alisnya.

"Kali ini hanya antidepresan. Karena keadaan anda sudah jauh lebih baik, anda tidak akan meminum Lithium lagi."

Milo memegang rambut abu abunya yang sedikit memanjang.

"Kalau anda butuh teman mengobrol, anda bisa bicara dengan saya."

"Apa, rambut ku memanjang?"

Suster itu menggeleng. "Kenapa anda berdandan seperti laki laki? Seharusnya anda membiarkan rambut anda memanjang. Rambut itu adalah mahkota perempuan."

"Saya tidak merasa perempuan."

"Anda pernah cerita bahwa anda begini karena adik anda kan? Justru adik anda akan lebih senang kalau anda tampak sedikit feminim. Mungkin anda bisa sedikit belajar, perlahan lahan pasti bisa."

"Kapan saya bisa bertemu keluarga saya? Saya mau keluar."

"Kalau anda benar ingin keluar, anda harus pulih sepenuhnya. Anda mau minum obatnya?"

Milo mengambil pil itu lalu memasukkannya kedalam mulut dan meminum segelas air yang dibawakan suster itu.

Milo memberikan nampan itu pada suster itu.

"Boleh tau, nama anda?"

"Nama saya, Alan."

"Bisa kamu panggil aku dengan namaku saja. Dan bicara dengan bahasa yang tidak terlalu formal, aku tidak nyaman?"

"Maksud anda?"

"Mungkin dengan aku-kamu. Atau gw-lo."

Alan tersenyum lalu mengangguk dan pergi sambil membawa nampan besi itu.

Milo penasaran bagaimana penampilan teman temannya. Ranz, Visco, Randy, Luna, Mina, Diko, Lino dan Riya. Sekaligus gadis kecil yang biasa selalu memberikan Milo minuman saat dikantin, saat Milo tidak membeli minuman. Juga gadis kecil yang sempat meminta ID LINE Milo namun Milo menyuruhnya untuk tumbuh lebih tinggi dulu.

[✔] FAKE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang