Part 24 : Waktu

11.1K 310 13
                                    

Jum'at, 27 Juli ....

19.22 WIB.

Aku bangun dari tempat tidur yang telah membawaku pada mimpi ganjil yang menurutku agak aneh. Bagaimana mungkin ada makhluk yang menyerupai wajah Pria yang tanpa segan menghisap dan mengulum anu-ku. Walaupun aku tahu Pria adalah seorang gay, tapi aku yakin Pria tidak akan berbuat nekat semacam itu. Dia memiliki attitude yang baik dan bisa menjaga sikapnya. Selama aku bersahabat dengan Pria, dia tidak pernah menunjukkan sisi ketidaknormalannya. Apa yang dia lakukan masih dalam batasan wajar bahkan postur tubuh dan gelagatnya juga tidak sedikit pun mencerminkan kalau dia merupakan pelaku pecinta sejenis. Dia masih seperti laki-laki lain pada umumnya. Suka berolah raga dan melakukan kegiatan ekstrem yang biasa dilakukan oleh kaum Adam.

 Suka berolah raga dan melakukan kegiatan ekstrem yang biasa dilakukan oleh kaum Adam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Roni

Aku keluar dari kamarku sejenak dan mendongak ke arah kamar Pria. Kamar bercat hijau itu masih dalam keadaan sepi dan gelap gulita, belum ada tanda-tanda kehadiran sang penghuninya. Pria belum pulang. Aku masuk kembali ke dalam kamarku.

19.29 WIB.

Aku melucuti semua pakaianku, hingga aku telanjang bulat. Aku masuk ke dalam kamar mandi lantas membersihkan diri. Bermain air, sabun dan juga teman-temannya.

19.40 WIB.

Aku mengentaskan diri dari kamar mandi. Lalu aku mengenakan pakaian alakadarnya. Kaos oblong dan celana pendek. Aku keluar dari kamarku, mata ini pun langsung melirik ke kamar sebelah. Keadaannya masih sama dengan beberapa menit yang lalu. Sunyi, gelap tak berpenghuni. Pria belum pulang. Ke mana dia pergi? Biasanya jam segini dia sudah balik dari tempat kerjanya.

20.18 WIB.

Aku masuk ke kotak kamarku. Aku menyalakan pesawat televisi dan menonton acara reality show di salah satu stasiun TV swasta nasional. Uang kaget! Program bagi-bagi uang untuk membantu keluarga yang kurang mampu dalam finansial. Cukup menghibur dan memberikan pelajaran buat diriku untuk selalu bersyukur terhadap apa yang sudah aku miliki.

21.15 WIB.

Cacing dalam perutku sudah berdemo, meminta jatah untuk dijejali makanan. Aku pun keluar dari kamar kost-ku. Sebelum pergi aku melirik ke arah kamar Pria, namun aku kecewa, karena kamar itu masih saja senyap tanpa aktivitas. Tetanggaku belum juga balik ke kandangnya. Hmmm ... aku menghela nafas, lalu melanjutkan laju gerak langkahku menuju warung tenda yang ada di pinggiran jalan. Aku membeli pecel lele serta segelas jeruk panas. Aku makan di tempat. Dan alhamdulillah, cacing dalam perutku sudah tenang kembali.

 Dan alhamdulillah, cacing dalam perutku sudah tenang kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beno

22.05 WIB.

Aku balik ke kamar kost-ku. Sebelum masuk aku menyempatkan diri untuk melirik ke kamar Pria. Lagi-lagi aku harus kecewa, karena kamarnya masih kosong. Ke manakah batang hidungnya berkelana? Mengapa di saat aku berencana untuk berdamai dengan dia, tapi dia tak kunjung tiba. Apakah aku harus menunda pengibaran bendera perdamaian di antara kami. Oh ... pria, di manakah dirimu berada. Aku menunggumu. Menunggu untuk mengucapkan kata maaf dan bersedia menjadi sahabatmu kembali.

22.49 WIB.

Aku membaringkan tubuhku di atas kasur, lalu aku meraih ponselku dan membuka semua aplikasi sosial mediaku. Facebook, Twitter, Instagram dan juga Wattpad-ku. Puas berselancar di dunia maya, aku pun bermain game-game yang ter-install di piranti pintarku ini. Karena asiknya bermain game hingga tanpa sadar aku telah menghabiskan waktu berjam-jam.

00.00 WIB.

Aku menghentikan permainan di smartphone-ku. Hari sudah tengah malam, tapi aku belum merasa mengantuk. Aku mencoba keluar dari kamarku untuk menghirup udara segar sambil mengecek kamar Pria, apakah dia sudah balik atau belum. Akan tetapi aku mendapat jawaban yang kurang memuaskan, karena kamar tetanggaku itu tetap dalam keadaan gelap dan sepi. Aku mulai cemas dan gelisah. Sebenarnya apa yang terjadi. Ke mana Pria bergentayangan, karena setahuku dia tak pernah pulang hingga selarut ini, kecuali pada saat dia mabuk dulu. Apa dia sekarang berada di suatu tempat dan sedang minum minuman keras hingga mabuk? Aduh ... Pria, mengapa kamu melakukan hal gila itu lagi, sih?

Tap ... Tap ... Tap!

Tiba-tiba, aku mendengar suara langkah kaki yang semakin lama semakin mendekat. Dan saat itu pula jantungku mendadak berdebar-debar lebih kencang. Seketika itu juga aku menjadi gugup dan bingung harus bersikap bagaimana untuk menyambut kehadiran pemilik langkah kaki yang aku yakini itu langkah Pria.

 Seketika itu juga aku menjadi gugup dan bingung harus bersikap bagaimana untuk menyambut kehadiran pemilik langkah kaki yang aku yakini itu langkah Pria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria

Dag ... dig ... dug!

Dag ... dig ... dug!

Setetes Madu Pria (SMP Babak 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang