Tubuh Pria menggeliat seperti ulat bulu, mulutnya merancau dengan desahan binal saat lingkaran cincin boolnya kubanjiri dengan air liur.
''Aaacckkkhhh ...'' erang laki-laki berbadan mulus bagai keramik ini memecah keheningan ruang kost-an, ketika bibir lincah ini mengigit gemas perineum-nya. Kedua telapak tangannya mencengkram kuat sprei kasur hingga berantakan pada saat ujung lidahku mengitari pinggiran lubang anusnya.
''Ough ah ... ah ... ah ...''
Nafas Pria mendadak berat, kembang kempis seperti sedang berpuasa, manakala jari-jariku menelusup ke dalam boolnya dan mengorek-oreknya dengan kasar hingga terasa becek dan berlendir.
''Ah ... ah ... ah ...'' desahan Pria manja mengiringi tubuhnya yang menggelinjang ke kanan dan kekiri. Matanya merem-melek auto mode on.
''Kenapa, Pria?'' bisikku di kuping Pria saat dia menggeliat seperti orang mau melahirkan.
''Geli sayang ... geli ... ough ... aaaacckkhhh!'' ujar Pria masih dengan nafas yang tersengal-sengal.
''Tapi enak 'kan, Sayang!'' Aku mengecup lembut bibir tipis Pria dan melumatnya dalam-dalam.
''Emmm .... ough .... '' gumam Pria tertahan oleh ciuman dahsyatku.
Jariku terus bergerak maju mundur menusuk-nusuk rongga anusnya yang sudah becek.
Srap ... Sruup ... Sraaapp ... Sruuuppp!
Kedat kedut, lubang Pria otomatis membuka-tutup sendiri seperti mulut bayi. Aku berusaha melonggarkan liang liwat ini agar menganga membentuk huruf O.
''Tunggu, Beib!'' Tiba-tiba Pria bangun dari tempat pembaringannya saat aku akan mulai mengarahkan kepala kontolku ke dalam lubang kenikmatannya, kemudian dia mengambil sesuatu dari kantong saku celananya, ''pakai ini!'' imbuhnya seraya menunjukan sebungkus alat kontrasepsi, lalu dengan gesit dia merobek bungkusan produk kondom tersebut menggunakan gigi taringnya.
''Safety first!'' celoteh Pria dengan senyuman yang cerah sembari menyelubungkan karet lateks itu ke batang kontolku.
''Oke, lanjutkan perjuanganmu, Beib!'' seru Pria sambil bersiap-siap ngangkang kembali menyodorkan lubang boolnya kehadapan kontolku yang sudah berdenyut-denyut naik turun.
Sejurus kemudian tanpa tedeng aling-aling lagi, aku mengarahkan kepala kontolku masuk ke area lubang yang menjanjikan kenikmatan surgawi.
Sreet ... Jleb!
Seluruh batang kontolku menancap dalam di liang yang terasa sempit itu.
''AAAACCCCKKKKHHHHHHH!''
Jeritan Pria bergaung saat rudalku dengan bringas memporak-porandakan rongga-rongga boolnya yang terasa hangat dan menjepit seluruh permukaan kulit sensitif kontolku.
''Rileks sayang ... Rileks!'' seruku menenangkan Pria yang nampak tidak nyaman dengan tusukan kontolku yang membobol gawang persenggamaannya.
''Ouh... ahhh!'' Pria hanya merintih manja.
Aku merapatkan tubuhku ke tubuh Pria dan melumat bibir bawah Pria. Saat tubuh laki-laki tampan ini mulai tenang aku menggerakan maju mundur pantatku dengan irama yang pelan agar Pria bisa menyesuaikan diri dan benar-benar siap untuk digenjot.
''Ough ... ah ... ah ...'' Pria mengerang dengan suara desahan yang menggairahkan pertanda bahwa dia sudah menikmati permainan terlarang ini. Dan saat itulah aku mempercepat ritme gerakan pantatku. Naik turun, Plak ... Plok ... Plak ... Plok ... Maju mundur iiih... iiihhh, aaahhh ... seirama dengan gerakan keluar masuknya kontolku di lubang bool Pria.
