Part 27 : Nakal

16.1K 345 17
                                    

Aku dan Pria menyaksikan sisa-sisa pertunjukan terjadinya gerhana bulan di langit yang begitu menakjubkan. Ini adalah fenomena alam yang terjadi atas kuasa Tuhan dan sulit untuk dipahami oleh keterbatasan akal manusia. Sama seperti sulitnya aku memahami perasaan ganjil yang kini berkecamuk dalam batinku. Ada sebuah rasa yang tertanam di lahan hati seorang laki-laki untuk menumbuhkan benih kasih laki-laki yang lainnya. Bukankah itu aneh? Dan itu aku merasakannya.

''Dasar bodoh!'' ujar Pria sambil melirikku.

''Bodoh kenapa?'' tanyaku.

''Aku pikir aku salah masuk ke lembah dunia normalmu dan aku menyerah. Aku memilih mundur untuk berjuang. Tapi tak kusangka kau malah masuk ke ruang dunia ketidaknormalanku, Ben!'' terang Pria.

''Entahlah, aku tidak tahu, Pria.''

''Apa kau tidak menyesal?''

''Aku akan menyesal bila aku kehilangan orang yang sesungguhnya aku butuhkan.''

''Jadi kau membutuhkan aku, Beno?''

''Iya, Pria!''

''Untuk?''

''Untuk mengenal cinta sejati. Aku baru sadar, cinta sejati itu tidak sebatas antara cinta laki-laki dan perempuan, tapi ada makna lain yang jauh lebih luas penerjemahannya ... ''

''Contohnya?''

''Seperti cintamu kepada kakak tirimu. Kau rela melakukan apa saja demi orang yang kamu cintai.''

''Tidak Beno, itu sebuah kesalahan. Cinta sejati itu memang butuh pengorbanan, tapi bila melakukan tindakan bodoh itu namanya cinta konyol.''

''Terkadang kita memang pernah salah saat menambatkan cinta, tapi dari kesalahan itu kita bisa tahu bahwa ada sebuah tempat yang tepat untuk dijadikan tambatan hati.''

''Beno ... apakah aku adalah orang yang tepat untuk tambatan hatimu?''

''Iya, semoga aku tidak salah!''

''Bagaimana jika aku adalah pilihan yang salah?''

''Maka aku akan membencimu seumur hidupku!''

''Beno ... sebegitu dalamkah kau menyayangi aku?'' Pria mengangkat telapak tangannya dan mengusapkan ke permukaan pipiku.

''Iya, rasa sayangku terhadapmu melebihi dari pikiran warasku,'' timpalku.

''Beno ...'' Pria memelukku dengan sangat erat, erat sekali seolah tak ingin dilepaskan, ''aku ingin memberikan cinta terbaikku, untukmu,'' ujarnya sambil menyandarkan kepalanya di dadaku. Aku jadi menghembuskan nafas dalam-dalam dan mengusap kepalanya dengan sapuan yang hangat dan lembut.

Sikap Pria benar-benar seperti seorang bocah yang haus akan belaian kasih sayang dari kedua orang tuanya. Diam-diam dia menangis tersedu-sedu dalam pelukanku.

Aku mengantarkan Pria masuk ke kamarnya, lalu aku mendudukannya di tepi kasur. Aku mengecup keningnya dan membaringkannya perlahan-lahan. Aku mengusap-usap kepalanya hingga matanya terpejam.

''Tidurlah Pria, masih ada waktu yang cukup buat kamu istirahat!'' Sekali lagi aku mengecup kening Pria.

''Beno ... mengapa kamu begitu baik kepadaku?'' ucap Pria lembut.

''Karena kau juga baik kepadaku,'' balasku.

Pria tersenyum, senyuman nakal yang menggoda.

''Apa kau pernah melakukan hubungan intim dengan mantan kekasihmu?'' tanya Pria yang membuatku jadi kikuk untuk menjawabnya. Aku hanya menggeleng.

''Apa kau ingin mencobanya?'' tanya Pria lagi, dan pertanyaan ini membuat wajahku jadi memerah bukan karena marah, tapi karena aku malu.

''Hehehe ... pertanyaan bodoh!'' tukasku.

''Aku akan mengajarimu jika kau menginginkannya,'' Tangan Pria merangkul di leherku.

''Aku belum siap!'' Aku melepas rangkulan tangan Pria dan langsung berdiri membelakangi Pria.

''Hehehe ...'' Pria tersenyum simpul. Dia mengangkat tubuhnya dan berdiri tepat di belakangku.

''Sorry, bila aku terlalu nakal,'' ujar Pria berbisik sambil memelukku dan menyandarkan dagunya di pundakku. Aku hanya membalasnya dengan berguman, ''mmm ...''

Kemudian tanpa segan Pria menjulurkan lidahnya lantas menjilati leherku dan juga lubang kupingku. Tak hanya itu, tangannya juga liar bergerilya menjelajahi sekujur tubuhku. Awalnya mengusap dadaku, lalu mencubit pentilku dan selanjutnya mengelus-elus pusar serta perutku. Tanpa sadar tubuhku jadi merinding mendapatkan rangsangan demi rangsangan yang dilancarkan Pria.

''Pria ... apa yang kamu lakukan?'' kataku.

''Udara terlalu dingin, Ben. Aku ingin membuat perapian,'' jawab Pria sembari mencumbui cuping telinga dan tengkukku. Tubuhnya juga semakin rapat menghimpit tubuhku, hingga aku merasakan ada tonjolan hangat yang menenpel di pantatku yang bersumber dari selangkangan Pria.

''Hentikan, Pria! Please ... '' gertakku dengan suara tertahan.

''Kau tidak menginginkannya, Ben?''

''Tidak malam ini ... ''

''Baiklah ...'' Pria menghentikan aksinya. Dia melepaskan tangannya dari tubuhku. Kemudian dengan lesu dia merobohkan tubuhnya ke atas kasur dan memeluk sebuah guling.

''Beno, maafkan aku yang tidak bisa menahan diri,'' kata Pria tanpa menatapku, dia membenamkan wajahnya di balik bantal yang bersarung gambar kepala doraemon yang sedang tertawa.

''Beno, maafkan aku yang tidak bisa menahan diri,'' kata Pria tanpa menatapku, dia membenamkan wajahnya di balik bantal yang bersarung gambar kepala doraemon yang sedang tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''Pria ... '' Aku mendekati Pria dan mengusap pahanya, ''selamat tidur ya, besok aku akan mengajakmu ...'' kataku.

''Ke mana?'' tanya Pria sambil menongolkan wajahnya dari balik bantal.

''Ke Bogor, kamu mau?'' jawbaku.

''Iya ... aku mau!'' timpal Pria girang.

''Okay, kalau begitu sekarang kamu tidur, ya!'' Aku menyelimuti tubuh Pria dengan kain selimut.

Pria mengangguk dan mulai menutup matanya. Setelah yakin kalau dia akan benar-benar tidur, aku pun pergi meninggalkan dia. Namun beberapa langkah kemudian ...

''Beno!'' seru Pria menahan langkahku. Aku mendongak ke arahnya, ''aku sayang kamu!'' ujarnya lembut.

''Aku juga!'' balasku, lalu tanpa banyak kata lagi aku melanjutkan langkahku dan segera berlalu dari kamar Pria.

Huft ... dasar Pria nakal!

Setetes Madu Pria (SMP Babak 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang