Tampaknya kini Taehyung tak henti-hentinya mengedarkan pandangannya ke sana kemari. Garis simetris di wajahnya tak pernah luntur, begitu pula dengan Jennie. Benar kata Jennie sebelumnya, tempat ini tidak akan mengecewakannya. Udaranya sejuk dengan pemandangan yang menakjubkan membuat siapa saja akan terpana pada tempat di dataran tinggi seperti ini.Termasuk mereka yang kini asyik dengan kamera masing-masing. Tak heran jika tempat ini menjadi favorit Jennie, pasalnya lahan seluas setengah hektar itu dipenuhi bunga matahari, selebihnya jenis bunga yang lainnya.
"Tae, aku tidak bohong, kan? tempat ini tidak akan mengecewakan," kata Jennie, mengedarkan pandangannya ke depan sana dimana Taehyung menghampirinya dengan secarik senyum di wajah tampannya.
"Agaknya pilihanmu memang tepat. Aku suka, dengan begitu aku bisa mendapat hasil foto yang bagus di sini," sahutnya. Tak berlangsung lama, pria itu kembali memfokuskan lensa kamera pada objek di sana.
Selang beberapa menit, Taehyung menghampiri Jennie yang tengah memegang beberapa bunga matahari di genggamannya.
"Hei, memangnya boleh dipetik?" tegurnya berhasil membuat Jennie menoleh.
"Tentu, pemilik tempat ini tidak akan keberatan," sahutnya santai dengan wajah polosnya.
"Kalau tidak boleh dipetik bagaimana? pasti yang punya akan memarahimu nanti," Taehyung terkikik melihat raut wajah Jennie berubah dari sebelumnya. Tampak khawatir jika omongan Taehyung benar.
"Ambil barang punya orang lain tanpa ijin sama saja dengan mencuri, lho," ucapnya. Taehyung menakuti-nakuti Jennie dengan wajahnya yang dibuat-buat. Lantas membuat wanita dengan setelan kasualnya menjatuhkan bunga yang ada di genggamannya.
"Hayo nanti dimarahi lho ...."
Jennie yang mendengar itu melebarkan matanya, bibirnya menekuk ke bawah. Ia tetap begitu hingga kemudian seorang pria dengan rambut beruban mendekatinya.
"Aku pikir dia yang punya bunga matahari akan ke sini, hayoloh dimarahi nanti," gertak Taehyung tanpa merasa bersalah sedikitpun karena Jennie susah was-was sekarang.
"Bunga matahari nya-"
Jennie memotong perkataan kakek tua itu, sungguh demi apapun ia takut jika omongan Taehyung benar terjadi. Terbukti kakinya bergetar saat mengambil bunga matahari yang ia jatuhkan tadi. "Maafkan saya, saya tidak tahu kalau bunga ini punya kakek. Ini saya kembalikan lagi kok, kalau perlu saya tanam ulang," katanya. Tangannya ikut bergetar kala menyodorkan bunga kuning pada kakek tua itu.
Kakek tua itu mengalihkan pandangannya, menatap bergantian pada Taehyung dan Jennie. Kemudian tersenyum seperti ingin menahan tawa, "Anak muda, kakek rasa kau ketakutan sekarang? apa karena bunga matahari ini?"
Kakek itu mengambil alih bunga mataharinya. Jennie yang merasa ditanya semakin khawatir, sedangkan Taehyung, jangan ditanya ia justru menahan tawanya sebelum akhirnya meledak begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] He Is Mine
Fanfiction(END)"Pembunuh yang sebenarnya adalah dia yang bersikap ramah denganmu." Tinggal di dunia yang kejam ini bukanlah mudah. Kau harus bertahan atau kau akan hancur termakan lobang kegelapan. Jangan tertipu pada apa yang kau lihat, karena kau tak tahu d...