Taehyung sudah terduduk dari tadi. Menunggu adalah hal yang membuatnya malas. Pria itu mendengus kesal, sungguh membosankan jika sudah seperempat jam ia menungggu Jennie bersiap dan sampai sekarang pun sang empunya belum menampakkan batang hidungnya.
Taehyung menoleh ketika indera rungunya menangkap suara yang tak asing lagi. Retina matanya menangkap sosok siluet wanita yang tengah menghampirinya.
"Lama," cibir Taehyung yang tidak digubris oleh sang wanita.
Jennie hanya menghela nafasnya pelan, ia sedikit risih melihat Taehyung yang dari tadi menatapnya dengan ekspresi yang sulit di artikan.
"Kenapa menatapku?"
Jennie hanya mendengus, pria itu terdiam kemudian melangkah mendahuluinya tanpa melontarkan sebuah kalimat pujian, seperti yang Jennie bayangkan sebelumnya.
Tidak salah kan jika membayangkan sesuatu? Bukankah itu kegiatan menyenangkan bagi semua manusia?
Tapi yang tidak enak itu jika apa yang di ekspetasikan pada khayalan itu nyatanya jauh berbeda dari realitanya.Ah, mengingat khayalan Jennie tadi seperti Taehyung yang memuji dirinya cantik, membukakan pintu mobil untuknya, dan memberi sebuket bunga, tapi itu rasanya tidak mungkin. Karena khayalan pertamanya saja sudah pupus.
Pria itu benar-benar tak mengucapkan kalimat pujian untuk wanitanya, justru ia hanya melangkah enteng setelah menatap beberapa detik wanitanya itu.
Jennie mendengus sembari mengekori punggung Taehyung yang sudah berjalan mendahuluinya. Ya ia berharap kalau khayalan yang kedua menjadi kenyataan.
"Ekemm" Jennie mencoba memberikan kode dengan dehemnya, namun nyatanya pria itu hanya mengitari mobil dan membuka pintu mobilnya hanya untuk dirinya saja. 'Hanya' catat itu.
Jennie menghela nafasnya untuk kesekian kalinya. Ia membuka pintu mobilnya dengan kesal dan menyelonong duduk begitu saja setelah memasang seatbelt miliknya sendiri. Percuma saja jika ia kembali menghayal kalau Taehyung akan memasang seatbeltnya jika nanti pada akhirnya dia sendiri yang memakainya. Kali ini ia tahu, ia tak usah mengharapkan yang lebih.
"Itu kancing bajumu belum benar, benarkan dulu," nada datar Taehyung yang ia dengar membuat Jennie menatap pakaiannya sendiri.
"Ini memang modelnya seperti ini," Tarkas Jennie.
Taehyung mendengus, ia mencondongkan tubuhnya berniat untuk mengancingkan baju sang wanita yang terlihat sedikit terbuka.
"Yakk ini memang modelnya seperti ini Kim Taehyung."
"Biarin. Atau aku akan memaksamu ganti outfitmu itu."
Jennie tercekat, apa salah jika ia hanya memakai outfit seperti ini untuk kencan pertamanya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] He Is Mine
Fanfiction(END)"Pembunuh yang sebenarnya adalah dia yang bersikap ramah denganmu." Tinggal di dunia yang kejam ini bukanlah mudah. Kau harus bertahan atau kau akan hancur termakan lobang kegelapan. Jangan tertipu pada apa yang kau lihat, karena kau tak tahu d...