Perang cubit mencubit telah usai. Berakhirlah Taehyung yang harus terbaring di lantai meringis memegangi lengannya. Itu semua akibat ulah Jennie yang terus saja mencubit lengan Taehyung. Untung saja Jennie masih punya hati, jika tidak .... Taehyung akan lebih parah dari sekarang.
"Sudah .... sudah. Aku menyerah," ucap Taehyung yang masih terbaring di lantai.
Mendengar nada pasrah yang keluar dari Taehyung, Jennie menampilkan senyum kemenangannya.
"Tau rasa kau Kim Taehyung."
Jennie tertawa puas. Dengan begini rasa kekesalannya pada Taehyung sudah terbalaskan. Sedangkan Taehyung, mengerucutkan bibirnya kesal. Ia tak terima dirinya ditertawakan oleh istrinya sendiri.
Jennie semakin tertawa, bahkan sampai matanya menyipit. Nyaris tak terlihat. Disaat itulah Taehyung membalaskan kekesalannya itu. Ia bangkit dari posisinya dan mengambil bantal yang ada di sofa kemudian ia arahkan ke arahnya.
Bugh
Pukulan bantal mendarat di pipi Jennie. Sontak ia mendatarkan wajahnya. Sekarang tak ada lagi suara tawa yang menggema di ruangan itu.
"Kau dulu yang memancingku, Kim," diberikannya senyuman evil pada pria Kim itu. Kini lengannya telah bersiap akan membalas perbuatan Taehyung.
Kali ini Taehyung berhasil mengelak dari serangan Jennie. Ia menjulurkan lidahnya layaknya anak kecil yang berhasil mengelabuhi lawannya jika sedang berkelahi. Jennie tak tinggal diam, ia kembali layangkan bantal dan kali ini berhasil mendarat di kepala Taehyung.
Tak sampai di situ saja, Taehyung kemudian membalas perlakuan istrinya. Ia kembali mengarahkan pukulan bantal ke arah wajah Jennie. Dan yah .... Sepertinya acara peperangan bantal akan segera berakhir.
Entah karena hal apa Jennie menundukkan kepalanya yang ia tutupi dengan tangannya. Merasa tak dapatkan perlawanan lagi, Taehyung tertawa. Ia masih waspada jika tiba-tiba saja Jennie melawannya tiba-tiba. Namun pesekian detik, ia tak mendapatkan balasan apapun dari sang wanita.
Yang Taehyung lihat sekarang hanyalah Jennie yang yang mengucek matanya. Dan itu terlihat berair.
"Apa dia menangis?" batinnya ragu.
Taehyung mengontrol tawanya. Dilihatnya wajah istrinya yang sekarang memerah. Oh baiklah, kali ini suasananya berubah. Taehyung tau itu, ia bisa merasakan atmosfernya yang seketika berubah menjadi horor.
"KIM TAEHYUNG!"
Seketika Taehyung menarik tubuhnya menjauh. Teriakan istrinya itu bagaikan singa yang mengaum dan dirinya bagaikan tikus yang nyalinya ciut.
Taehyung tertawa sejenak ketika melihat raut wajah Jennie yang terlihat seperti singa yang terganggu dari tidurnya. Wajahnya merah padam, matanya terlihat berair, dan rambutnya yang tak tertata rapi.
"Hey, apa tadi menangis?"
Taehyung terkekeh. Namun, tak digubris oleh Jennie.
Justru sekarang Jennie kembali menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Matanya terasa perih hingga membuatnya mengucek berulang kali.Taehyung yang peka terhadap keadaan sekarang ini, ia memposisikan tubuhnya berjongkok di hadapan Jennie. Dipegangnya tangan Jennie supaya berhenti mengucek matanya.
"Noona, jangan nangis," ucapnya sembari menirukan suara anak kecil.
Namun tetap saja tak ada balasan dari sang wanita. Hal ini membuat Taehyung merasa bersalah. Ia menundukkan kepalanya sembari berpikir bagaimana caranya menghibur Jennie.
"Kau tau? Mataku perih, gara-gara jarimu itu," ketus Jennie yang tiba-tiba memecahkan keheningan di sana.
Taehyung mengangkat kepalanya. Menatap sang lawan bicara dengan tatapan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] He Is Mine
Fanfiction(END)"Pembunuh yang sebenarnya adalah dia yang bersikap ramah denganmu." Tinggal di dunia yang kejam ini bukanlah mudah. Kau harus bertahan atau kau akan hancur termakan lobang kegelapan. Jangan tertipu pada apa yang kau lihat, karena kau tak tahu d...