Dengan langkah yang ringan aku berjalan menuju kamar kost kesayanganku. Hari ini aku ingin mencoba berdamai dengan hati nuraniku. Aku ingin memperbaiki hubungan persahabatanku bersama Pria yang sempat merenggang, karena terjadi perang dingin di antara kami.
Aku tiba di depan kost-an.
Sebelum aku masuk ke tempat tidurku, aku menoreh ke arah kamar Pria. Aku memperhatikan dengan seksama dan memastikan apakah dia sudah berada di dalam kamarnya atau belum. Aku melihat kamar laki-laki berparas tampan itu masih dalam keadaan gelap dan pintunya tertutup rapat, jadi aku yakin Pria belum pulang.
Well, aku membuka pintu kamar kost-ku. Aku menyalakan lampunya dan melepaskan sepatu. Aku membuka pakaianku dan menyisakan celana dalam serta kaos singlet saja. Udara terasa gerah, keringat pun mengucur di sekujur tubuhku. Aku menyalakan kipas angin baling-baling yang menggantung di langit-langit kamar. Uuhh ... lumayan segar, saat angin yang berhembus itu menerpa seluruh bagian tubuhku yang terbuka. Adem!
Aku menjatuhkan diri di atas kasur. Aku memeluk guling dan menikmati setiap kibasan angin yang menciptakan rasa sejuk di pori-pori kulitku. Mmm ... benar-benar nyaman, hingga tanpa terasa mataku terpejam dan aku terlelap tidur.
Berada dalam alam bawah sadarku. Aku merasa sedang berdiri di sebuah pantai. Menatap birunya air laut dan merasakan semilirnya sapaan angin yang sepoi-sepoi. Di sekitarku ada pohon kelapa yang daunnya melambai-lambai seolah mengajakku untuk bermain di atas lembutnya pasir putih yang terbenatang luas sepanjang bibir pantai. Aku menghirup dalam-dalam udara segar beraroma garam, lalu menghembuskanya perlahan-lahan. Aku melakukan ini berulang-ulang hingga aku merasa rileks, tenang dan damai.
Perlahan aku menutup kelopak mataku, saat itu aku merasakan ada gelombang kehangatan yang menempel di punggungku. Aku juga merasakan hembusan nafas hangat di area leherku. Saat aku membuka mataku, aku terkejut karena sudah ada seseorang yang memelukku dari belakang. Aku melepaskan pelukan orang itu dan segera membalikkan tubuhku. Aku jadi terbengong kala mata ini melihat sosok Pria berdiri tegap di depanku. Dia melebarkan bibir ranumnya membentuk senyuman manis menghias wajah putihnya yang nampak cerah dan berkilau.
''Pria ... '' ujarku kaget.
''Sssssttt ... '' Pria menempelkan jari telunjuknya di atas bibir mungilnya mengisyaratkan agar aku jangan berisik. Aku jadi tertotok diam tanpa berkata apa-apa.
Pria mendekati aku, lalu dia mengendus sekujur tubuhku seperti seekor kucing yang mendeteksi mangsanya. Laki-laki bertubuh proposonal ini menarik tengkukku, lalu dia mendekatkan kepalanya hingga kami berhadapan dalam jarak yang terlalu dekat bahkan aku bisa mencium aroma nafasnya yang sangat harum seperti ribuan ekstrak kembang cempaka.
''Beno ... aku menyayangimu,'' ucap Pria lembut, kemudian tanpa ragu dia mengecup bibirku dan mengulumnya pelan-pelan.
''Ackh ...'' desahku antara rasa terkejut dan rasa kenikmatan dari ciuman itu. Pria tersenyum manja. Tanpa canggung tangannya membelai leherku, kemudian mengusap dadaku dan memplintir putingku hingga aku bergidik.
''Ough ...''
Pria kembali tersenyum menggoda, tubuhnya meliuk-liuk seperti penari striptis. Tangannya yang kekar menjamah liar sekujur tubuhku.
''Aku mencintaimu, Ben!'' bisik Pria di lubang telingaku, aku hanya meringai antara tak percaya dan bingung. Aku ingin bersuara, tapi mulut ini terasa tergembok hingga aku seperti orang mabok.
''Aku ingin membuatmu bahagia ... merasakan anggur cinta hingga kau terlena,'' kata Pria sembari merunduk dan bersimpuh di depanku. Kedua tangannya berpegang pada pinggangku dan kepalanya sejajar dengan area selangkanganku. Sejurus kemudian, tanpa segan tangan Pria menarik celanaku dengan cepat hingga celana ini melorot sampai di bagian lutut.
''Ackhhh ...'' seruku ketika perkakas pribadiku mencuat kokoh bagai basoka tempur yang siap berperang.
Pria memasang wajah sumringah menyaksikan kemolekan senjata kelelakianku. Lalu dengan gesit dia menubruk tubuhku dan langsung mencaplok organ vitalku ini. Dia menghisap kuat-kuat alat kelaminku ini hingga aku tersentak kaget dan aku pun terbangun dari mimpi yang nyeleneh ini.
''Aaaaackkkh ....''
Aku tersadar dengan nafas yang tersengal-sengal. Aku langsung memeriksa wilayah genitalku, aku melihat celana dalamku yang nampak menonjol dan berasa penuh sesak, karena tanpa aku sadari benda kejantananku dalam keadaan ngaceng sengaceng-ngacengnya.
Huffttt .... mimpi yang aneh! Mengapa tititku diisep oleh seorang laki-laki. Pertanda apakah ini? Aaacckkhhhh ... mudah-mudahan bukan pertanda yang buruk!
KAMU SEDANG MEMBACA
Setetes Madu Pria (SMP Babak 1)
ContoUntuk 17++ Aku yang seorang pria normal serta merta harus terjerumus dalam cinta sejenis bersama pria normal yang lainnya. Bisakah aku menghindari kenyataan ini? atau malah justru menikmatinya?