Bagi Taehyung tak ada yang lebih membuatnya membeku selain terjebak dalam situasi seperti ini. Situasi dimana keterkejutan dan kebingungan menyatu membentuk satu paduan yang mengalir di otaknya. Yah walupun situasi ini bukan untuk pertama kalinya, tapi tetap saja Taehyung harus dibuat bungkam demi memikirkan alasan apa yang ia gunakan demi menghindari Jennie mengetahui rencana mereka.
"Oh ya? Aku turut berduka cita, Hyung," ujar Taehyung. Pria itu berlagak seperti orang yang turut berduka cita. Wajahnya dibuat prihatin ketika menelpon Namjoon. Membuat Jennie semakin bertanya-tanya, wanita itu menukikkan alisnya dan masih menatap Taehyung seakan menuntut pertanyaannya harus dijawab saat itu juga.
"Baiklah, nanti aku hubungi lagi," kata Taehyung diakhiri helaan nafasnya panjang.
"Siapa yang meninggal?" ulang Jennie karena tadi merasa pertanyaannya diabaikan.
Well, kita ketahui Jennie Kim adalah sosok yang keras kepala, walaupun tidak sekeras Taehyung sih. Namun tetap saja, dibeberapa situasi contohnya sekarang, ia akan menaikkan kadar keras kepalanya hingga menjadi 80% bahkan rekor seperti ini berhasil mengalahkan Taehyung jika pria itu dalam mode biasa. Tapi jangan salah, jika pria menyebalkan itu sedang menuntut maka tingkat keras kepalanya mencapai point 99,9%. Dengan kemungkinan 0,1% adalah peluang dapat menghindar.
"Temannya Namjoonnie meninggal," tiga kata yang dilontarkannya membuat mulut Jennie membentuk huruf o.
Agaknya kalimat itu bisa membuat Taehyung lega, tak apa kan ia berbohong?
"Meninggal karena apa?"
Namun kali ini Taehyung tak bisa menjawabnya dengan cepat. Ia justru menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Kemudian setelah beberapa detik berlalu sebuah bohlam imajinernya muncul kembali, membuat sang empunya tersenyum simpul.
Pria itu merengkuh pundak sempit sang wanita sembari menatapnya lekat. Dengan begini Jennie tidaklah tahu kalau dia sedang berbohong.
Ah aku bersyukur aku pandai berakting, ujar Taehyung dibenaknya. Membentuk segaris lengkung ke atas tampil di wajah tampannya.
"Kata Namjoonnie sih meninggal gara-gara ada yang mencoba membunuhnya, terus diceburkan ke kolam."
Untuk kedua kalinya Taehyung apik dalam mengelabuhi Jennie. Pria itu juga tampak membusungkan dadanya dengan bangga. Ah bangga karena berbohong, Kim?
"Kasihan ya, mungkin teman Namjoonnie tidak bisa berenang. Aku tidak bisa membayangkan, pasti keluarganya sangat sedih ketika mengetahui dia mati karena terbunuh," ujar Jennie. Lantas menunduk, mendengar kabar duka seperti ini ia jadi teringat dengan ibunya.
Merasa adanya perubahan yang drastis, Taehyung tak tinggal diam. Pria itu mengulas senyum tipis kemudian memaksa sang wanita supaya berkontak mata dengannya. "Kalimatku tadi membuatmu teringat Eomma, ya? Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu teringat masa menyedihkan itu. Sekarang jangan sedih lagi, tidak boleh nangis. Sudah aku larang, mengerti?"
Tak pelak, pukulan ringan berhasil mendarat di lengan Taehyung. "Jangan mengatakan seperti itu lagi, seolah aku orang yang harus kamu kasihani."
Lagi, Taehyung dibuat mematung akibat perkataan Jennie. Kenapa balasannya seperti itu?
Taehyung hanya dapat menatap punggung Jennie yang semakin menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] He Is Mine
Fanfiction(END)"Pembunuh yang sebenarnya adalah dia yang bersikap ramah denganmu." Tinggal di dunia yang kejam ini bukanlah mudah. Kau harus bertahan atau kau akan hancur termakan lobang kegelapan. Jangan tertipu pada apa yang kau lihat, karena kau tak tahu d...