''AAAHHH ... terus sayang, terus! Hajar boolku!'' rancau Pria memberikan aku semangat untuk terus menghujamkan kontolku di liang beceknya. Tangannya sibuk mengocok kontolnya sendiri.

''Aku mau klimaks sayang, aku mau klimaks!'' seru Pria tak tahan. Mendengar ucapannya ini dengan penuh pengertian aku meraih kontolnya dan membantu mengocoknya dengan ritme yang sesuai Pria inginkan untuk mendapatkan puncak kenikmatannya.
''Ough ... enak sayang, enak!'' rancau Pria.
''Kocok kontolku, genjot boolku, ough ... ah ah ...'' Aku pun menuruti komando Pria, aku menggenjot boolnya dan mengurut kontolnya naik turun.
''Aku mau keluar! Aku mau keluar sayang, Oughhh... aaacckkkhhhhh!'' jerit Pria manja.
Lalu tak lama kemudian tubuh Pria mengejang hebat dan dari liang kontolnya keluar cairan putih.
Croott ... Crooot ... Crooot!
Pejuh Pria membanjiri perutnya dan juga tanganku.
Aku senang Pria sudah menggapai orgasmenya. Dan kini saatnya aku berjuang untuk meraih puncak kenikmatanku.
Bosan dengan gaya misionaris biasa, akhirnya aku membalikan tubuh Pria, lalu aku menatanya hingga dia menungging seperti seekor anjing. Aku menepuk pantatnya untuk merilekskan otot-otot boolnya sebelum aku menusuknya kembali.
Dan sejurus kemudian jleb! Kontolku sudah bersarang di lubangnya. Tanpa ba bi bu aku langsung menghajar bool Pria dengan gerakan goyangan memutar dan maju mundur cantik, ah ... ah ... ah ... ough ... sedaaapppp! Plok ... Plokk ... Plookk ....Plok ... bunyi deritan pertemuan dua senjata pertempuran bercinta ini menambah suasana syahdu aksi bejat dua insan manusia.
''AAAH ... AAAHHH...'' Pria hanya mendesah mengekspresikan antara rasa sakit dan nikmat setiap mendaptakan hujaman demi hujaman nakal senjata keramatku.
Aku terus menggempur bool Pria dengan penuh nafsu, tak peduli derasnya keringat mengucur di sekujur tubuhku. Aku mengobrak-abrik liang pembuangan Pria hingga aku merasakan kenikmatan puncak. Di mana saat otot-otot dalam tubuhku menegang dahsyat, dan gerakan entotanku semakin lama semakin cepat, aku juga semakin merapatkan tubuhku ke tubuh Pria dan memeluknya dengan sangat erat. Lalu ketika aku merasakan ada sebuah dorongan yang mengalir kencang dari kantong skrotumku dan naik menuju lubang kontolku saat itu aku langsung mencabut benda kejantannanku dari rongga goa basah Pria.
Lantas, dengan sigap aku melepaskan bungkus pengamanannya dan membuangnya jauh-jauh. Kemudian sambil mengocok-ngocok senjata pribadiku ini aku arahkan ke muka Pria yang telah mangap untuk menampung sperma yang akan aku semprotkan. Dan sedetik berikutnya,
Crooot ... Crooot ... Crooot!
Magma putih nan kental ini menyembur dari lubang kontolku dan menghujani muka serta mulut Pria.
''AAAAAACCCKKKHHHH ....'' erangku bersamaan dengan keluarnya air keramat suci dari alat vitalku.
Aku mencium bibir Pria dengan mesra untuk mengakhiri pergulatan cinta malam ini.
''I love you, Pria.''
''I love You, too'.''
Aku dan Pria berpelukan dalam ketelanjangan untuk menikmati sisa-sisa kegiatan keintiman.


KAMU SEDANG MEMBACA
Setetes Madu Pria (SMP Babak 1)
Historia CortaUntuk 17++ Aku yang seorang pria normal serta merta harus terjerumus dalam cinta sejenis bersama pria normal yang lainnya. Bisakah aku menghindari kenyataan ini? atau malah justru menikmatinya?