19

19.2K 1.4K 12
                                        

Selamat membaca para readers ku:*

***

"Argh! Ga bisa tidur!!" Milo mengubah posisinya menjadi tidur lalu mengusap wajahnya dengan kasar.

Ranz mengerjap kaget lalu menatap Milo. Laki laki itu masih sibuk mencari jas sialannya yang entah melayang kemana.

"Lo berisik, jancok!" Milo membuka jendela kamarnya, dia duduk diatas atap rumahnya sambil menatap langit malam, dia berbaring.

Saat kesepian atau sedih, Milo akan selalu berbaring dan menyendiri diatap, melihat bintang yang menghiasi langit membuatnya merasa seolah bintang itu menemaninya.

Milo mengambil hpnya yang ada disaku celananya. Dia memainkan hpnya, membuka galeri dan menatap lekat lekat foto seseorang yang kini dia lihat.

Foto seorang laki laki, yang pernah ada dikehidupannya lalu pergi begitu saja. Milo tidak ingin menangis, tapi dia seolah harus menangis setiap kali melihat foto itu.

Ah, lagipula laki laki mana yang akan menangis dengan mudah? Perlu diingatkan lagi kalau nama asli Milo adalah Viona dan dia adalah perempuan yang berdandan dan bergaya layaknya laki laki.

"Visco...." lirih Milo, dia merindukan laki laki yang bernama Visco itu.

Milo memejamkan matanya, membiarkan setitik air mata jatuh membasahi pipinya. 'Visco' nama orang yang dia rindukan akhir akhir ini.

Besok, hari spesial...Milo tidak boleh menangis, dia harus bahagia. Karena itu, sekarang dia menumpahkan segala kesedihannya malam ini.

Jam masih menunjukkan pukul 11, Milo masih bisa menangis sebelum jam 12 malam. Konyol....

"Visco, kamu...kakak kangen kamu...." dia menangis lagi. "Maafin kakak yang dulu lemah dan ga bisa jagain kamu" Milo menangis semakin deras, dia membekap mulutnya agar suara tangisnya tidak terdengar. "Kakak udah berubah, demi kamu. Kakak harap dengan begini, kakak bisa jagain kamu...Visco, kamu janji ga akan tinggalin kakak, kan?"

Milo menangis deras malam ini, dia melihat pantulan dirinya lewat layar hpnya, matanya lebam walau dia sudah berhenti menangis.

Dia menyalakan layar hpnya, 13 menit lagi sudah tengah malam. Dia bangkit, mengantongi hpnya kesaku lalu kembali masuk kekamar lewat jendela.

"Lo abis dari mana?" tanya Ranz begitu melihat Milo kembali lewat jendela.

"Bukan urusan lo!"

"Lo abis nangis?" Ranz melangkah mendekati Milo.

"Dibilang bukan urusan lo! Tidur sana!"

"Mata lo bengkak~"

"Lo mau tidur disofa atau dikasur."

"...." Ranz diam.

"Oke, lo tidur dikasur. Gw keluar!" Milo keluar dari kamar itu. Mina dan Lino sudah tidur. Riya dan Diko juga sudah pulang.

Milo melangkah kedapur, mengambil segelas air putih lalu meminumnya sampai habis. Dia berbaring disofa depan televisi. Menatap layar televisi yang datar dan berwarna hitam

Milo dapat melihat pantulan dirinya dilayar televisi karena lampu disana masih menyala terang. Dia menatap keranjang buah yang dipenuhi buah buahan diatas meja kaca didepan sofa tempatnya berbaring.

Dia menutup matanya, mencoba tidur dengan tenang.

***

Ranz menemukan jasnya yang ternyata terlempar kebawah kasur. Dia menggantung jasnya lalu berbaring diatas kasur. Dia menatap 2 selimut yang saling menyatu dibawah kakinya. Selimut yang seharusnya dipakai Milo a.k.a Viona.

Ranz bangkit, mengambil selimut itu dan turun kelantai 1 mencari cari Milo. Dia menemukan Milo tertidur diatas sofa didepan televisi. Ranz menyelimuti gadis tomboy itu lalu mematikan lampu disana.

Dia melangkah kembali kekamar, dia harap dia tidak merasa bersalah telah membuat gadis itu tidur disofa.

***

How? Are you excited for the next chapter?
Gimana? Seru? Atau malah ngebosenin? Maaf kalo gitu:(
Votenya boleh kali:)
Ranz minta bintangnya dong...:*

Hehe, makasih readers ku yang baik hati:)
Stay tune buat next chapter, ya?
Love you guys!!
Baca karyaku yang lain sambil menunggu:)

[✔] FAKE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang