38

15.6K 1K 13
                                        

Selamat membaca para readers ku:*

***

"Hah?" tanya Lino, dia menatap Milo dengan tatapan penuh pertanyaan.

"Aku ga mau dijodohin sama Ranz. Bisa dibatalin aja?" Milo mengulang pertanyaannya.

"Kenapa?" Mina mengusap punggung Milo.

"Jangan bilang kamu mau nikah sama cewek?!" tebak Lino.

"Ya nggak lah! Gila aja? Aku cuma ga suka sama Ranz..."

"Sayangnya ga bisa. Udah ditentuin, setelah kamu lulus, setelah malam promnight, besoknya kamu langsung nikah, ga pake tunangan." sahut Mina.

"Ranz nerima gitu? Setuju??"

"Dia ga ngomong apapun."

"Aku keluar sebentar." Milo bangkit lalu keluar dari ruangan itu. Dia pergi kelantai 1 dan duduk diruang tamu, sesekali menatap tajam kearah 2 satpam yang tadi menjegatnya diambang pintu.

Dia menimang nimang hpnya, menunggu balasan DM dari Ranz. Tapi justru Ranz malah menelponnya. Tentu saja, Milo langsung mengangkatnya dan berlari kelift, menekan tombol secara acak agar dia bisa bicara tenang dengan Ranz saat dilift sendirian.

"Apaan?" tanya Ranz diseberang sana.

"Heh? Kok lo ga protes kenyokap lo?!"

"Soal?"

"Soal perjodohan sialan itu."

"Ga berani."

Milo berdecih. "Muka papan kayu triplek kayak lo, ternyata takut sama nyokap lo?"

"Intinya, lagian itu masih lama."

"Masih lama apanya? Sialan lo!"

"Lo tadi kenapa ga sekolah?"

"Ada kerjaan!"

"Apaan?"

Milo terkikik, "Buat apa lo nanya nanya?"

"Jangan bilang soal Visco?" tebak Ranz.

Milo berdehem lalu tersenyum. "Pinter juga lo! Pokoknya, lo harus nolak, inget?!"

"Lagian gw juga ga mau sama lo! Gw ngerasa homo, anjir."

"Bacot!" Milo menutup teleponnya lalu tertawa kecil, dia menekan tombol lantai 1 untuk kembali kelantai 1.

"Siang, mas..." sapa Tiger yang hanya dibalas senyuman oleh Milo, dia melangkah keluar dan berhenti diambang pintu, menatap 2 satpam yang berdiri membelakanginya.

Dengan sengaja, Milo menginjak kaki salah satu satpam itu hingga satpam itu memegang kakinya sambil meringis kesakitan. Milo menaiki motornya, menatap sebentar satpam yang tengah menunduk itu lalu dia segera beranjak pergi.

Baru sampai dirumah, Milo sudah harus mengangkat telepon dari salah satu asisten yang menjaga rumah Alexi.

"Halo?"

"Halo, mas Milo?"

"Hm~ Kenapa?"

"Lapor, mas! Visco barusan keluar rumah."

"Alexi?"

"Alexi tidak berani keluar."

"Visco kemana?"

"Ga tau."

"Ikuti dia." Milo menutup teleponnya, mengirim DM ke Visco.

Milorealino : Lo lagi dimana?

Milorealino : Lo ngapain, Vis?

Viscoviona : Gw mau kerumah lo, boleh kan?

Milorealino : Lo tau alamat rumah gw?

Viscoviona : Kan udah lo kasih kemaren:v

"Mampus, mampus!" Milo berlari masuk kerumahnya, menyembunyikan foto keluarganya. Bahkan foto dirinya saat masih kecil.

Dia menyembunyikan segalanya dikamar Mina dan Lino. Lalu duduk manis disofa ruang tamu, menunngu Visco.

"Eh, mas?" sapa mbak Ina.

"Oh, hai."

"Ada perlu, mas?"

Milo menggeleng. "Ada tamu yang mau dateng, jadi saya nungguin. Kamu kalau ga ada kerjaan, istirahat aja."

Mbak Ina menangguk lalu pergi. Dan tibalah, Visco. Dia memencet bel berkali kali sampai Milo menghilangkan kegugupannya lalu membukakan pintu.

Milo mempersilahkan Visco duduk diruang tamu lalu dia menyajikan segelas jus mangga dan bermacam macam cemilan.

"Tumben kesini, kenapa?" tanya Milo sambil meletakkan cookies coklatnya keatas meja dihadapan sofa yang mereka duduki.

"Gapapa. Bokap gw hari ini aneh banget." sahut Visco sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Aneh gimana?" Milo bersender dikepala sofa, menahan senyumannya yang hampir saja merekah.

"Aneh aja. Jadi kebanyakan bengong, udah gitu dia jadi gampang kaget."

"Mungkin karena kecapekkan kerja."

"Tadi gw juga sempet ngeliat orang didepan rumah gw, tapi tiba tiba ilang."

Milo tersenyum tipis, dia memang menyuruh asistennya untuk bersembunyi dari pandangan Visco agar anak itu tidak curiga.

"Lo mau jalan ga? Buat nenangin diri?" Milo mengangkat kedua alisnya seraya tersenyum penuh harapan.

"Kemana?"

"Kemall yuk? Keliling keliling?"

Visco mengangguk pelan. Milo bangkit lalu merapihkan bajunya lalu pergi kebagasi, mengambil mobil miliknya yang dia dapat dari hadiah Mina.

Mereka berangkat dengan mobil itu. Berangkat kemall besar dan berkeliling keliling. Mampir ketoko sepatu, baju, tas dan macam macam. Seperti sedang kencan.

Mereka mampir ketoko perhiasan, membeli kalung couple untuk saudara. Visco memakai yang berwarna abu abu, sedangkan Milo memakai yang warna putih.

Kalung yang tidak akan Milo lepaskan, selamanya.

***

How? Ga seru? Sorry:)
Semoga masih setia nungguin kelanjutannya:)
Masih semangat gak? Aku aja masih semangat buat nulis kelanjutannya demi kalian:)
Bagi bintangnya dong:*

Stay tune buat next chapter, ya?
Baca karyaku yang lain juga:)
Salam, Slvnhng

(MILO REALINO)

(MILO REALINO)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BYE-BYE!!

[✔] FAKE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang