29

15.7K 1.2K 18
                                    

Selamat membaca para readers ku:*

***

"Lagian, dia yang mulai duluan. Jelas jelas gw yang ngambil buku itu duluan!" laki laki bernama Visco itu membela dirinya.

Lidah Milo kelu, dia seperti orang bisu yang tidak bisa bicara. Tatapannya hanya menatap Visco, apa benar laki laki dihadapannya itu adalah adiknya. Atau hanya nama mereka yang sama?

Milo kembali terbayang adik laki lakinya, Visco Alfaro. "Lo ngapain liat gw kayak gitu?" tanya Visco lagi.

Jantung Milo benar benar berdegup kencang, bukan jatuh cinta. Dia hanya ingin tau, yang dihadapannya itu Visco adiknya atau hanya nama mereka yang sama.

"Itu, bukunya buat lo aja." ucap Milo lalu dia berlari keluar rental novel dan menaiki motornya. Tangannya benar benar gemetar.

"Itu kenapa?" tanya Visco, dia masih memegang buku novelnya.

"Ga tau." sahut Dexter. Dia juga bingung.

Visco membayar novelnya lalu keluar dari rental, dia menatap Milo yang sedang duduk melamun diatas motornya.

"Lo kenapa?" tanya Visco, dia sedang berdiri disamping Milo dan membuyarkan lamunan Milo.

"G-gapapa." sahutnya gugup.

"Kok, lo kayak cewek?" Visco mengernyit heran.

"M-maksud lo apa?" Milo menatap Visco.

"Cewek kalo ditanya, pasti jawabnya gapapa. Gapapanya cewek itu artinya dia kenapa napa. Tapi kan, lo cowok."

"Emangnya cuma cewek doang yang boleh bilang 'Gapapa'?"

"Ngomong ngomong, makasih buat bukunya." Visco terkekeh. "Sekarang lo mau kemana?"

"Ga tau. Gw lagi mau ketempat yang sepi."

"Lagi sedih? Gw tau tempat yang sepi, buat ngurangin rasa sedih." Visco menatap Milo dengan tatapan yang aneh. "Mau ikut?"

"Kemana?"

"Udah, ikut aja. Gw juga bawa motor, lo ikutin dari belakang." Visco melangkah pergi, dia menaiki motor ninjanya yang berwarna biru lalu mendahului Milo sedangkan Milo mengikutinya dari belakang.

Visco menghentikan motornya disebuah tempat yang sepi. Dihiasi bunga bunga daisy dan juga ada lampu taman disekelilingnya. Bangku kayu berwarna putih, dengan air mancur didepan bangku itu.

Milo memarkir motornya disamping motor Visco dan mengikuti Visco. Anak laki laki itu berbaring diatas rumput, Milo duduk disampingnya.

"Nama panjang lo, siapa?" tanya Milo, dia tidak berani menatap Visco.

"Ada apa lo nanya begitu?" Visco balik bertanya sambil memejamkan matanya, menikmati udara malam itu.

"Gapapa. Pengen tau aja."

"Visco Alfaro."

Milo terdiam lagi, adiknya. "Visco Alfaro...?" lirihnya, dia menghembuskan nafas lega.

Dia ingin sekali memeluk adiknya tapi dia takut. Takut adiknya akan malah dan menyalahkan dirinya karena membiarkan dirinya tersiksa selama 11 tahun lamanya.

Tangannya gemetar dan terasa kesemutan, Milo merindukan adiknya. Dan adik kesayangannya itu sedang berbaring disampingnya, tapi Milo malah takut.

"Lo sering kesini?" tanya Milo pelan.

Visco mengangguk lalu membuka matanya. "Gw tinggal sama bokap tiri gw. Walaupun dia tajir, gw ga bahagia. Lo tau, gw kangen banget keluarga gw." Milo bisa melihat bahwa mata Visco berkaca kaca. "Kata bokap tiri gw, dia nemuin gw. Keluarga gw kecelakaan mobil, mereka meninggal dan cuma gw yang selamat. Sejak kecil, gw diasuh dia." jelas Visco.

