Part 54 : Persembahan

10.9K 343 108
                                    

Pertandingan akan segera dimulai. Aku dan Roni menempatkan diri pada posisi masing-masing. Aku sebagai penjaga gawang dan Roni bertindak sebagai eksekutor bola. Dia sudah siap sedia dengan segenap kemampuannya untuk menendang bola, sementara aku masih dalam kecemasan yang absolut. Keringat dingin bercucuran membasahi tubuh yang gemetar untuk menghadang bola yang kapan saja bisa meluncur dan mengobrak-abrik gawangnya.

__Beno ... ini bukan pertandingan bola, ini hanya sebuah permainan ranjang yang tak perlu dicemaskan. Tenang dan nikmati saja. Suka atau tidak suka, engkau harus menjalaninya. Ini suara hatiku yang mencoba menasehati diri untuk bersikap lebih tenang.

''Hahaha ... '' Tetiba aku mendengar suara tawa Roni yang renyah seperti kerupuk garing.

''Kenapa lo tertawa, Ndot?'' tanyaku heran.

''Lucu ...''

''Apanya yang lucu?''

''Melihat diri lo!''

''Ada apa dengan diri gue?''

''Tidur terlentang dan ngangkang dengan kontol yang menjulang ... lo sudah seperti kodok jantan yang hendak disate!''

''Anying ... lo meledek gue!'' Aku melempar sebuah bantal ke arah muka Roni.

''Hahaha ... '' Roni hanya ngakak.

''Udah ah, buruan sebelum gue berubah pikiran!''

''Cieee ... istri gue sudah tidak tahan nih, pengen disodok!''

''Jangan sebut gue istri lo, Bandot!'' Aku melempar bantal ke arah Roni lagi.

''Hahaha ... kenapa? 'Kan lo udah jadi Botol gue!''

''Pokoknya gue tidak suka. Titik!''

''Iya ... iya, Please jangan ngambek, my honey, sweety beiby!'' Roni merunduk dan mendekati aku, lalu dengan lembut dia mengecup kening dan bibirku. Aku diam dan mencoba merasakan kuluman bibir Roni yang terasa lebih hot.

Perpaduan bibirku dan bibirnya seolah membawaku melayang bersama jutaan burung-burung di angkasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perpaduan bibirku dan bibirnya seolah membawaku melayang bersama jutaan burung-burung di angkasa. Apalagi saat tangannya menyambar kontolku dan mengocok-ngocoknya dengan birama naik turun secara kontinyu, hingga berefek rasa nikmat yang mengguncang kalbu. Uuuhhh ... seolah tubuh ini meluncur dari tebing yang tinggi menuju dasar laut. Sensasinya, luar biasa endol tak kendol-kendol (nyomot istilahnya Mama kumis).

Roni terus melumat kasar bibirku sembari mengobok-obok organ vitalku dengan kencang. Semakin lama cekikan tangan di leher kontolku semakin erat, semakin kuat dan semakin cepat pula gerakan kocokannya. Hingga aku merasakan tubuh ini mengegelinjang dahsyat, otot-otot di sekujur tubuhku menegang dan bulir-bulir air mani bergerak lincah dari kantong sperma menuju ujung lubang kontolku. Lalu pecah bersama meregangnya kepala kontol yang lebih merona dan mengkilap, dan sejurus kemudian ...

Setetes Madu Pria (SMP Babak 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang