08

12.6K 663 12
                                    

Jennie beranjak dari tempatnya, mendekati sang pria dan menempelkan tangannya di dahi sang empu.
Manik kembarnya menatap cemas setelah memeriksa suhu badan suaminya yang terlanjur melewati batas normal.

"Benar saja kamu demam, tubuhmu panas." Taehyung menatapnya datar, melihat tingkah istrinya yang menurutnya itu dibuat-buat membuatnya tersenyum miring.

"Sudahlah itu hal biasa, paling bentar lagi juga sembuh," ucap Taehyung dengan entengnya.

"Ngga, kalau dibiarkan saja bisa parah, sini aku obati!" Taehyung menoleh sekilas lengannya, di sana sudah ada lengan Jennie yang mencegahnya pergi.

"Obati? Sekarang ini aku buru-buru."

Wanita itu mengeratkan pegangannya, mencegah sang pria supaya tak pergi jauh darinya. "Biarkan aku pergi, aku ada urusan."

Mendengar perkataan Taehyung yang lembut membuat pegangannya terlepas, lembut iya, Taehyung mengucapkannya dengan lembut tapi tidak sinkron dengan tatapan mata yang ia berikan pada istrinya.

Ia membiarkan Taehyung yang sekarang berjalan menjauhinya, mungkin semua yang ia lakukan membuat Taehyung marah sehingga ia ditinggalkan begitu saja.

"Jangan lupa ganti pakaianmu!"

Jennie tersadar dari lamunannya ketika indera rungunya mendengar suara bariton milik suaminya dari luar sana.

Jennie mendesis pelan, dan benar-benar mengganti pakaiannya hanya untuk menuruti perintah Taehyung itu.

🌸🌸

Taehyung meringkuk dalam duduknya, sembari perjalanan menuju tempat syuting itu hanya diam. Bahkan managernya entah sudah berapa kali menanyakan kabarnya, namun tetap saja jawabannya 'tidak apa'.

Ia justru lebih memilih membuka matanya menatap luar jendela, membiarkan dinginnya suhu di mobil akibat mesin AC di mobil itu tetap menyala. Bodoh memang, dirinya sedang demam justru membiarkan tubuhnya termakan suhu yang dingin. Tanpa diragukan pasti keadaan tubuhnya sangatlah tidak enak, pusing, mual seakan-akan tubuhnya mati rasa saja.

"Tae, kau benar tidak apa-apa?" tanya sang manager sembari mengguncangkan tubuh Taehyung.

Taehyung tidak bergeming sedikitpun membiarkan lengan managernya menyentuh dahinya.

"Astagaaa kau demam, kenapa kau tidak memberitahuku dari tadi?"

Taehyung tersenyum simpul, membiarkan orang itu mencari sesuatu di dalam tasnya. "Ini minum obat, semoga saja kau cepat sembuh."

Taehyung diam, hanya menatap kosong obat di depannya, benda kecil berbentuk tablet yang rasanya pahit itu sedang di hadapannya sekarang, ia benar-benar muak melihat benda berbau itu, bahkan sekarang ia sudah menjepit hidungnya dengan jarinya.

"Tidak Hyung! Aku tidak mau!"

Taehyung menolak, memalingkan wajahnya cuek. Ya begitulah sifat Taehyung, sedang sakit saja cueknya itu masih berkobar dalam jiwanya.

"Jangan menolak Kim Taehyung!" 

Pria yang lebih tua itu mencoba beranjak dan menyuapi satu tablet obat yang ia bawa untuk Taehyung. Sama saja, pria dengan marga Kim itu menutup bibirnya kuat bahkan membungkam mulutnya sendiri dengan kedua tangannya.

"Bayi besar? apa yang kau lakukan semalam sampai-sampai kau demam seperti itu?" Kali ini Taehyung memberi tatapan tajam pada sang manager yang mengatakan kalimat itu dengan nada menggoda.

[1] He Is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang