(END)"Pembunuh yang sebenarnya adalah dia yang bersikap ramah denganmu."
Tinggal di dunia yang kejam ini bukanlah mudah. Kau harus bertahan atau kau akan hancur termakan lobang kegelapan. Jangan tertipu pada apa yang kau lihat, karena kau tak tahu d...
"M-maksudnya?" tanya Jennie dengan gugup. Pasalnya ia tak terbiasa dengan posisinya sekarang, saling berkontak mata dengan jarak tipis di antaranya.
Sang pria tersenyum tipis, menarik tubuhnya dan mengusapkan tangannya di pucuk kepala sang wanita. Tertawa kecil melihat bagaimana wajah polos Jennie saat itu.
"Kamu bersikap dewasa, bahkan melebihi aku. Aku suka itu ...."
Mendengar itu tiba-tiba saja sesuatu terasa nyeri. Sedikit kecewa, karena omongan Taehyung tak seperti apa yang Jennie pikirkan. Salahkan saja dirinya yang terlalu berharap, pada pria tak peka itu.
"Oh, aku kira apa ...." menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tertawa hambar.
Well, setidaknya ia tak harus mengekspresikan kekecewaannya pada Taehyung kan?
Jennie menghela nafasnya, beranjak dari duduknya dan pergi dari situ, meninggalkan Taehyung yang kini disibukkan dengan ponselnya.
Menoleh sekilas, ia menghentakkan kakinya kesal. Begitulah sikap Taehyung, selalu saja membuatnya berharap lebih, dan berujung kekecewaan. Menjengkelkan bukan?
Bodohnya aku ..., Jennie mengerutkan bibirnya, menatap sebal pada pria yang bahkan tak meliriknya sama sekali.
Baiklah aku tak seharusnya mengharapkan yang lebih dari Taehyung, aku hanya perlu menerima kenyataan bahwa dia tidak menyukaiku. Itu mudah, kau kuat Jennie. Kau bukan manusia lemah.
Tidak disukai dia bukan masalah, yang penting ada aku yang tulus mencintai dirikusendiri, monolog Jennie yang entah kenapa terlihat memprihatinkan dengan senyum sendu terukir di wajah cantiknya.
🌸🌸
Seberkas cahaya matahari pagi berhasil menebus kaca di rumah pasangan Kim itu. Sang wanita memulai aktivitas paginya seperti biasa, menyiapkan sarapan kemudian bersiap untuk pergi ke kantor. Namun sudah sepuluh menit sejak ia membangunkan Taehyung, tak ada tanda-tanda kedatangannya turun dan menyantap sarapan.
Mendesis kecil, sudah cukup sabar ia menunggu untuk sarapan bersama. Justru yang ditunggu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Baiklah, ini cukup. Jika Jennie masih menunggu pasti ia akan terlambat ke kantor, seperti kemarin.
Sang wanita memutuskan kembali membangunkan si tampan. Dan benar dugaannya, pria Kim itu masih asyik dengan dunia mimpinya.
Tak ada balasan. Hanya bunyi detak jam beker yang terdengar, yang sebelumnya sudah Jennie matikan alarmnya.
Lagi, Jennie membangunkan Taehyung dengan cara yang sama. Tapi tak ada hasilnya, hingga selintas ide jahil melintas di otaknya. Sang wanita tersenyum miring, melihat suaminya yang masih khitmad memeluk bantalnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.