Part 31 : Bilas

10.9K 313 36
                                    


Air pancuran itu menyembur membasahi kepala, leher, lengan, punggung dan semua anggota badanku. Rasanya lebih hangat daripada air yang berada di kolam. Aku menikmati setiap guyuran air hangat ini menyentuh permukaan tubuhku. Cipratannya yang lembut seperti tenaga terapis memijit-mijit organ tubuh.

''Kau sangat menikmati mandi bilasmu, Ben!'' kata Pria.

''Iya, airnya terasa hangat. Sangat nyaman sekali membelai badanku,'' sahutku.

Pria berjalan menghampiri aku, matanya yang tajam itu menyapu seluruh tubuhku yang sedang bertelanjang dada dengan tatapan cabul, ''kau sangat seksi sekali, Ben! Aku suka!'' ujarnya menggoda.

Aku hanya tersenyum malu-malu mendapat pujiannya.

''Apa aku boleh membantu menyabuni tubuhmu?'' kata Pria merayu.

Aku tidak langsung menjawab, mataku melirik ke segala penjuru memastikan tidak ada orang yang sedang memperhatikan kami. Kebetulan masih sepi, cuma ada aku dan Pria saja. Setelah merasa aman aku baru membuka mulut.

''Jika kau tidak keberatan, silahkan, Pria!'' ujarku.

''Dengan senang hati!'' sambut Pria dengan wajah berseri-seri. Kemudian tanpa ragu dia mengambil botol sabun cair dan mengoleskannya ke punggungku. Lalu dengan sangat telaten dan lembut, Pria meratakan sabun itu ke seluruh bagian belakang tubuhku hingga berbusa-busa.

''Punggungmu cukup lebar, Ben. Seperti sandaran becak, pasti sangat nyaman buat menyandarkan kepala!''

Aku cukup tersenyum simpul.

''Rasanya juga tebal dan empuk seperti bantal busa, mmm ... jadi kepengen boboan di punggungmu!'' kata Pria sambil mengusap-usap lembut punggungku, aku jadi tertawa.

Lalu, tanpa komando Pria melingkarkan tangannya di perutku. Tubuhnya merapat ke tubuhku dan menyandarkan kepalanya di punggungku. Aku agak tersentak kaget sih, tapi aku tidak bisa melarangnya.

Untuk beberapa saat lamanya Pria memelukku dari belakang sambil menikmati guyuran air pancuran yang deras bagai rinai air hujan. Setelah merasa puas bermanja-manja dengan punggungku, Pria membalikkan tubuhku, lalu dia mulai menyabuni leher dan dadaku.

''Dadamu lumayan bidang, cukup berisi, Ben ...'' ucap Pria sembari mengelus-elus dada dan putingku. Aku cuma bisa melepas senyuman tersipu.

''Tapi sayang, perutmu agak gendut, Ben!'' kata Pria, ''bukan sixpack tapi onepack!'' imbuhnya.

''Hehehe ...'' Aku cuma tertawa saja.

''Wow ... putingnya melinting, kemerahan sangat kenyotanable!'' kata Pria sambil memainkan lidahnya dengan gaya mesum.

''Hahaha ... apa itu kenyotanable?'' tanyaku.

''Enak dikenyot dan tebel!'' jawab Pria lugas.

''Hahaha ... '' Sumpah, aku jadi ngakak, ''ada-ada aja istilahmu, Pria!'' lanjutku.

''Kau mau coba?''

''Coba apa?''

''Dikenyot!'' bisik Pria di kupingku.

''Hahaha ...'' Aku jadi tak kuasa menahan tawa lagi.

Lalu tanpa menunggu persetujuan dariku, Pria segera mengendus dadaku dan menempelkan bibirnya tepat di atas putingku, selanjutnya dia menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati bagian paling sensitif di area dada itu. Ough ... aku jadi bergidik manja, manakala lidah basah Pria itu meliuk-liuk menyapu permukaan puting ini dengan sapuan menggelitik seolah mengalirkan impuls kenikmatan aneh yang tak bisa ku jelaskan dengan kata-kata. Geli, tapi enak!

 Geli, tapi enak!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''Kenapa, Ben. Kok kamu jadi menggelinjang?'' ujar Pria.

''Hehehe ... geli, Pria!''

''Geli ... atau ... enak?'' kata Pria sambil meremas gundukan di area celanaku.

''Hehehe ...'' Aku Cuma bisa nyengir.

''Kamu suka?'' tanya Pria masih mengelus-elus manja dedek kecilku yang sudah mulai terbangun.

''Entahlah ... '' jawabku.

Pria melempar satu senyuman nakal yang menggoda, senyuman genit yang biasa para penjaja cinta lakukan.

''Jika kamu merasa tidak nyaman bilang saja, Ben. Aku tidak mau membuatmu jadi tidak merasa nyaman ...'' Pria menjauhkan tubuh dan tangannya dari tubuhku.

''Eh ... Pria. Aku ... ak-aku ... suka, hehehe ...'' Aku mendadak gugup dan salah tingkah. Aku meraih tangan Pria dan menuntunnya ke dadaku lagi.

''Ada orang masuk, Ben!'' kata Pria pelan sambil melepaskan genggaman tanganku dan buru-buru menjaga jarak denganku. Dia berpura-pura mandi di pancuran yang ada di sebelahku.

Memang benar kata Pria, tak seberapa lama dia ngomong ada beberapa orang yang masuk ke dalam tempat bilas ini dan mandi di ruang yang sama dengan kami. Aku dan Pria hanya bisa saling berpandangan dari jarak yang agak jauh. Kami mandi sendiri-sendiri di depan pancuran masing-masing.

Karena tempat bilas ini jadi semakin ramai, aku dan Pria tidak bisa melanjutkan aksi kemesraan lagi. Kami hanya melakukan mandi biasa seperti orang lain lakukan.

Usai mandi bilas, aku dan Pria bergabung kembali dengan rombongan untuk makan siang berjamaah. Kami memakan bersama-sama, saling berbagi dan bertukar dengan bekal yang kami bawa. Alhamdulillah yah, sebuah kenikmatan tersendiri, bila kita makan bareng-bareng di tempat umum begini. Rasa tali persaudaraan dan keakrabannya begitu kental. Dan inilah salah satu tujuan dari kegiatan ini, selain mencintai alam juga mempererat hubungan tali silaturahmi antar anggota club.

Acara makan-makan sudah kelar, dan kini saatnya kami berkemas untuk pulang. Bye-bye monyet, bye-bye Curug Nangka! Next time datang lagi deh ... dan membuat kenangan yang lebih menarik lagi. See you!

Setetes Madu Pria (SMP Babak 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang