Prolog

40.2K 1.4K 27
                                    

Aku tidak pernah mengerti, kenapa banyak orang yang tergila-gila dengan hal yang namanya cinta.

Cinta? Hal konyol yang mungkin tidak pernah aku dapat selama hidupku saat ini.

Ralat, maksudnya. Asmara. Sesuatu hal yang tak pernah aku rasakan di dunia ini.

Cinta dan kasih sayang, sesuatu bentuk kalimat yang selalu dikaitkan satu sama lain.

Dimana ada kasih sayang disitu ada cinta. Atau sebaliknya.

Cinta dan kasih sayang yang aku dapat selama ini hanyalah dari orang tuaku. Merekalah yang telah memberikan hal yang membahagiakan bagi hatiku. Tapi itu dulu, sebelum appa ku pergi dari dunia ini untuk selamanya.

Berakhirlah aku yang harus mendapatkan cinta dan kasih sayang dari seorang eomma saja. Sungguh aku tak ingin kehilangan eommaku.

Tepat di usiaku yang menginjak umur 21 Tuhan  merenggut kedua orang tuaku dan menyisakan diriku seorang di dunia ini.

Memang banyak sekali orang di muka bumi ini, sayangnya aku lah yang tidak mengenali mereka. Aku lelah menjalani hidup ini. Aku lelah memiliki hati yang kosong selama ini.

Tapi siapa yang akan mengisi kekosongan ini? Bagaimanapun aku juga manusia biasa yang membutuhkan cinta.

Tapi siapa yang akan memberikanku hal konyol itu untukku?

Aku bosan lihat banyaknya drama yang aku tonton di televisi, menayangkan berbagai macam momen romantis yang diberikan dari pasangan masing masing-masing. Aku benci melihatnya, semua itu membuatku iri.

Dan aku membenci itu.

Aku lelah bagaimana sandiwara yang mereka tayangkan di layar kaca tiap harinya. Kehidupan dengan pasangan itu biasa-biasa saja pikirku.

Namun eomma sungguh menyayangi ku aku bahkan merasa cukup untuk mendapatkan kebahagian dari semua ini. Naas, dirinya dengan mudah dikembalikan kerumah Tuhan untuk selamanya.

Aku merindukannya, dan sebagai balas budinya akan kuturuti apapun keinginannya.

"Menikahlah sebelum eomma pergi dari dunia ini, tenang saja eomma sudah mencari calon yang tepat untukmu."

Selama belasan tahun lamanya aku menuruti semua perintah orang tuaku. Namun hanya kali inilah yang menurutku perintah tersulit untuk dilaksanakan.

Sesuai dengan prinsip hidupku, maka apapun keputusannya itulah yang akan aku laksanakan.

Sampai dimana takdir mempertemukan ku dengan seseorang.Tak pernah kusangka ternyata dialah orangnya. Seseorang yang banyak diincar kaum hawa karena ingin memilikinya.

Aku bingung harus disebut kabar bahagia atau buruk. Yang kupikirkan sekarang hanyalah bagaimana cara mengatur detak jantungku sekarang.

"Aku menyukaimu," lirihku sambil memegang dada sebelah kiri ku, tepat dimana jantungku kali ini berdetak tak karuan.

Hanya menyukainya, belum tentu mencintainya bukan?

Ingin mati saja rasanya, ini semua karena perasaan tak jelas seperti ini.

Dia menyunggingkan senyumnya. Bukan senyum manis yang ia tampilkan. Melainkan senyum evil yang tercetak di wajahnya sekarang.

Aku bisa mati perlahan karena semua ini.

Dan benar saja, sekarang aku sedang menghadapi kematian, tepat di hadapanku sekarang. Sepertinya pemikiranku salah, aku salah mengambil keputusan. Jika saja waktu bisa terulang kembali aku tak akan bertemu dengan semua ini termasuk ajalku ini.

"Aku akan mengantarkanmu ke neraka untuk menemui kedua orang tuamu, tapi sebelum itu...lewati dulu siksaan neraka dunia dulu."

TBC








[1] He Is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang