09

12K 620 10
                                    

Taehyung tersenyum kaku, tubuhnya seakan-akan terkunci oleh pergerakan wanita di belakangnya. Rahangnya mengeras menahan sesuatu yang membuat dirinya panas.

"Irene?" 

Wanita dengan obsidian safir itu terkekeh dan mengubah posisinya menjadi bertatap muka dengan Taehyung. Lagi-lagi bibirnya terbentuk secuil senyuman yang dulu selalu menghiasinya.

"Kim Taehyung? Aku tidak menyangka kita akan bertemu kembali di sini," ucapnya sambil bergelayut manja di lengan Taehyung.

Taehyung tersenyum miring, dan melepaskan wanita itu dari lengannya. "Jaga sikapmu Irene ssi!" Perintahnya dengan nada datar, tapi aura dominan begitu terasa di sana.

Wanita yang di sebut dengan nama Irene mengerucutkan bibirnya, ia sedikit memasang wajah kesalnya. "Managermu bilang kau sakit, jadi aku membawakan cokelat panas kesukaanmu."

Taehyung menaikkan salah satu alisnya, tatapannya jatuh pada cangkir berwana putih itu. "Sini! terimakasih."

Hanya dua kata saja yang Taehyung katakan, sehingga membuat wanita itu mengerutkan dahinya. Ia menarik salah satu kursi dan menempatkannya di samping Taehyung.

"Aku rasa kau sedang demam," ujar Irene.

Ya semua tahu, suhu Taehyung sedang naik, bahkan bola matanya terlihat memerah. "Itu sudah tau," jawab Taehyung.

Kemudian hening sesaat, sebelum pria dengan kaos hitam dan topi menghampiri mereka. "Taehyung? Ehhh?"

Pria itu sedikit tersentak ketika melihat Taehyung yang sedang duduk bersama seorang wanita. "Irene ssi? Kau  terlihat dekat dengan Taehyung. Apa kau mengenalnya?"

Wanita yang kerap dipanggil Irene menoleh dan menampilkan senyum simpulnya. "Dulu kami berteman saat masih di bangku sekolah, hanya itu saja. Tapi aku rasa dia marah padaku."

Manager Jung mengerutkan dahinya bingung, ia hanya tidak mengerti kenapa wanita itu mengatakan Taehyung marah padanya. "Tae, kau marah dengan staff baru itu di sini? Hei! Dia itu temanmu," tegur manager Jung.

Oh berarti Irene staff baru di sini, batinnya.

Taehyung menoleh ke arah managernya, "Aku tidak marah Hyung, aku ini sedang pusing jadi malas bicara."

Ya setidaknya itu alasan yang masuk akal untuk Taehyung. Bagaimanapun ia tidak akan mengatakan apa yang ia rasakan sebenarnya. Marah, sekaligus bahagia bercampur menjadi satu.

Marah karena dulu ia pernah menaruh hati pada wanita itu tapi sayangnya saat ia akan nyatakan perasaannya justru ia melihat pemandangan yang membuat hatinya terasa sakit seakan-akan ada ribuan panah yang menusuknya. Saat itu juga ia tidak jadi melakukan niatnya, bahkan ia semakin menjauhi wanita itu, yang tak lain adalah Irene.

Bahagia? Bahkan Taehyung bingung dengan perasaannya yang satu ini. Entah kenapa jantungnya berdetak lebih cepat setelah melihat senyuman dari wanita itu, sama seperti lima tahun yang lalu. Entah perasaan apa yang memenuhi hatinya kali ini. Bahkan semua itu membuat Taehyung tambah pusing.

"Kalau begitu aku mem-"

Taehyung mengangkat telapak tangannya, seakan-akan menyuruh wanita itu untuk berhenti berbicara.

[1] He Is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang