15

20.6K 1.5K 51
                                    

Selamat membaca para readers ku:*

***

Ranz melangkah keluar area sekolah, dia menatap Luna yang bergelayut manja dilengan Milo. Milo tampak risih akan hal itu.

Ranz menaiki motornya, saat dia menyalakan mesin motornya, Milo dan Luna menoleh kearahnya namun Ranz pura pura tidak tau.

Hp Ranz bergetar, sms dari Riya, mamanya.

Mama : Cepetan pulang. Ada yang mau mama sama papa bicarain kekamu.

Ranz berdehem lalu memasukkan hpnya kedalam saku dan melajukan motornya, pergi meninggalkan Luna dan Milo.

Milo menaiki motornya dan pergi, meninggalkan Luna yang memanyunkan bibirnya dan masih mematung disana.

Ranz memarkir motornya didepan rumahnya. Dia melepaskan sepatu sekolahnya lalu meletakkan sepatunya dirak sepatu lalu dia melangkah masuk kerumahnya.

Riya dan Diko sudah duduk manis diruang tamu, tengah menunggunya pulang sekolah. "Hai~" sapa Ranz lalu langsung duduk disofa yang berhadapan dengan Riya dan Diko.

"Kamu telat 12 detik." ucap Riya dengan tatapan mematikan.

"Maaf." Ranz menunduk.

"Malam nanti kamu ikut papa sama mama kerumah calon istri kamu."

"Calon istri dari mana?!"

"Papa udah jodohin kamu sama anak temen papa. Anaknya cantik, manis, ceria, feminim dan perfect buat kamu. Kamu diam! Papa lagi bicara!" Diko seakan tau bahwa Ranz baru saja ingin memotong pembicaraannya, Ranz diam. "Ga ada penolakan." Diko menjulurkan lidahnya, mengejek Ranz yang nampak geram. Andai Diko bukan ayahnya, dia akan membuat lebam baru diwajah mulus Diko.

Riya tertawa kecil. "Mama udah siapin jas kamu. Kamu pake buat nanti malem. Pokoknya ga boleh cemberut. Kamu pasti suka sama anak itu. Lagian malam ini cuma acara makan malam doang."

Ranz memanyunkan bibirnya lalu bangkit dan melangkah pergi kekamarnya sambil sesekali menghentakkan kakinya untuk menunjukkan kekesalannya.

Riya dan Diko malah tertawa terbahak bahak. "Kamu setrika mukanya Ranz, ya? Mukanya rata banget! Kayak baju yang abis disetrika!!" seru Diko lalu tertawa terbahak bahak.

"Dia emang begitu. Mukanya datar banget!!" Riya ikut tertawa.

***

Ranz menatap jas yang terkulai diatas kasurnya. Ranz meraih jas itu. "Mama apa apaan sih?!" Laki laki itu menaruh jas itu kedalam lemarinya. Dia membersihkan diri dan mengganti bajunya. "Masa, gw dijodohin sama Luna??" Ranz memasang wajah sok sedih seakan dia ingin menangis.

"Anak alay, centil, genit, dan menjijikan kayak dia malah dibilang perfect?! Dari lupang pantatnya kuda kali ya?!" Ranz menghempaskan tubuhnya keatas kasurnya, dia menjambak rambutnya, frustasi.

Tiba tiba saja Riya membuka pintu kamar Ranz dan langsung melangkah masuk. Ranz menoleh, menatap Riya dengan tatapan sendu. Laki laki itu mulai mengerucutkan bibirnya seolah meminta belas kasihan.

"Bibir kamu kenapa?" tanya Riya, dia duduk ditepi kasur sambil menatap aneh putranya.

"Mama...Jangan ya? Aku kan masih sekolah~~" nada bicara Ranz mendadak jadi sok imut.

"Kan udah papa bilang, ga ada penolakan."

"Ga mau! Ga mau!!"

"Mau! Harus mau!"

"Mama jahat~~" nada sok imut itu terdengar lagi.

"Mana jas kamu?"

"Dilemari. Ga usah pake jas segala. Telanjang dada sambil make boxer juga gapapa kali." kali ini nada Ranz berubah menjadi ketus.

"Enak aja! Pokoknya harus nurut atau motor kamu mama jual nanti. Kalau perlu motor kamu mama bakar aja sekalian!" Riya melangkah keluar dari kamar Ranz.

Ranz mengepalkan tangannya, memukul kasur yang sama sekali tidak bersalah padanya. Mengoceh dan curhat seakan kasur bisa mendengar keluh kesah hatinya.

***

How? Pendek lagi? Sorry:)
Semoga masih setia nungguin kelanjutannya:)
Masih semangat gak? Aku aja masih semangat buat nulis kelanjutannya demi kalian:)
Bagi bintangnya dong:*

Stay tune buat next chapter, ya?
Baca karyaku yang lain juga:)
Salam, Slvnhng

[✔] FAKE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang