Dengan perasaan hati yang berbunga-bunga, aku dan Pria tap out dari area Stasiun Bogor. Kemudian tak seberapa lama teman-teman Club Backpacker-ku datang menjemput kami. Mereka membawa aku dan Pria masuk ke basan mobil vans yang sudah tersediakan. Di dalam mobil jenis APV ini total ada 7 orang termasuk aku dan Pria. Di bagian kemudi ada Janu yang bertindak sebagai driver dan didampingi oleh Febri, pacarnya. Di bagian tengah ada Mario, Apri dan Meme. Sedangkan aku dan Pria menduduki bangku paling belakang.
Mereka berlima adalah kawan-kawanku yang kukenal di sebuah forum pecinta alam. Kami sering mengadakan kegiatan out door, entah itu touring, hiking dan lain sebagainya. Kegiatan ini rutin kami laksanakan setiap 3 bulan sekali.
Oke, seiring dengan laju kendaraan yang melintas di jalanan yang berkelok dan naik turun cantik. Sesekali kami ngobrol ngalor-ngidul membicarakan apa saja yang terlintas di benak kami. Terkadang kami juga ketawa-ketiwi manja bila ada kelakar dari kami yang lucu dan menggelitik. Kami tak segan mengumbar tawa yang lepas untuk mengisi perjalanan yang cukup menyenangkan ini.
Kami memang tanpa jaim dalam bersosialisasi. Setiap individu menyumbang porsi banyolan yang pas sehingga tercipta candaan yang humoris dan menghibur. Minimal membuat kami semua tersenyum sehingga dapat melupakan sejenak beban pikiran yang ada di kepala.
Hanya Pria yang masih nampak berhemat dalam bersuara. Mungkin karena dia belum begitu mengenal semua makhluk-makhluk di mobil ini, yang rata-rata banyak bacotnya. Laki-laki yang duduk manis di sampingku ini lebih sering diam dan pandangannya menerawang ke jendela mobil. Dia memperhatikan setiap pemandangan yang terlintas di sepanjang jalan yang kami lewati.
''Pria ... kok diam,'' tanyaku sembari menyentuh pundak Pria perlahan-lahan. Pria langsung menoreh dan melepas satu senyuman.
''Kamu sedang memikirkan apa?'' tanyaku lagi.
''Tidak, aku tidak memikirkan apa-apa!'' jawab Pria santai.
''Iya nih, Mas-nya diem aja!'' celetuk Mario turut menimpali, ''jangan diem aja Mas, ntar kesambet, lho ...'' sambung Apri yang langsung disambut tawa yang menggelegar dari semua mulut-mulut usil mereka.
''Hahaha ...''
''Enjoy aja Mas, kita semua asik kok orangnya ... walau suka nyablak dan blak-blakan tapi hati kita mah kayak seblak ... gurih-gurih nikmat!'' ujar Meme tak mau kalah.
''Hahaha ... apaan sih, lo, Me! Garing banget, deh!'' tukas Febri dari depan.
''Hei ... wilayah depan diem aja yah! Ini pembicaraan khusus wilayah middle and back! Wkwkwk ...'' timpal Meme. Yang lainnya hanya ngakak, ''Hahaha ...''
Itulah sedikit banyak keseruan kami di dalam mobil ini.
Mobil terus melaju, aku lihat Mario, Apri, dan Meme mulai terdiam, mereka tidak berkata-kata lagi mungkin mereka sudah lelah berhaha-hihi, dan sepertinya mereka mulai sibuk dengan gadget-nya masing-masing. Saat mereka hanyut ke dalam layar smartphone-nya, saat itulah Pria mendekatkan tubuhnya ke tubuhku. Tangannya juga perlahan-lahan menyentuh jemariku dan menggenggamnya dengan sangat erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setetes Madu Pria (SMP Babak 1)
Historia CortaUntuk 17++ Aku yang seorang pria normal serta merta harus terjerumus dalam cinta sejenis bersama pria normal yang lainnya. Bisakah aku menghindari kenyataan ini? atau malah justru menikmatinya?