Part 19 : Cemas

11.3K 338 4
                                    

Di depan kamar kost-ku, aku berdiri cukup lama. Aku mendongak ke kamar sebelah yang masih nampak sepi. Pria belum pulang ke kamarnya. Dan aku tidak tahu di mana dia berada sekarang. Meskipun aku gelisah, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Saat aku mencoba menghubungi nomor handphone-nya aku hanya mendapatkan jawaban dari suara operator yang mengatakan, "nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan." Aku pun mencoba mengirimkan pesan lewat WA, namun pesanku masih dipending dan hanya bertanda ceklis satu.
Aku belum pernah merasakan keresahan seperti ini terhadap teman lelaki. Dan Pria adalah teman lelaki pertama yang mampu membuat kegundahan dalam batinku. Aku sendiri merasa aneh, mengapa aku bisa merasakan hal seperti ini. Aku merasa gabut, bete, galau atau apa itu istilahnya yang jelas aku benar-benar tidak tenang sebelum mendapatkan kabar dari Pria.
Hingga sore hari aku belum mendapatkan kabar apa pun dari Pria dan ini membuatku bertambah resah dan gelisah. Pikiranku jadi bimbang dan berharap-harap cemas.

Sekitar pukul 5 sore, rasa kegelisahanku perlahan sirna ketika kuping ini mendengar suara langkah kaki yang semakin lama semakin jelas melewati kamarku dan berhenti tepat di depan kamar Pria. Dengan tergesa-gesa aku ke luar dari kamarku saat telinga ini merekam suara deritan pintu yang terbuka.

''Pria!'' Mulutku langsung terbuka lebar ketika kedua mata ini menyaksikan sosok Pria berdiri tegap di depan pintu kamarnya.

''Kau dari mana saja? Aku benar-benar mengkhawatirkanmu!'' ucapku seketika. Pria masih nampak diam dan menorehku dengan pandangan yang sedikit membingungkan.

''Apa kamu baik-baik saja?'' ujarku lagi. Kali ini Pria jadi tersenyum dan perlahan mengeluarkan suara tawa yang kecil.

''Hehehe ... sejak kapan kamu bilang kepadaku dengan sebutan kau dan aku, biasanya lo, gue ... apa kau sedang mabok, Ben?'' ucap Pria dengan senyuman simpulnya.

''Hahaha ... '' Aku jadi tertawa sambil berjalan mendekati Pria, ''aku tidak sedang mabuk Pria, aku memang sedang mengkhawatirkan kamu,'' lanjutku.

''Benarkah?''

''Iya, apakah kamu keberatan bila aku mulai menyebut dengan istilah kau dan aku ...''

''Tidak, tentu saja tidak, Ben ... aku justru senang mendengarnya!''

Aku dan Pria tersenyum kaku. Lalu untuk beberapa detik kami jadi terdiam.

''Pria ... selama ini aku berpikir bahwa aku adalah orang satu-satunya yang kurang beruntung di dunia ini. Tapi setelah mengenal dan mengetahui kehidupan kamu ternyata pikiranku selama ini salah ... Pria, aku dan kamu tidak jauh berbeda, kita memiliki nasib yang serupa ...''

''Kamu tidak perlu mengasihani aku, Ben!''

''Tidak Pria, aku hanya ingin kita saling menguatkan satu sama lain ...''

''Kita? Hehehe ... kamu saja kali bukan aku!''

''Hehehe ... '' Aku tersenyum, ''Pria, jika kamu membutuhkan aku, percayalah aku siap untuk membantumu ...'' imbuhku.

''Terima kasih, Ben ... kamu memang tetanggaku yang baik hati,'' timpal Pria.

''Tak hanya tetangga Pria, aku juga sahabatmu, jika kamu menginginkan itu.''

''Iya Ben, aku mengerti maksudmu. Dan kau tidak perlu mengkhawatirkan aku, karena aku baik-baik saja.''

''Syukurlah kalau begitu!''

''Beno ... thank you so much atas perhatianmu. Tapi maaf ya, aku mau istirahat dulu karena berpura-pura tegar ternyata melelahkan juga!''

''Iya Pria, istirahatlah!''

Pria mengusap bahuku perlahan-lahan, lalu tanpa banyak kata lagi dia segera masuk ke ruang tidurnya dan menutup rapat-rapat pintunya.

Ya Tuhan, ada apa dengan diriku ini, mengapa aku bersikap semelankolis ini. Perasaan apa yang tiba-tiba menyelimuti setiap bagian hati ini, sehingga ada debaran aneh yang serta merta menghampiri ruang kosong yang dulu disinggahi Miranda. Mungkinkah aku jatuh cinta pada Pria? Tidak, ini tidak mungkin. Aku harus bisa menepis perasaan nyeleneh semacam ini. Pria adalah laki-laki, aku juga laki-laki. Dan antara laki-laki tidak boleh ada ikatan perasaan cinta.

Aaackkhhh ... aku benar-benar tidak mengerti. Aku harus memusnahkan benih cinta ini sebelum berkembang menjadi kisah kasih sejenis yang terlarang.

Setetes Madu Pria (SMP Babak 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang