10

23.1K 1.8K 37
                                    

Selamat membaca para readers ku:*


***

Malam ini sesuai janji, Milo berpakaian rapih dengan kaos oblong berwarna hitam, jaket tebal berwarna hitam yang bertuliskan adidas, celana jeans ketat berwarna hitam dan sepatu sneakers berwarna putih hitam. Dia mengendarai mobil Mercy putihnya menuju club paling ternama ditempat tinggalnya.

Milo memarkirkan mobilnya dilahan parkir club, setelah diperiksa oleh penjaga dan diijinkan masuk, Milo duduk dibangku bar bersama Randy yang sejak tadi sudah sampai duluan.

Tampaknya Randy baru saja menghabiskan segelas vodka, dia menatap Milo yang kini duduk disampingnya. "Lama banget lo." protesnya setengah berteriak karena suara musik yang terlalu keras.

Milo tak menanggapinya, dia justru memanggil bartender yang tampak sedang memainkan hpnya. "Mas, bir bintang 1 botol. Minta gelasnya, 1."

Bartender itu memberikan apa yang Milo pinta, Milo langsung membayar miliknya sekaligus Randy lalu bartender itu kembali duduk dan memainkan hpnya ditengah keramaian.

Milo menuangkan birnya kedalam gelasnya lalu dia minum perlahan. Dia meminta tolong Randy untuk memotretnya. "Pasti buat dipost diinstagram." tebak Randy.

Milo mengangguk lalu melihat hasil potretan Randy. "Pinter juga lo. Nanti gw tag elo, siapa tau followers lo ikut naik." Milo terkekeh.

Milorealino

Milorealino

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5,634 suka

Milorealino Beer:*

Muat komentar lainnya

enovp_ Enak banget maennya keclub

ismma18 Bir apaan? Martini?

Lunaapriany Ish, ga ajak! Ini club mana??

tiffany48  Mabok bang

Vika10_ Kuat minum berapa gelas lo?

Randyyy Beneran ditag. Makasih dah! Buat yang nanya kuat berapa gelas, dia minum sebotol. Ngapa lu?

intan20 Anjas, 1 botol beneran ga tuh?

"Lo kuat minum?" tanya Randy, dia menatap Milo yang benar benar sudah menghabiskan sebotol bir hanya dalam kurun waktu 3 menit. Milo bahkan tidak terlihat mabuk atau pusing. Dia terlihat biasa saja, bahkan jarinya tengah menari dilayar hpnya.

Milo mengangguk pada Randy sebagai jawaban. Dia memang sudah biasa nongkorong dan meminum diclub. Bahkan dia pernah menghabiskan 10 botol Bir tanpa mabuk. Dia juga pernah menghabiskan 2 botol absinthe yang kadar alkoholnya sangat tinggi tapi dia tidak mabuk.

Dia memang kuat minum dan tidak pernah terlihat mabuk. Beda dengan Randy yang kepalanya sudah sedikit berkunang kunang ditambah lagi dengan suara musik yang seperti menggema digendang telinganya.

"Gimana, Followers lo nambah gak?" tanya Milo sambil menyalakan batangan rokok yang sudah menempel dibibirnya.

"Lumayan...Pada nge DM gw nanyain club mana, terus ada yang nanyain tanggal lahir lo..." sahut Randy sambil sesekali menggulir layar hpnya.

Milo terkekeh. "Kalau yang begitu jangan dibales. Entar mereka dateng terus gangguin kita."

"Lo punya cewek ga?"

Milo menggeleng santai.

"Kan lo ganteng, masa ga punya pacar sih?"

"Lo juga ga jelek. Emang lo punya cewek."

Randy menggeleng sambil tertawa. "Ngapain punya cewek tapi pas jomblo aja udah bahagia? Bagi gw cewek cuma pengganggu, suka ngatur ngatur. Ga boleh keclub lah, ga boleh ngerokok dan macem macem. Ngerasa kayak nyokap gw padahal kalo gw putusin, they're done."

Baru saja Milo menghabiskan bir digelasnya, seseorang menepuk pundaknya. Milo dan Randy menoleh kepada seorang perempuan berpakaian sexy dan makeup yang lumayan tebal.

"Hai ganteng, mau nari bareng aku gak?" tawar gadis itu dengan suara centil.

"Gak!" ketus Milo.

Randy tersenyum miring. "Tahan iman, jangan sampe kelepasan."

Wanita itu mencibikkan bibirnya lalu melangkah pergi.

"Cewek disini rata rata pada agresif semua." ucap Randy lalu ikut menghisap rokoknya yang sudah menempel dibibir.

Milo mematikan puntung rokoknya diasbak yang tersedia dimeja bar. "Namanya juga cewek bandel diclub. Rata rata emang begitu...Biarin aja..."

"Gw dulu juga sering kesini sebelum kenal sama lo. Gw pernah ketemu sama Ranz disini, dan lo tau apa yang gw liat? Gw ngeliat ada 1 cewek yang ngebuka resleting celananya Ranz terus tuh cewek langsung ditonjok sama dia. Dia mukul orang emang ga pandang bulu. Cewek aja disikat, ampe lebam." Randy tertawa setelah bercerita.

Milo tentu saja lumayan kaget. Ranz mampu menonjok seorang wanita? Tapi itu wajar saja baginya, lagipula wanita itu yang mulai duluan. Siapa yang tidak marah jika ada seseorang membuka resleting celana mu?

"Terus, akhirnya gimana?"

"Akhirnya tuh cewek teriak teriak ngomelin Ranz. Tapi Ranz keras kepala, dia bilang itu cewek mulai duluan, dan otomatis pada belain Ranz karena dia ganteng. Itu cewek diusir dari club ini, ga pernah keliatan lagi. Semenjak hari itu juga Ranz ga pernah dateng lagi."

"Trauma dia.."

"Lagian itu cewek agresif banget. Baru kenal udah main nyosor nyosor aja, ditempat rame lagi. Kalau mau maen itu mah dikamar yang enak. Ini disosor dilantai dansa, parah gak?" Randy tertawa terpingkal pingkal.

Tiba tiba saja Milo membayangkan wajah kesal Ranz saat itu. Dia pasti kesal setengah mati diperlakukan begitu. Jangankan Ranz, jika seseorang berbuat hal yang sama padanya, mungkin Milo juga akan menonjok siapapun yang melakukan hal itu padanya, cewek sekalipun.

***

How? Lebih panjang dari biasanya, kan?:)
Semoga masih setia nungguin kelanjutannya:)
Masih semangat gak? Aku aja masih semangat buat nulis kelanjutannya demi kalian:)
Bagi bintangnya dong:*

Stay tune buat next chapter, ya?
Baca karyaku yang lain juga:)
Salam, Slvnhng


[✔] FAKE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang