18

8.7K 457 7
                                    


 Suara derit pintu terbuka, dengan cepat Jennie menyembunyikan benda pemberian eommanya tadi. Pria dengan jaket hitam itu kembali setelah beberapa jam lalu pergi begitu saja tanpa sepatah katapun.

"Belum tidur?" tegurnya, sembari melepaskan jaket hitam yang melekat ditubuhnya.

"Habis makan, tidak boleh langsung tidur."

Taehyung tersenyum kecil. Ia meletakan paper bag bawaannya di nakas.

"Itu apa?"

"Obat."

Jennie sedikit tersentak, dengan rasa penasaran yang menyelimutinya cepat-cepat ia mengambil alih paper bag tadi.

"Astaga! Buat apa beli obat sebanyak ini?"

Sang pria melangkah, dan menempatkan posisinya berhadapan dengan wanitanya. Manik kembarnya menatap intens.

"Untukmu, memangnya mau buat siapa lagi?"

Jennie melongo, ia tak percaya. Pria di depannya ini pergi selama dua jam hanya untuk membelikannya obat sebanyak ini.

Jennie menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sudut bibirnya tak bisa ia kendalikan lagi, sedari tadi ia menampilkan senyum yang tidak jelas.

"Aku ini hanya demam, dan sedikit ruam, kenapa  memberikanku obat sebanyak ini?"

"Hanya ingin beli saja. Aku kan tidak tahu mana obat yang cocok untukmu, jadi aku katakan pada apoteker, 'obat apa saja yang dijual di sini?' karena banyak sekali obat yang dijual di sana, aku bingung. Jadi aku beli saja semuanya."

Jennie ternganga mendengar kalimat Taehyung sepanjang itu padanya. Sungguh itu kalimat terpanjang yang Taehyung ucapkan padanya selama ini.

"Jadi kamu tadi keluar  hanya untuk membeli semua obat ini?"

Taehyung mengangguk kecil. Tangannya terulur, mendarat di dahi sang istri.

"Suhu badanmu masih panas."

"Ya. Aku tau."

"Tunggu apalagi? Minum obatnya sekarang!"

Jennie mengerucut, mendengar kata obat saja ia sudah muak, apalagi disuruh minum obat.

"Ini," Taehyung menyodorkan salah satu obat yang ia beli tadi.

Jennie menerima obat itu, sudah menjadi kebiasaannya sebelum minum obat ia akan membaca label yang tertera pada kemasan.

"Hei, kau pikir demam bisa di sembuhkan dengan obat sakit perut?"

"Haa?" Taehyung mendongakkan kepalanya, kedua bola matanya terfokuskan pada obat itu.

"Yang benar saja?" tanyanya tak percaya. Sehingga membuat Jennie menyodorkan obat tadi tepat di depan wajah Taehyung.

"Baca ini!" jari telunjuk Jennie menunjuk kearah tulisan kecil yang tertera di label.

Taehyung menautkan alisnya, kemudian dengan santainya ia berkata, "Ooh, kalau begitu cari saja sendiri."

Sang wanita menghela nafasnya panjang, tubuhnya tertarik ke belakang menjadikan posisinya menyender pada kepala ranjang.

"Ahhh, sudahlah. Aku terlalu malas memilih obat. Biarkan saja, nanti juga sembuh sendiri," ujar Jennie. Tampak kedua bola matanya terpejam seakan-akan dirinya sudah pasrah.

"Apa? Biarkan saja katamu? Kau pikir membeli obat sebanyak ini tidak pakai uang? Cukup kau tahu saja, obat yang ini adalah obat yang paling mahal. Dan kau dengan santainya mengatakan itu dan tidak mau meminum obatnya," omel Taehyung.

[1] He Is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang