Part 28 : Rasa

12.6K 326 32
                                    

Aku memasuki kamar tidurku. Saat itu aku mendapati Roni terduduk di tepi kasur. Matanya menatap lurus ke arahku, namun bibirnya terkatup. Dia mematung seperti alien yang sedang mengumpulkan nyawanya.

 Dia mematung seperti alien yang sedang mengumpulkan nyawanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''Ron ... lo udah bangun?'' ucapku bertanya.

''Mmm ... '' Roni hanya berguman. Aku tidak memperhatikan dia lagi, aku segera berjingkat ke atas kasur dan menikmati hangatnya dekapan bantal guling.

''Ben, apa rencana lo hari ini?'' ujar Roni ketika aku mulai memejamkan mataku, aku jadi membuka mataku lagi.

''Gue mau ke Bogor, ntar jam 9-an!'' sahutku.

''Ke Bogor? Bareng siapa?'' tanya Roni terdengar agak heran.

''Bareng temen-temen Club Backpacker gue,'' jawabku sambil menggeliat mencengkram bantal dan bersiap-siap untuk tidur kembali.

''Oooh ...'' timpal Roni singkat.

''Iya, lo mau ikut, Ndot?''

''Kagak, gue takut ntar malah ganggu lo ...''

''Tumben lo takut, biasanya lo suka gangguin gue.''

''Oke, mulai sekarang gue gak akan gangguin lo lagi, Ben ...''

''Alhamdulillah ...''

''Iya, semoga lo lebih seneng tanpa gangguan dari gue.''

''Syukurlah kalau begitu.''

''Hehehe ... '' Roni tertawa tapi nada tertawanya terdengar agak berbeda dari biasanya, walaupun demikian aku tidak terlalu mengacuhkannya karena mataku sudah kelewat ngantuk dan ingin segera tertidur.

''Ben ...'' Roni mengusap bahuku.

''Mmmm ...'' jawabku males-malesan.

''Beno ... gue pamit ya, gue mau pulang!'' Roni kembali mengusap bahuku

''Hah ... sepagi ini, Ron?'' Aku langsung membuka mataku dan melirik ke arah Roni.

''Iya, gue nanti ada urusan ... gue juga udah pesan ojek online. Dia sudah menunggu gue di luar.''

''Jadi, lo kemari tidak bawa kendaraan lo sendiri, Ron?''

''Tidak ...''

''Oh gitu, ya udah hati-hati ya, Ndot!''

''Iya Ben, terima kasih sudah ngijinin gue nginep di kamar lo ...'' Roni bangkit dan berdiri.

''Kok, lo jadi formil begini, sih ...''

''Hehehe ...'' Roni nyengir.

''Gue gak perlu mengantar 'kan, Ndot!''

''Gak usah! Lo tidur aja!'' Jawab Roni yang sudah melangkah di muka pintu.

''Yo wis, suwon yo, kado-nya,''

''Iyo ...'' Roni memandangku cukup lama, tapi aku menutupi wajahku dengan batal.

''Ben ... gue cabut!'' ujar Roni setengah berteriak.

''Iya ...'' balasku pelan.

''Selamat tidur kembali, Ben!'' Roni masih berdiri di depan pintu.

''Iya ...''

''Selamat bersenang-senang!'' seru Roni lagi.

''Iya ...''

''Lo mau gak jadi pacar gue?'' ujar Roni mendadak terdengar sangat aneh.

''Hah?!'' Aku langsung menyingkirkan bantal dari wajahku dan melotot ke arah Roni.

''Hahaha ... '' Roni hanya ngakak, ''gue bercanda, Dodol!'' lanjutnya.

''Ooo ... kirain, kalau beneran gue gampar lo!'' Aku melempar sebuah bantal ke tubuh Roni.

''Habisnya lo bilangnya, iya ... iya ... mulu, sih!'' Roni menangkap bantal itu dan melempar balik ke arahku.

'''Kan gue udah ngantuk, lihat nih, mata gue udah lowbatt ... tinggal 5 persen!''

''Hahaha ... udah ah, gue permisi, Wassalamualaikum!''

''Waalaikumusalam!''

Akhirnya Roni pun pergi dari kamarku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya Roni pun pergi dari kamarku. Dan kini saatnya aku menenggelamkan diri ke dalam alam tidur yang tertunda. Aku ingin memanfaatkan sisa waktu ini buat istirahat biar nanti siang aku bisa pergi jalan-jalan ke Bogor. Aku sudah tidak sabar mau ke sana. Karena itu adalah momen pertama aku jalan bareng Pria setelah kami resmi menjadi sepasang kekasih. Ah ... terdengar agak janggal ya, masa' iya aku punya pacar lelaki? Apa aku sudah tidak waras menjadikan Pria sebagai tambatan hati. Kok rasanya aku geli sendiri. Mungkinkah aku bisa menjalin hubungan cinta semacam ini? Cinta sejenis ... cinta yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya. Cinta terlarang antara dua anak manusia yang berkelamin sama. Lucu, sih ... tapi aku ingin mencobanya. Mencoba sesuatu hal baru dalam pengekspresikan sebuah rasa. Rasa Pria, rasaku dan rasa kami berdua. I don't know, seperti apa rasa perpaduan kami, strawberry, chocolate, vanilla, atau Frapuchino?

Ah ... apa pun rasanya yang penting aku bisa menikmatinya. Seperti air mengalir, dia berjalan terus, kadang lurus, kadang belok dan kadang bergelombang hingga tiba di muara nanti.

Setetes Madu Pria (SMP Babak 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang