27

16.5K 1.2K 19
                                    

Selamat membaca para readers ku:*

***

Randy, Milo dan Luna sama sama duduk dibangku bar.

"Tumben malem ini bawa cewek?" tanya Bartender itu.

"Iya. Dia mau ikut." sahut Randy santai.

"Pacar?"

"Bukan. Cuma temen."

"Malem ini minum apa nih?"

"Ehm~~ Minta Spirytus Vodka, 2 gelas aja."

"Lo serius mau minum itu?" Bartender itu nampak ragu sekaligus tidak percaya. Masalahnya minuman itu adalah minum yang mengandung kadar alkohol paling tinggi.

"Iya. Mau cobain doang, makanya ga berani minta satu botol." kali ini Milo yang menyahut. Sedangkan Luna hanya menikmati musik yang menggema ditelinga semua orang.

Bartender itu meletakkan 2 gelas kecil dimeja bar dihadapan Milo dan Randy. Bartender itu menuangkan Spirytus Vodka kedalam 2 gelas itu.

Cairan itu berwarna bening seperti air putih. "Kok kayak air?" tanya Milo, dia menatap isi gelas itu.

"Coba cium baunya." ucap Bartender itu.

Milo mencium sedikit bau minuman itu. Baunya terlalu pekat.

Milo dan Randy bersulang dan dalam sekali teguk, mereka berdua menghabiskan minuman itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Milo dan Randy bersulang dan dalam sekali teguk, mereka berdua menghabiskan minuman itu. Luna tercengang dibuatnya, sedangkan Bartender itu kurang yakin bahwa Milo si raja Bir tidak akan mabuk malam ini.

Milo dan Randy batuk batuk, mereka meletakkan gelasnya keatas meja bar. "Kok panas??" tanya Milo disela sela batuknya.

"Fuck!!" umpat Randy, dia memejamkan matanya sambil memegang pelipisnya.

Milo menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Minuman itu memang berkadar alkohol sangat tinggi. Mereka berdua merasa pusing, dan ini pertama kalinya bagi Milo. Milo mengeluarkan dompetnya lalu memberikan 3 helai lembaran merah ke Bartender itu, dia memasukkan kembali dompetnya kedalam saku celananya lalu dia memijat pelipisnya.

Rasa pusingnya sudah mulai hilang. Berbeda dengan Randy yang gampang mabuk, bahkan sedari tadi laki laki itu tidak berhenti mengumpat dan mengoceh tidak jelas. Luna mengusap ngusap punggung Milo. Gadis itu tidak memperhatikan Randy sama sekali.

"Randy, kayaknya mabok deh." ucap Bartender itu, Milo dan Luna menoleh kearah Randy yang sedang menenggelamkan wajahnya ke meja bar. Milo memijat pelipisnya, dia merasa pusing lagi.

"Pusing lagi??" tanya Luna, dia tampak panik lalu menatap Randy dan Milo secara bergantian.

"Mereka kenapa?" tanya seseorang, Luna menoleh kearah suara itu.

"Ranz??"

"Dia kenapa?"

"Mabok."

"Lo anterin Randy pulang. Dia bawa mobil kan?"

Luna mengangguk. "Terus ayang beb gw gimana?"

"Lebay banget sih! Gw yang nganter dia, gw tau rumahnya. Udah sana pergi!"

Luna memapah Randy keluar dari club sedangkan Ranz memapah Milo masuk kemobil Ranz. Untungnya Milo tidak bawa mobil karena dia dijemput Randy sebelum Randy menjemput Luna.

Ranz mematikan radio mobilnya, menatap Milo yang duduk disampingnya. Milo, anak itu sedang memijat pelipisnya sambil memejamkan matanya.

Ternyata gini rasanya mabok?

Milo menghembuskan nafas kasar, Ranz menoleh sekilas. "Tumben mabok. Minum apa lo?"

"Spirytus Vodka."

"Lo gila? Itu 96%, lo minum? Lo tau gak, cewek itu minimal minum yang kadar alkoholnya 70%."

"Absinthe 74, lo mau apa?"

"Sadar, Na. Lo cewek, bukan cowok."

Milo diam, daripada dia terus terusan adu bacot dengan Ranz dan membuat kepalanya tambah sakit. "Tadi siang, lo nyari Visco kemana?" tanya Ranz, dia melirik kearah Milo sekilas.

"Ga kemana mana."

"Sorry buat yang ditoilet tadi siang."

Milo membuka matanya, menatap Ranz dengan heran. "Lo bilang apa tadi? Sorry? Lo kerasukan jin apa sampe bilang SORRY?" Milo menekankan kata 'Sorry'.

Ranz berdecih, Milo memejamkan matanya lagi dan memijat pelipisnya lagi. Ranz menambah kecepatan mobilnya dan berhenti dirumah Milo. Lampu rumahnya masih menyala, pasti Mina dan Lino belum tidur.

Ranz memapah Milo, dia memencet bel hingga Mina yang membukakan pintu. Milo langsung menjatuhkan dirinya keatas sofa.

"Milo kenapa?" tanya Mina, terlihat bahwa dia sangat khawatir.

"Lagi mabok tan, abis dari club." sahut Ranz.

"Makasih udah anterin Mil-- Maksud tante, Viona."

"Sama sama tante, aku pulang dulu, tan." Ranz pamit lalu dia pulang.

Milo berbaring diatas sofa, dia masih memijat pelipisnya. Mina berdiri, menatapnya lekat lekat. "Papa udah ngutus orang buat cari keberadaannya Visco. Kamu ga usah khawatir, Viona."

"Kalian masih inget Visco?" Milo membuka matanya, bangkit dengan segenap kekuatannya lalu pergi kekamarnya. Meninggalkan Mina yang terlihat menyesal, bagaimana bisa dia lupa pada putranya sendiri.

Milo menghempaskan tubuhnya keatas kasur, dia mengambil sebotol air mineral dari atas nakas lalu meminumnya sampai habis. Dia tidak sampai 10 menit diclub itu, tapi langsung pusing. Untungnya dia tidak parah.

Pusingnya sudah hilang perlahan, pandangannya yang awalnya kabur sudah semakin jelas.

***

How? Pendek lagi? Sorry:)
Semoga masih setia nungguin kelanjutannya:)
Masih semangat gak? Aku aja masih semangat buat nulis kelanjutannya demi kalian:)
Bagi bintangnya dong:*

Stay tune buat next chapter, ya?
Baca karyaku yang lain juga:)
Salam, Slvnhng

[✔] FAKE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang