Part 7 : Mandi

21.9K 495 8
                                    

Sang Surya mulai beranjak menapaki singgasananya, aku dan Roni pun memutuskan untuk pulang setelah sebelumnya kami mampir di sebuah warung makan untuk menikmati santapan khas orang padang. Usai makan, kami berpisah dan balik ke tempat kami masing-masing.

Aku berjalan menuju ke kost-an ketika jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiriku tepat menunjuk angka 10. Langkahku kian cepat, saat sinar matahari terasa panas menyengat kulit. Udara segar pun mulai bertransformasi menjadi udara yang kurang ramah, karena adanya polutan-polutan liar yang berterbangan.

Aku menghentikan langkah kaki ini, saat aku tiba di depan pintu gerbang kost-an. Gerbang ini terbuka lebar. Ada penampakan sosok asing yang tercermin di kedua bola mataku. Seorang laki-laki muda dengan style rambut yang kekinian. Tingginya semampai, lebih tinggi dari tubuhku. Dia mengenakan pakaian casual, kaos hitam berlapis jaket kulit belang-belang, celana jeans warna biru tua dan sepatu sneakers warna putih. Laki-laki berhidung mancung dan memiliki warna kulit yang cerah ini mengenakan kaca mata hitam yang fashionable. Dia menoreh ke arahku dengan melempar satu senyuman tipis sebelum kakinya yang besar bergerak menuju ke sebuah kamar yang berada tepat di sebelah kamarku.

Laki-laki yang kuperkirakan seumuran denganku itu membuka kaca mata hitamnya, lalu dia mendongak ke arahku lagi dengan ekspresi wajah yang datar tanpa senyuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laki-laki yang kuperkirakan seumuran denganku itu membuka kaca mata hitamnya, lalu dia mendongak ke arahku lagi dengan ekspresi wajah yang datar tanpa senyuman. Dia sedikit membungkukkan badannya serta merundukkan kepalanya saat tangannya mulai membuka gagang pintu kamar. Dan sejurus kemudian, dia masuk ke kamar itu dan langsung menutup rapat-rapat pintunya.

''Siapa, ya?'' ujarku dalam hati, ''mungkin, dia penghuni baru,'' pikirku. ''Orangnya good looking, penampilannya kece, badannya keren hampir mirip seperti Roni, sebelas dua belaslah, tapi dia nampak lebih smart ...'' gerutuku masih dalam hati.

Ah ... kenapa aku jadi memikirkan dia, sih! Orang baru yang belum kuketahui dari mana asal usulnya. Apalagi dia cowok, apa menariknya? Hmmm ... mendingan aku masuk ke kamarku!

Aku pun segera membuka pintu kamar, lalu dengan gesit aku menjatuhkan tubuh ini ke atas kasur dan memeluk bantal guling. Setelah beraktivitas yang banyak menguras keringat rasanya cukup melelahkan dan bertemu dengan kasur berserta guling adalah sebuah kenyamanan yang tak terhingga. Ah ... jadi kepengen bobo. Akan tetapi, badanku terasa gerah dan lengket. Alangkah baiknya aku mandi terlebih dahulu. Oke, aku segera melepaskan pelukanku dari jeratan bantal guling dan bergegas menuju ke kamar mandi.

Aku melepaskan semua pakaianku hingga aku nampak polos tanpa selembar kain pun yang menempel di tubuh seksiku. Kemudian aku mulai mengguyur tubuh bugilku ini dengan segayung air. Gebyar-gebyur aku menikmati setiap tetes air yang menyirami bagian tubuh ini. Mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Uuuhh ... rasanya sangat menyegarkan. Aku suka kegiatan ini. Mandi adalah sebuah ritual erotisme yang tak hanya membersihkan diri dari kotoran yang menempel di tubuh, tapi juga waktu yang tepat untuk memanjakan serta memuaskan diri. Terutama bagi laki-laki dan laki-laki lajang pada khususnya. Karena banyak dari mereka termasuk aku, (Hehehe ...) suka berfantasi dan berbuat intim dengan benda yang kita sebut dengan sabun. Kamu tahu, aku tahu dan kita semua tahu, bahwa itu adalah kegiatan manusiawi yang wajar karena sebagai manusia dewasa kita memang membutuhkan pelampiasan batiniah untuk menyelaraskan seksualitas kita. Tak peduli kamu itu normal, biseksual maupun gay. Kita memiliki insting yang sama. Di mana rasa kenikmatan puncak adalah ujung imajinasi liar yang terekam dalam otak.

Ah ... apa yang aku pikirkan saat ini, mengapa aku tiba-tiba berada dalam masa birahi dan tanpa sadar aku melakukan kegiatan onani. Hmmm ... enak sih, tapi aku ingin lebih daripada ini. Waduh ... pikiran konyol macam apa ini? Lebih baik aku mengakhiri ritual mandiku dan bergegas menghilangkan fantasi-fantasi mesum yang bisa menghanyutkan aku ke dalam sumur kenikmatan yang semu.

Beno, ayo segera kenakan pakaianmu! Itu suara hatiku dan aku menurutinya.

Setetes Madu Pria (SMP Babak 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang