Part 4 : Temanku

20.5K 520 33
                                    

Minggu pagi, sekitar pukul 06.15 WIB, ponselku berdering. Suara ring tone-nya yang keras membangunkan aku dari tiduran ayam selepas ibadah sholat subuh tadi. Saat aku melongok ke layar HP ada sebuah nama temanku, Roni sedang memanggil. Tanpa ragu, aku pun mengangkat panggilannya tersebut.

''Hallo!'' sapaku.

''Hai, Ben ... Car Free Day , yuk!'' sahut temanku lewat jaringan ponselnya.

''Hmmm ... malas ah! Gue masih ngantuk, nih!'' balasku.

''Ayolah Ben, gue pengen olah raga nih, sambil cuci mata. Please, lo temani gue, ya!'' ujar temanku itu merengek.

''No!''

''Entar gue traktir, deh!''

''No!'' suaraku naik beberapa oktaf.

''Okay!'' timpal temanku dengan nada lesu kemudian dia mematikan sambuangan teleponnya.

Tut ... tut ...

Huft ... mengganggu saja! Aku merebahkan tubuhku kembali di atas kasur, lalu aku berusaha memejamkan kelopak mataku dan berharap aku bisa tertidur lagi. Namun baru beberapa saat aku terlelap. Tubuhku mendadak tersentak ketika kuping ini mendengar suara pintu kamarku terketuk dari luar.

''Tok ... Tok ... Tok!''

''Ah ... siapa lagi, sih!'' gerutuku dalam hati.

''Tok ... Tok ... Tok!'' Pintu kamarku terketuk lagi.

''Iya, sebentar!'' ujarku sembari bangkit dari tempat pembaringan dan beranjak ke depan pintu, lalu aku membukanya perlahan. Klik! Pintu terbuka dan aku melihat wajah sumringah Roni yang sudah lengkap dengan pakaian olahraganya. Kaos ketat lengan pendek, celana panjang training dan sepatu skate.

 Kaos ketat lengan pendek, celana panjang training dan sepatu skate

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Roni

''Pagi, Beno,'' ujar Roni manja sembari mengerlingkan mata dengan gaya genitnya.

''Anying! Lo sudah nyampe di sini aja!'' timpalku sambil memukul bahu gempalnya.

''Hahaha ... kenapa lo kaget, ya?'' Roni tertawa ngakak.

''Berarti lo tadi nelpon gue udah gak jauh ya, dari sini?''

''Yoi, Choyy!''

''Suee!''

''Gue tahu lo gak bakal mau kalo diajak gue jalan lewat handphone, makanya gue samperin lo langsung!''

''Hmmm ...'' Aku bersingut kesal.

''Hahaha ...'' Roni hanya tertawa mengejek.

''Udah, mendingan lo ganti baju terus kita jalan bareng. Work out, Bro! Biar perut lo agak langsingan dikit!'' lanjut Roni sembari mencolek perutku yang memang agak buncit.

''Oke deh, gue nyerah sama lo. Tapi sekarang lo keluar dulu gih, gue mau ganti celana!''

''Ya elah, sama-sama cowok aja lo pakai malu-malu segala,'' kata Roni dengan pandangan skiptis ke arahku.

''Iya, 'kan gue tidak tahu lo cowok normal atau bukan,'' balasku.

''Anjriit ... gue masih normal Choyy! Masih doyan melky!'' seru Roni menimpali seraya membusungkan dada bidangnya.

''Hehehe ...'' Aku jadi nyengir.

''Udah, buruan ganti celananya, tenang aja gue gak bakalan ngaceng lihat perkakas lo!''

''Sorry, Bro! Ini kamar gue jadi lo kudu patuhi perintah gue!'' kataku sambil mendorong tubuh Roni keluar dari kamarku.

''Well ... well ... gue tunggu lo di luar, gak pakai lama!'' kata Roni.

''Iya!'' jawabku.

Kemudian aku menutup pintunya rapat-rapat. Aku tidak mau Roni melihatku saat aku sedang bugil. Walaupun dia mengaku cowok normal, tapi aku masih meragukan dengan kenormalannya, karena sejauh ini yang aku tahu dia masih jomlo dan belum pernah memiliki seorang pacar perempuan. Jadi aku harus waspada, hehehe ....

Sejurus kemudian, aku pun sudah selesai mengganti celana tidur dengan celana training-ku dan aku siap untuk berolahraga.

Dan tepat pukul 06.30 WIB, aku dan Roni berjingkat pergi ke kawasan Monas dan sekitarnya. Kami melakukan jogging dan aktivitas olahraga lainnya bersama dengan orang-orang yang hadir di sepanjang jalan Thamrin dan Sudirman, Jakarta Pusat untuk memeriahkan kegiatan hari tanpa kendaraan yang kita kenal dengan Car Free Day itu.

Setetes Madu Pria (SMP Babak 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang