Semuanya ada di sana, semua orang-orang yang selalu ada buat Eunseo di masa-masa kelam hidupnya, yang bikin dia semangat dan terus ngelanjutin hidupnya. Barisan para cowok pada tampil macho dengan setelan jas masing-masing, sedangkan cewek-cewek yang merupakan bride's maid itu tampil anggun dengan gaun cantik yang warnanya senada sama punya Eunseo. Dia bahagia hari ini, karena mereka.
Eunseo natap ayahnya yang sekarang keliatan rela gak rela ngelepasin anaknya buat orang lain. But sadly, he has to.
Keduanya berjalan ngelewatin karpet merah menuju ke altar, dimana ada Yugyeom yang udah dandan cakep parah nungguin di depan sana. Mungkin kalo Eunseo sama Yugyeom masih pacaran dan sayang satu sama lain, ini bakal jadi hari paling bahagia mereka, tapi nyatanya hari ini adalah hari tersedih buat mereka. Karena mereka harus ngelepasin masa muda mereka hari ini.
Upacara pernikahan dimulai tepat saat tangan Eunseo berpindah ke tangan Yugyeom dari ayahnya. Semuanya berjalan lancar, sedikit improvisasi buat bagian ciumannya karena Yugyeom lebih milih buat nyium Eunseo di dahi.
Para tamu undangan yang jumlahnya beberapa tapi gak bisa dibilang sedikit itu tepuk tangan, ikhlas gak ikhlas. But mereka tetep berdoa buat kebaikan keduanya di masa depan.
Eunseo sama Yugyeom turun dari altar buat nemuin para tamu undangan. Terutama Eunseo yang mau nemuin para sahabatnya.
"EUNSEOOO !!! HUHU GUE TERHARU MASA !!" ya siapa lagi yang kerjaannya teriak-teriak bahkan di acara kayak begini kalo bukan Kim Dahyun seorang.
"Berisik ! Selamat, ya, Seo ! Selamat menempuh kehidupan yang sebenarnya." kata Rena yang langsung dikasih sentilan di dahi sama Eunbi.
"Emang lo kira Eunseo selama ini hidup main-main apa ?" Eunseo aja gak protes, tapi Eunbi yang udah nyolot duluan.
"Aku cuma bisa berdoa kamu selalu bahagia, Seo."
Emang cuma Suji yang kadar kenormalannya masih tinggi, yang lain udah pada anjlok semua. Eunseo meluk Suji erat, dia bakal kangen banget sama temen sebangkunya itu for sure.
"Sini sini, gue tau lo pada pengen banget gue peluk." kata Eunseo sambil berusaha nahan air matanya yang udah di pelupuk mata.
"Narsis amat sih lo, najis." meskipun ngomong begitu tapi Rena tetep meluk Eunseo.
Begitu juga sama Eunbi plus Dahyun yang langsung ikutan meluk Eunseo juga. Perasaan mereka sekarang campur aduk, antara sedih seneng terharu ah pokoknya kayak gado-gado lah.
"Jangan nangis, bego. Make up lo pada luntur entar." Dahyun emang ngomong gitu, tapi dia sendiri yang nangis paling banter di antara semuanya.
Dan karena saling ngeliat muka nangis satu sama lain mereka jadi ketawa sendiri. Cowok-cowok yang stand by di belakang mereka cuma diem aja. Gak ngerti tuh mereka kenapa pada nangis terus ketawa ngakak.
"Tisu dong tisu." kata Eunbi minta tisu ke siapapun yang mendengarkan, tapi tentu aja Moonbin sebagai cowok yang pengertian langsung ngambilin satu bungkus tisu dari dalem tas ceweknya.
Eunbi ceritanya bagi-bagi tisu gaes.
"Baru tau muka nangis lo jelek banget, Bi."
Untung Eunbi sabar, kalo nggak udah dia ketekin noh si Rena.
"Kayak muka lo nggak aja, bangsul." bales Eunbi.
"Seo." sebenernya yang dipanggil Yugyeom cuma Eunseo doang, tapi yang lain refleks jadi ikutan noleh.
Cowok itu nunjuk bapak-bapak yang lagi nenteng kamera ditangannya. Foto time.
"Make up gue masih bagus kan ?" tanya Eunseo ke yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] Change - 98Line
FanfictionSekumpulan anak muda kelahiran tahun '98 dengan ceritanya masing-masing. -98Line ©Hime