10

12.1K 603 8
                                    

Terkejut, Jennie bahkan hampir tak percaya melihat pemandangan seperti ini di hadapannya. Tubuhnya seakan membeku tak lagi bisa mencair jika saja itu karena es.

"Tae... Taehyung?" Tegurnya.

Pria dengan surai cokelat gelap itu menoleh kala namanya dipanggil. Jennie masih di tempatnya, di ambang pintu tanpa bergeming.

Dengan cepat Taehyung menepis tangan  Irene yang dari tadi tengah mengancingkan baju untuknya. Dengan segera ia menghampiri istrinya menatapnya dingin seolah-olah dirinya tidak bersalah.

"Masuklah," ajaknya.

Jennie tersenyum simpul, dengan langkah kecilnya ia melangkah ragu memasuki ruangan itu. Pandangan matanya menelisik di seluruh sudut ruangan yang terlihat luas dan juga banyak orang disini.

"Ada apa?" tanya Taehyung masih dengan wajah datarnya.

Jennie tersentak, bibir kecilnya mengulas senyum kecil sembari mengulurkan tangannya. Memberikan paperbag yang ia bawa.

"Apa?"

"Itu hadiah untukmu-"

"Tapi hari ini bukan hari ulang tahunku," potong Taehyung sehingga membuat Jennie menghela nafasnya pelan. Kemudian Jennie menatap sekilas wanita tadi yang sedang bersama Taehyung dengan posisinya yang errr yah cukup dekat. Coba bayangkan saja, Taehyung berdiri dengan santainya sedangkan wanita itu di hadapannya dan sedang mengancingkan kemeja Taehyung.

"Siapa dia?" tanya Jennie dengan nada kesal. Taehyung terkekeh, apa benar istrinya ini cemburu setelah melihat posisinya dengan Irene tadi?

"Kenapa? Cemburu?" Jennie terdiam, apa barusan telinganya tidak salah dengar? Cemburu? Sejak kapan dirinya cemburu? Bukankah cemburu itu hanya buat pasangan yang saling mencintai? Tapi, ingat dirinya bahkan masih bingung dengan perasaannya yang masih labil seperti ini.

Wanita itu tersenyum kecut kemudian mendecih. "Cemburu? Satu kata yang tak pernah aku alami. Dan aku tidak ingin mengalaminya itu."

Taehyung tertawa mengejek, Jennie yang mendengar pun mengerutkan dahinya dengan tatapan tajam pada sang suami.

"Kenapa tertawa?" Ketus Jennie, sedangkan sang pria tersenyum simpul. Entahlah apa yang membuat Jennie semakin kesal ketika melihat senyum simpulnya yang khas itu.

Taehyung memegang kedua tangan wanitanya, ia sedikit melirik ke arah sekitarnya. Kemudian pria itu menundukkan kepalanya guna menyatukan kening sang wanita yang notabenenya lebih pendek darinya. Jennie terdiam, bahkan merasa canggung dengan posisinya sekarang.

"Tetaplah seperti ini, supaya mereka melihat kita sebagai pasangan sebenarnya," bisik Taehyung.

Jennie mengerutkan dahinya menimbulkan perempatan kecil di dahinya yang tak tertutup poni itu. Apa dia bilang? Pasangan? Sebenarnya? Bukankah itu memang benar? Mereka sudah menjadi pasangan suami istri secara sah? Lalu apa yang dimaksud Taehyung tadi? Pasangan sebenarnya?

"Maksudmu?"

"Bersikaplah apa yang aku minta selagi masih banyak orang disini. Aku hanya ingin mereka melihat hubungan kita di dasari karena cinta," lirihnya lagi.

Jennie tak bergeming, masih dalam posisinya sama seperti tadi. Taehyung yang menempelkan dahinya di dahinya dan tangan Taehyung yang berada di pinggangnya. Wanita itu masih diam dalam seribu bahasa, ia masih  mencerna baik-baik maksud dari perkataan suaminya.

Maksudnya? Semua ini hanya formalitas saja? Perlakuan ini hanya untuk pameran saja? Cih.

Jennie mendecih, ia mendorong dada suaminya dan melangkah selangkah menjauhinya. "Tunggu, biar aku simpulkan. Jadi  hubungan pernikahan kita itu hanya untuk pameran saja?"

[1] He Is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang