Sorot kamera menyapa serius ke arah mereka. Di dalam ruangan itu hanya ada mereka yang masih disibukkan dengan opini masing masing. Seketika keheningan menyelimuti mereka yang tak lain karena sang wanita melontarkan kalimat yang melenceng dari rencana Taehyung. Iya, sebelumnya Taehyung mengatakan pada Irene untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi tempo hari. Namun, wanita itu menuturkan pernyataan yang sukses membuat orang-orang di sana ambigu.
Sudah kuduga, kalimat itu akan keluar dari mulutmu.
Taehyung tersenyum. Kendati senyum itu hanyalah palsu. Kan tidak mungkin ia tersenyum miring disaat kamera menyorotinya dan menyiarkan tayangan langsung.
"Irene-ssi, bisa anda perjelas lagi dari ucapanmu," pinta sang pria dengan setelan jas hitam dipadukan kemeja putih dengan dasi kupu-kupu sewarna apel.
Irene menyahut cepat, bahkan mengalahkan Taehyung yang ingin menyela saat itu. "Aku tidak sepenuhnya ingat. Saat itu aku hampir dilecehkan olehnya, kemudian Taehyung memukul begitu saja dan membuat orang itu limbung."
Semua orang di sana terkecuali Taehyung hanya dapat menganggukkan kepala, mempercayai omongan Irene begitu saja. Sedangkan pria Kim itu mengepalkan tangannya yang tak kentara karena wajahnya sungguh tak mengekspresikan apapun seperti marah, sedih dan lain sebagainya.
"Apa kau yakin, pria itu baru pertama kali bertemu denganmu dan kau tidak mengenalnya?"
Terdiam beberapa saat. Hingga kemudian jemari Taehyung meremat jari-jari lentik itu. Tidak ada yang mengetahui apa yang dilakukan mereka karena posisi tangan mereka berada di bawah meja. Lagipula tidak ada alasan lain bagi Taehyung untuk melakukan itu, sungguh. Ia hanya mengisyaratkan pada Irene agar wanita itu segera menjawab pertanyaan sang MC.
"Aku hanyalah pemagang baru. Setiap kali aku bekerja di sana banyak sekali pengunjung yang mengunjungi bar itu. Banyak muka yang aku temui setelah bekerja di sana. Dan aku tidak pernah melihat orang itu sebelumnya dan kami tidak saling kenal," terang Irene.
Baiklah itu omong kosong. Kita ketahui omongan yang dipercaya banyak orang itu hanyalah salah satu dari banyaknya kebohongan Irene. Begitu sopannya ia ketika menuturkan kebohongannya, sungguh seseorang harus mengapresiasi aktingnya yang sangat profesional dalam penipuan publik.
Di sisi lain, Chanyeol yang sedari tadi menyimak pembicaraan mereka dari layar kaca hanya dapat tersenyum miring ketika Irene, pacar palsunya menuturkan apa yang ia rencanakan.
"Aku kira kau bodoh, tapi agaknya masih ada sel otak yang berfungsi di tubuhmu," gumamnya lantas ia membasahi kerongkongannya dengan wine sebelum ia terfokuskan kembali dengan tayangan televisinya.
"Di saat kejadian pastilah banyak orang yang berkunjung di sana, apa ada orang lain yang menurutmu melihat semua kronologinya dari awal sampai akhir? Seperti rekan kerjamu mungkin."
"Tidak, rekan kerjaku sedang disibukkan dengan pelanggan," sarkas Irene secepatnya.
Ah ayolah bahkan Taehyung tidak diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan, seolah dirinya hanyalah patung yang dipajang di sana.
"Menurut pernyataan Irene tadi, Taehyung benar-benar melakukan kekerasan pada pria itu dan membuat onar di sana."
Sontak Taehyung melebarkan matanya, ia meremas ujung bajunya menahan geram. Ada sedikit kekhawatiran ketika ia mendengar penuturan sang pembawa acara. Memang ia tidak salah mengucapkannya tapi tetap saja itu membuat luka Taehyung kembali terbuka. Ia hanya berharap setelah ini kesempatan untuk membela ada di tangannya.
"Kami tidak bisa memutuskan secara sepihak, gunanya di adakan konferensi ini adalah untuk menentukan jalan keluar dari masalah yang menimpa. Taehyung-ssi, apa ada alasan yang membuatmu terdorong melakukan itu semua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] He Is Mine
Fanfiction(END)"Pembunuh yang sebenarnya adalah dia yang bersikap ramah denganmu." Tinggal di dunia yang kejam ini bukanlah mudah. Kau harus bertahan atau kau akan hancur termakan lobang kegelapan. Jangan tertipu pada apa yang kau lihat, karena kau tak tahu d...