Visco menghela nafas berat. "Gw punya kakak perempuan. Namanya, Viona. Kakak kesayangan gw, yang sejak kecil selalu ngasih gw segalanya, bahkan ngalah demi gw. Dia ga pernah sekalipun bentak bentak gw. Gw masih ga percaya, kalau dia udah pergi. Karena kak Viona pernah janji sama gw, dia ga akan ninggalin gw sendirian." Air mata Visco benar benar menetes, membasahi sudut mata laki laki itu.

Hati Milo sesak. Sesak sekali mendengar pengakuan adiknya. Siapa? Siapa bajingan yang mengatakan kalau dirinya sudah meninggal?

"Gw benci banget sama dia. Dia ga nepatin janjinya. Ninggalin gw sendirian, papa sama mama juga pergi. Gw bener bener sendirian."

"Dia ga ninggalin lo." lirih Milo, dadanya benar benar sesak. Ingin rasanya dia menangis dan berteriak bahwa dirinya adalah Viona, tapi dia tidak berani.

Viona adalah perempuan sedangkan penampilannya yang sekarang sama sekali tidak mirip perempuan.

"Dari mana lo tau kalau dia ga ninggalin gw? Padahal yang gw inget, gw lagi main sama dia. Bahagia banget. Waktu itu gw sama dia lagi liburan panjang. Kita main, dirumah kaca. Tapi entah kenapa, gw ngerasa tiba tiba ge ketiduran dan pas bangun, gw udah dirumah bokap tiri gw. Dia bilang, dia nemuin gw dijalanan, karena kecelakaan mobil." Visco tertawa miris. "Dia ga pinter bohong."

"Maksud lo?"

"Dia bilang keluarga gw kecelakaan mobil dan cuma gw yang selamat? Terus kenapa gw ga luka sama sekali? Gw itu kayak anak yang lupa ingatan saat itu. Bener bener ga ada luka. Dikepala, kaki, tangan, bener bener bersih. Emangnya ada yang abis kecelakaan mobil tapi ga luka sedangkan keluarganya yang lain malah meninggal?" Visco tersenyum miris. "Dia baik. Baik banget. Segalanya yang gw perlu, dia penuhin. Tapi cuma 1 yang ga bisa dia penuhin. Kebahagiaan, karena kebahagiaan gw cuma 1, makan sama keluarga gw. Maksud gw, keluarga kandung." Visco terkekeh pelan.

Milo menyeka air mata dari sudut matanya, dia tidak boleh terlihat menangis. "Kakak lo itu, kayak gimana? Kalau seandainya dia masih hidup, gimana?"

"Kak Viona itu kakak terbaik. Kalau boleh jujur, gw lebih sayang sama dia daripada sama nyokap bokap kandung gw. Karena dia juga sayang gw, gw yakin." Visco tersenyum. "Kalau dia masih hidup. Gw pengen dia meluk gw, dan janji ga akan pernah ninggalin gw lagi. Andai dia tau rasanya hidup kesepian selama puluhan tahun. Kangen sama dia setiap saat. Kira kira, wajah dia sekarang gimana ya? Apa dia beneran masih hidup? Menurut lo gimana?"

Lagi lagi, tangan Milo gemetar. "Ga tau." sahut Milo, dia memalingkan wajahnya, dia menahan tangisnya sendiri.

Milo ingin memeluk adik kecilnya, dan menepati janjinya untuk tidak pernah meninggalkan Visco sendirian.

***

How? Ga seru? Sorry:)
Semoga masih setia nungguin kelanjutannya:)
Masih semangat gak? Aku aja masih semangat buat nulis kelanjutannya demi kalian:)
Bagi bintangnya dong:*

Stay tune buat next chapter, ya?
Baca karyaku yang lain juga:)
Salam, Slvnhng

[✔] FAKE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang