Selamat membaca para readers ku:*
***
Visco sangat terkejut karena Milo membawanya kedufan. "Mau ngapain disini?" tanya Visco, dia tidak mengerti kenapa Milo membawanya kesini.
"Main. Lo suka kesini kan?" Milo tersenyum lebar.
"Lo tau dari mana gw suka kesini?"
"Anak bandel kayak lo, udah ketebak!" Milo menggantung helmnya dimotornya lalu turun dari motornya diikuti oleh Visco.
Dufan yang mereka kunjungi lumayan ramai dan padat pengunjung. "Hari ini, gw yang bayar. Full!"
"Serius??" Visco tersenyum lebar sambil menatap Milo. Milo mengangguk yakin.
Hari itu mereka habiskan dengan bermain ontang anting, halilintar, kicir kicir, tornado, bianglala, kora kora dan rajawali. Disaat itu Milo menyadari, Visco tampak trauma dengan rumah kaca. Tempat dimana dia terakhir kali menatap wajah kakaknya, Viona.
Saat ditanya kenapa Visco tidak ingin kerumah kaca, dia hanya menjawab 'Selalu ada kenangan buruk kalau gw masuk kedalam sana'.
Setelah bermain, mereka makan chicken wings lalu menongkrong sampai malam distarbucks, mengobrol, curhat, dan membicarakan games, buku, perempuan, dan lainnya. Visco hampir sama dengan Milo.
Tidak pernah jatuh cinta, tidak pernah memandang siapapun. Cukup dengan PC didepan mata, novel disamping kiri, cemilan dan minuman disebelah kanan, mereka berdua sudah betah.
Bahkan Milo mengorbankan waktu untuk clubnya demi Visco. Dia jauh lebih bahagia saat melihat Visco bahagia daripada bermalam diclub, melihat perempuan berpakaian minim, mendengar music sambil minum absinthe.
Saking serunya, mereka tidak peduli dengan tatapan heran dari orang orang yang jelas menunjukkan keheranan mereka. Mana mungkin ada anak remaja yang memakai seragam sekolah sampai larut malam begini?
Persetan dengan mereka semua. Milo tidak peduli jika keringat membasahi tubuhnya, walau bau badannya sudah tercium, itu semua tertutup oleh pesona wajahnya yang bisa dibilang GANTENG MAKSIMAL.
Teriakan gadis gadis yang terpana dengan wajah Visco dan Milo pun tak bisa dihindari lagi. Bahkan ada yang meminta untuk bergabung satu meja dengan mereka berdua. Namun semuanya Milo tolak. Dia ingin berdua, dengan adik kesayangannya.
Hanya BERDUA.
Bahkan mereka tidak bosan setelah duduk hampir 4 jam distarbucks, sambil menikmati kopi mereka yang begitu habis langsung mereka pesan lagi.
Menemani cerita yang terus keluar dari mulut Milo dan Visco, Milo semakin yakin bahwa adiknya sama sekali tidak berubah. Milo menjadi lebih dekat dengan Visco. Milo jadi semakin takut jika Visco membencinya.
Bisakah hanya dia saja yang tau, bahwa Visco adalah adiknya. Bolehkah dia menutup mulut selamanya agar bisa terus dekat dengan Visco. Rasanya, dia tidak ingin bicara jujur pada Visco bahwa dirinya adalah Viona. Jika hal itu hanya akan membuat Visco membenci dirinya, walau belum tentu.
Malam ini hanya diiringi tawa bahagia oleh mereka berdua, saling bertukar cerita, dan masih banyak lagi. Visco juga banyak bercerita tentang kakaknya, Viona. Yang tak lain adalah Milo yang sedang duduk bersamanya.
Visco tampak sangat memuja sosok 'Viona' yang feminim, lemah lembut, baik, dan pengertian. Bukan Viona 2018 yang suka menonjok orang sembarangan, berpakaian seperti laki laki, benci hal yang menyangkut perempuan, walau masih baik dan pengertian.
Sifat Feminim itu memang tidak pernah ada sejak awal, karena Viona kecil hanya memaksakan dirinya untuk terlihat feminim didepan adik kesayangannya.
Sejak kecil, Viona benci gaun dan rok, benci pink, barbie, dan makeup. Tapi demi adik kesayangannya, dia berusaha terlihat girly walau tidak memakai rok, setidaknya dia memakai baju perempuan.
Sekarang, jangankan rok, baju perempuan saja tidak ada satupun yang menghiasi lemari pakaiannya.
Dia berusaha tidak menonjok dan bertengkar sembarangan. Karena perempuan feminim mana yang bersifat layaknya preman pasar? Namun sejak Visco hilang, Viona menyesal. Harusnya dia tidak menghindari pertengkaran dan menonjok siapapun yang mengganggunya. Dengan begitu, dia akan bisa menjaga adik kecilnya.
Mungkin karena itu, Viona kecil ikut taekwondo, silat, kungfu, dan wingchun sekaligus. Pulang sekolah, latihan taekwondo 2 jam, silat 2 jam, kungfu 4 jam, wingchun 3 jam dengan guru private. Dan pulang kerumah saat sudah jam 11 malam. Setiap hari selalu begitu.
Karena dengan kuat, dia bisa menjaga orang yang dia sayangi dan dia cintai. Sampai sampai dia lupa, kalau dia perempuan, bukan laki laki.
***
How? Ga seru? Sorry:)
Semoga masih setia nungguin kelanjutannya:)
Masih semangat gak? Aku aja masih semangat buat nulis kelanjutannya demi kalian:)
Bagi bintangnya dong:*Stay tune buat next chapter, ya?
Baca karyaku yang lain juga:)
Salam, Slvnhng
![](https://img.wattpad.com/cover/154326673-288-k889870.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] FAKE BOY
Novela Juvenil(COMPLETED) Tentang seorang gadis tomboy yang memulai hidup baru sebagai laki-laki