11

10.9K 596 2
                                    

Attention:
Diharapkan bijak dalam membaca, chapter ini membuat beberapa adegan yang belum layak untuk dibawah umur. Bijaklah dalam membaca!




Jennie terdiam, memikirkan sesuatu yang ingin ia katakan.

Ngomong gak ya? Batinnya ragu.

"Emm itu...ada baiknya kamu mengajariku caranya berciuman,"  gumam Jennie.

Masih sama, Taehyung sampai sekarang memasang wajah datarnya tanpa ekspresi. "Kamu yakin?" Jennie mengangguk ragu, yah walaupun ragu iya masih yakin dengan keputusannya itu.

"Pertama-" Taehyung menjelaskan kalimatnya, manik kembarnya itu melirik kesana-kemari kearah sudut ruangan.

"Pastikan tempat yang aman dan nyaman, aman dalam arti ngga ada yang ganggu dan nyaman dalam posisinya, paham?"

Wanita itu hanya mengangguk kecil dengan wajah polosnya. Entahlah dia sedikit bingung, karena sebelumnya ia belum pernah melakukan ciuman ah ralat pernah sekali, saat pernikahannya itupun hanya sebatas menempelkan bibir saja.

"Tunggu, kamu tau semua ini dari siapa?"

Deg. Taehyung tercekat mendengar kalimat Jennie barusan. Terdengar seperti mengintrogasinya.

Bagaimanapun ia adalah lelaki, dan kau tau kalau lelaki itu bisa berpikiran kotor setiap 30 menit sekali? Bahkan ada yang setiap 7 menit sekali lho.

Jadi hal semacam itu sudah biasa terlintas di otak pria itu, walaupun itu hanya bayangan saja karena sejujurnya ia pun belum pernah melakukan apa yang namanya berciuman.

"Entah, aku hanya sering melihatnya saja," balas Taehyung dengan nada santainya.

"Ok, aku lanjutkan atau berhenti?"  Kali ini Jennie yang tercekat diam.

"Terserah," ucapnya singkat. Taehyung mengerutkan dahinya, apa itu terserah? Terserah, satu kata yang membingungkan baginya.

"Akan aku lanjutkan, itu keputusanku mutlak."

Jennie membelalakkan matanya mendengar kalimat barusan yang terdengar seperti pemaksaan. Terlebih seringaian Taehyung yang terpampang di wajahnya cukup membuatnya bergidik ngeri.

Jennie mengerutkan dahinya, menciptakan perempatan kecil di sana. Apa ini?

Ia melihat lengan suaminya yang sudah berada di pinggangnya dengan posisi yang errr... Yahh....seakan menggendongnya  seperti bayi koala kurang lebih seperti itu.

"Kenapa menggendongku?" Jennie masih tak percaya dengan posisinya sekarang ini.

Taehyung tak menjawab apapun. Ia masih melangkah menuju kamarnya dengan menggendong istrinya seperti menggendong bayi koala.

Hingga akhirnya mereka sampai di ambang pintu kamarnya. Taehyung segera mengunci pintu mengingat kegiatan apa yang akan ia lakukan setelah ini.

Taehyung mendudukkan dirinya di atas kasur empuknya, tak lupa ia juga memposisikan istrinya berhadapan dengannya.

"Kedua, ahh aku hampir lupa." Jennie menatap Taehyung dengan penuh tanda tanya. Karena pria itu justru beranjak dari duduknya dan mengambil sesuatu di meja rias yang tak jauh dari ranjangnya.

"Kalau bibirnya terasa kering, gunakanlah lip balm."

Jennie hanya mengedipkan matanya berkali-kali, ia tak percaya pria di depannya ini sangat lihai sekali menggunakan lip balm miliknya.

"Udah pakai lip balm?" Jennie mengangguk cepat. Kemudian Taehyung  kembali ke posisinya seperti semula, kali ini ia sedikit menunduk untuk menyamai tinggi istrinya.

[1] He Is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang