Jennie memandangi dirinya dipantulan cermin besar dihiasi lampu hias yang tengah gemerlap.
Gaun putih panjang, riasan dan satu buket bunga telah ada di tangannya. Jantungnya berdegup kencang menatap dirinya kali ini, takut sekaligus gerogi bercampur menjadi satu.
Ya hari ini adalah hari pernikahannya dengan Taehyung, sosok pria yang baru beberapa hari lalu ia temui.
Jika kalian bertanya apa yang terjadi setelah acara makan malam itu, jawabannya tidak ada. Setelah itu Jennie pulang ke rumahnya walaupun saat sampai di rumah ia dihujani banyak pertanyaan. Kemudian eommanya melarang mereka bertemu sampai hari pernikahannya tiba.
Jennie sedari tadi tersenyum kecil, pikirannya menerka-nerka bagaimana tampilan suaminya kelak.
Apakah dia akan terlihat lebih tampan?
"Jennie ya?!"
Dengan gugup Jennie menetralkan wajahnya menjadi datar, sama seperti sebelumnya. Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya yang terlihat sumringah.
"Jennie ? Apa benar ini anakku?" Jennie mengangguk kecil dengan senyuman terukir di wajahnya.
"Cantik, ah salah sangat cantik. Putriku ini sangat cantik."
Jennie tersipu malu mendengar lontaran pujian yang keluar dari mulut eommanya.
"Terimakasih, eomma juga sangat cantik," balas Jennie.
"Apa putriku ini sudah siap?" Jennie mengangguk pelan.
"Ya sudah ayo," Nyonya Kim mengulurkan tangannya mengandeng putri semata wayangnya itu.
Tamu undangan rata-rata dari rekan kerja Taehyung, serta beberapa teman dekat Jennie saja, jangan lupakan sederet wartawan yang bersedia mengambil jepretannya.
Ruangan mewah yang tadinya riuh mendadak tenang ketika pintu besar terbuka, menampilkan sosok yang mereka nanti-nanti.
Jennie berjalan melewati banyak pasang mata di dampingi sang eomma. Karena mengingat ia hanya mempunyai keluarga satu-satunya yaitu eommanya.
Jennie sedikit menaikkan kepalanya, berniat mencari sosok yang ia bayangkan. Kemudian kedua manik matanya tak sengaja terkunci melihat sosok pria dengan setelah jas yang terlihat selaras dengan outfit yang ia kenakan sekarang.
Keduanya tak sengaja berkontak mata dan saling melempar senyum.
Sampai di depan altar, wanita paruh baya itu melepaskan tangan putrinya kepada Taehyung.
"Jaga putriku ini."
Taehyung mengangguk di iringi senyumnya mengartikan berjanji akan menjaga putri dari Nyonya Kim Eun Hee.
Cih, belum liat kelakuannya nanti.
Jennie saat ini berdiri di samping lelaki bermarga Kim, keduanya sama-sama menghadap sang pendeta.
"Apa kalian siap?" lirih sang pendeta.
Keduanya mengangguk.
"Baiklah, Kim Taehyung bersediakah kamu untuk menerima dan menyayangi Kim Jennie sebagi istrimu dan berjanji untuk senantiasa setia baik dalam suka maupun duka hingga ajal memisahkan ?"
"Saya bersedia," ucap Taehyung memasang senyum terbaiknya walaupun bukan dari hatinya.
Lalu pertanyaan yang sama pendeta lontarkan pada mempelai wanita.
"Sa-saya bersedia," jawab Jennie dengan gugup.
Jennie berusaha mendatarkan wajahnya namun itu tidak bisa di pungkiri karena hatinya terasa seakan-akan ingin meledak mengingat ia sekarang sudah menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] He Is Mine
Fanfiction(END)"Pembunuh yang sebenarnya adalah dia yang bersikap ramah denganmu." Tinggal di dunia yang kejam ini bukanlah mudah. Kau harus bertahan atau kau akan hancur termakan lobang kegelapan. Jangan tertipu pada apa yang kau lihat, karena kau tak tahu d...