"Taehyung, bangun. Ada telfon dari tadi!"
Taehyung terkesiap, tubuhnya terjungkal ke belakang disaat dirinya tertidur baru beberapa jam yang lalu. Pria itu terpaksa membuka matanya walaupun terasa amat berat. Wajar saja, karena akhir-akhir ini ia menghabiskan malamnya hanya untuk bermain game online. Bahkan seperti sekarang, ia tersadar telah tertidur di depan layar PC miliknya.
Mengucek kedua matanya dengan panik dan menatap siapa pemilik suara itu. Yang tak lain adalah Jennie yang terlihat sama-sama baru bangun tidur. Itu karena rambutnya yang sedikit berantakan dan bekas sleepmask yang mengering masih tertera di wajahnya.
"Kenapa tidur di sini?" tanya Jennie dengan nada datar namun tegas tampak seperti seorang ibu yang mengintrogasi anak gadisnya jika pulang malam.
Yang ditanya justru menampilkan wajah tak berdosa nya, mungkin ia masih mengumpulkan nyawanya yang tercecer entah kemana saja.
"Dari tadi ada yang telfon, nih."Wanita itu menyodorkan ponsel Taehyung. Taehyung menerimanya lantas mengerutkan dahinya. Siapa yang menelponnya di hari libur seperti sekarang? Pikirnya.
Membiarkan Taehyung dengan ponselnya, lantas sang wanita membalikkan tubuhnya meninggalkan kamar Taehyung kemudian membilas wajahnya. Sedangkan pria dengan marga Kim itu mendecih. Ingin ia mengumpati managernya itu, karena sering sekali mengganggu waktu istirahatnya. Seperti hari itu, baru saja ia merebahkan tubuhnya di kasur hendak tidur malam, namun panggilan telepon berhasil mengusiknya. Dan bisa kau tebak pelakunya adalah sang manager yang sampai sekarang belum menemukan jodohnya.
"Sun flower si pengganggu?"
gumamnya ketika ia membaca nama kontak yang tertera di layar ponselnya.Jika saja managernya membaca itu, bisa dipastikan Taehyung tak akan mendapatkan bantuan darinya. Seperti tak ada lagi yang akan membelikannya makanan gratis untuk Yeontan, tak ada lagi yang mentraktirnya cokelat, dan lain sebagainya. Yang jelas managernya itu terlalu baik padanya.
"Hyung, kenapa meneleponku daritadi? ganggu orang lagi tidur tahu. Lagipula ini hari libur, apa ada masalah mendesak?" kata Taehyung dengan nada ketus seperti biasa jika ia sedang kesal.
"Tidur terus ...aku harap setelah aku menemuimu kau tidak berubah seperti beruang."
Taehyung yang sedang sensitif dengan ledekkan lantas mendelikkan matanya, beranjak dari posisinya sekarang menjadi berdiri sembari berkacak pinggang.
"MAU TIDUR TERUS ATAU TIDAK ITU BUKAN URUSANMU, HOSEOK."
Tampaknya kabar telinga yang lebih tua tak baik-baik saja setelah ini. Bahkan di seberang sana ia telah menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"Aku lebih tua darimu, Kim!" tegurnya.
Pria itu mendesis, memutar bola matanya malas ketika telinganya mendengar ancaman klasik dari pria marga Jung itu.
"Iya, sudah tua. Tapi belum dapat jodoh. Mangkanya jangan suka ganggu orang tidur. Jadinya Tuhan memblokir jalanmu bertemu jodoh," tampak garis simetris menghiasi wajah tampannya. Puas sekali rasanya bisa mengejek managernya, itung-itung hiburan di pagi hari.
Terdengar decakan makna tak terima di seberang sana. Tak lain dari Jung Hoseok, pria dengan cengiran khasnya itu kesal akan ejekkan Taehyung tadi.
"Oh oke ...oke ....
sekali lagi kau mengatakan seperti itu, paket snack Yeontan tidak akan sampai di rumahmu. Di-cancel."Terdengar tawa dari pria Jung itu, tampaknya Hoseok puas sekali mengancam Taehyung.
"Baiklah, aku minta maaf. Jangan sampai yang tadi Hyung katakan terjadi! Jika iya, mau dikasih apa anakku nanti? Apa Hyung tidak kasihan, Tannie kelaparan?" ucapnya memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] He Is Mine
Fanfiction(END)"Pembunuh yang sebenarnya adalah dia yang bersikap ramah denganmu." Tinggal di dunia yang kejam ini bukanlah mudah. Kau harus bertahan atau kau akan hancur termakan lobang kegelapan. Jangan tertipu pada apa yang kau lihat, karena kau tak tahu d...