38

4.8K 382 69
                                    

"Saya harap anda bisa menghargai kerja keras author, I💜U readesnim," from Taetae for you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya harap anda bisa menghargai kerja keras author, I💜U readesnim," from Taetae for you.

Happy reading
.
.
.

Hari memanglah sudah malam, tapi itu tidak membuat para polisi lengah. Mereka masih bersemangat melayani masyarakat yang memang membutuhkan bantuannya. Kendati demikian Jennie hanya mendengus, sesekali menutup mulutnya karena menguap. Melihat dengan malas orang-orang  di sekitarnya yang masih sibuk dengan urusan masing-masing. Sudah hampir setengah jam ia menunggu Taehyung yang masih berada di ruangan Namjoon. Entah membicarakan apa sampai-sampai membutuhkan waktu selama ini, pikirnya.

Hingga tak lama kemudian suara bariton milik Taehyung sukses membuat Jennie mendongakkan kepalanya, lalu mengucek matanya panik.

"Sudah selesai?" tanya Jennie berniat basa-basi namun hanya ekspresi datar yang ia terima dari Taehyung.

"Kalau belum, aku tidak akan di depanmu," kata Taehyung dengan nada datar. Ia memasukkan kedua tangannya di saku.

Ck, banyak gaya, batin Jennie. Ia memutar bola matanya malas, lantas beranjak dari duduknya. Mensejajarkan pandangannya dengan sepasang netra si tampan.

"Kayak papan tulis aja," cibirnya. Menatap Taehyung dengan kesal.

"Kenapa?"

"Datar, kayak papan tulis itu," Taehyung mengikuti sorot mata Jennie yang menuju pada papan informasi yang berada di seberangnya.

Taehyung mendelik, "Yakk! Baru kali ini ada orang yang mengataiku seperti papan tulis," pria Kim itu menggelengkan kepalanya, mengusap dadanya seolah sedang menahan kesabaran. Mengekspresikan dirinya seperti ibu Malin Kundang yang tak diakui oleh anaknya. Dan yah jangan lupa mimik wajah yang dibuat-buat seolah sedang mendramatisir keadaan.

"Ahh...bahkan hati tampanku ini sakit mendengar ucapanmu Jennie, sungguh tega ..." Taehyung memegangi dadanya sambil memasang wajah kesakitan. Jennie yang melihat itu hanya mendengus, mengedarkan matanya ke sekeliling. Ah sial, mereka jadi pusat perhatian sekarang.

Menanggapi itu, Jennie tersenyum canggung pada mereka seolah mengisyaratkan jangan khawatir ini bukan masalah, tidak apa-apa, kok.

Selanjutnya mereka kembali dengan intensitas yang sempat terganggu akibat seruan Taehyung, mungkin yang ada di benaknya, itu kenapa? Sakit jantung apa gimana? Jennie menyambar lengan Taehyung dan membawanya pergi dari sana.

Setelah berada di luar, Jennie mendecak kesal, ia segera melepaskan genggamannya. "Mangkanya jadi orang itu jangan datar, dasar tidak peka," sarkas Jennie kemudian mengerucutkan bibirnya sembari tangan yang ia lipat di dada.

[1] He Is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang