Tampaknya kali ini Jennie kurang beruntung. Selepas kejutan kemarin yang benar-benar membuat dirinya ketakutan sekaligus bahagia, Taehyung pergi meninggalkannya. Jennie pun tak tahu harus kemana ia mencari.
Rumah pemberian dari mertuanya sebagai hadiah ulang tahunnya itu sekarang terasa hampa. Bagaimana tidak sepi, rumah yang memang pada dasarnya besar itu hanya dihuni oleh dua cucu Adam saja. Sebenarnya orang tua Taehyung tidak perlu repot-repot membelikan rumah untuknya, karena suaminya sendiri saja bisa menafkahinya, membelikan rumah, mobil mewah, dan barang-barang bernilai tinggi lainnya.
Awalnya Jennie ingin menolak pemberian mertuanya itu yang bisa dikatakan bukan hadiah biasa. Namun ia juga merasa tidak enak, menolak pemberian orang tidaklah sopan, dan tindakan yang tidak sopan itu tidak ada di kamus hidupnya. Jadilah ia menerima pemberian dari mertuanya.
Malam harinya ia bisa menempati rumah barunya bersama Taehyung, karena rumah pemberian tuan Kim itu sudah siap huni dengan di dalamnya perabotan rumah yang sudah lengkap. Tidak muluk-muluk rumah bergaya modern ini memiliki bentuk minimalis dengan garis-garis tegas.
Paginya, Jennie mulai mencari keberadaan Taehyung. Tentu saja ia tidak tahu karena semalam Taehyung tidur di kamar yang terpisah dengannya. Tak jengah, ia mencarinya di seluruh sudut ruangan, namun nihil, tanda-tanda keberadaan si pria Kim itu.
Jennie mendengus kesal. Kakinya ia hentakan ke lantai yang dilampisi karpet beludru di kamarnya, intensitasnya teralihkan pada ponselnya yang sedari tadi ia tunggu berharap ada pesan dari Taehyung yang mengabari keberadaannya.
"Sudah jam segini dan dia belum menghubungiku juga?"
Helaan nafas kasar ia lakukan sembari meletakan bokongnya di pinggir kasur. Sungguh ia tak ingat kejadian apapun selama semalam, mungkin karena efek soju yang ia teguk sudah melebihi batas dan ia kehilangan kesadarannya.
"Apa aku memarahinya sehingga dia pergi? Apa aku melakukan hal yang tidak-tidak padanya semalam?" monolognya pada dirinya sendiri.
Sungguh semalam itu ia benar-benar tidak ingat apa yang telah ia lakukan. Seingatnya, Taehyung yang mengajaknya meneguk minuman dan awalnya ia menolak tapi, Taehyung tetap memaksanya untuk meminumnya. Katanya sebagai perayaan ulang tahun yang Taehyung berikan. Alhasil Jennie pun meminumnya, tanpa ia sadari entah berapa banyak soju yang ia teguk semalam bersama suaminya itu.
Jennie beranjak dari duduknya, jadwal kerja di kantor untuk hari ini sengaja ia lewatkan, semua ini ia lakukan untuk mencari keberadaan Taehyung. Perlukah ia menghubungi rekan kerja suaminya? Tapi siapa? Rekan kerja suaminya tidak ada yang ia kenal, kecuali wanita dengan rambut sepinggang dengan paras tak kalah cantik bak seorang dewi.
"Ya! Aku harus menemuinya, aku harus menanyakan keberadaan Taehyung padanya."
🌸🌸
Tanpa ragu dan langkah penuh harap itu ia langkahkan membawanya ke tempat yang terakhir kali ia dapat menemui wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] He Is Mine
Fanfiction(END)"Pembunuh yang sebenarnya adalah dia yang bersikap ramah denganmu." Tinggal di dunia yang kejam ini bukanlah mudah. Kau harus bertahan atau kau akan hancur termakan lobang kegelapan. Jangan tertipu pada apa yang kau lihat, karena kau tak tahu d...