28

5K 368 36
                                    

Semilir angin malam menyapa kulit si tampan. Kali ini tubuhnya benar-benar letih. Rasanya ingin sekali ia memenangkan dirinya dan mencari hiburan. Namun, keadaan tak memungkinkan. Malam-malam seperti ini harus menghibur diri dimana?

Pria itu menghela nafasnya pelan, hari sudah larut namun ia masih belum mengantuk. Sesekali ia menoleh kearah samping, mencari-cari destinasi hiburan yang cocok untuknya. Dan yah, sebuah kafetaria menjadi tujuannya sekarang.

Taehyung tersenyum tipis, dilihatnya kondisi kafetaria yang tak terlalu ramai membuatnya yakin akan mengunjunginya. Selang beberapa waktu, Taehyung telah berada di kafetaria bernuansa Negeri Sakura.

Ia melangkah menuju bangku pojok. Di sana ia bisa melihat pemandangan dari luar. Tampak angin malam berhembus cukup kencang dari sebelumnya, hal ini berhasil menarikan bunga-bunga yang ada di luar sana. Pria itu menarik sudut bibirnya ke atas, setelah memesan minuman pada pelayan.  Dirinya menunggu hingga beberapa menit kemudian yang ditunggu-tunggu pun datang.

Ia segera membasahi kerongkongannya, terasa melegakan baginya. Matcha Latte memang tak pernah salah menjadi sahabat disaat penat. Terbukti tubuhnya kini merasa agak bugar dari sebelumnya.

Taehyung menoleh ke luar. Ia termenung, mengingat beberapa masalah yang memenuhi otaknya akhir-akhir ini.

Dimulai dari Namjoon yang mengatakan bahwa, pelaku pembunuhan yang belum bisa dilacak, serta masalah padatnya jadwal yang harus ia tempuh. Dan yah sesuatu yang mengganjal baginya, haruskah ia mengatakan permasalahannya pada Jennie?

Taehyung mendengus, ia tak ingin mengambil pusing lagi. Tujuannya ke sini kan ingin menghibur diri, tapi kenapa ia harus merenung tentang permasalahannya. Yang benar saja, itu bisa membuatnya stress.

Pria Kim itu menyumpalkan telinganya dengan eraphone menyalakan playlist lagu favoritnya. Agaknya cara ini efektif untuk menemani kesendiriannya. Ia begitu menikmati alunan musik yang terputar, memejamkan mata hingga tak sadar jika dirinya tengah di awasi oleh seseorang.

Sosok itu tersenyum tipis, diambilnya ponsel miliknya dan mengabari seseorang lewat telepon.

Karena sekarang sudah memasuki jam tidurnya, Taehyung membuka mulutnya. Ia menguap. Tanpa ia duga sosok yang tak jauh darinya ikut menguap. Merasa ada yang aneh, Taehyung melirik orang tersebut dan melemparkan pandangan menyelidik.

Perlu diketahui, Taehyung 'sedikit peka' terhadap tingkah laku manusia.

Sosok misterius itu beranjak dari duduknya, ia melenggang dari kawasan kafetaria setelah menerima tatapan tajam dari seorang Kim Taehyung. Sungguh ia tak ingin lagi melakukan hal serupa pada Taehyung. Ditatapnya seperti itu saja sudah membuatnya bergidik ngeri, apalagi menghampirinya. Ah ia bisa mati karena membeku.

Taehyung mendecih, diliriknya benda melingkar dilengannya. Ia harus pulang sekarang, jika tidak ia akan dimarahi Jennie karena pulang kemalaman. Kendati demikian, jujur Taehyung masih ingin belum pulang. Ia masih ingin menghibur dirinya dengan kesendirian dan ketenangan. Tapi, tak apalah ....kini ia sudah punya tanggung jawab. Taehyung tak ingin membuat Jennie menunggu dan cemas karenanya.

Kaki panjang itu melangkah kearah pintu setelah dirinya membayar pesanannya. Tanpa ia duga, Taehyung yang tengah mengecek ponselnya sembari berjalan keluar tak sengaja menabrak sesuatu. Untung saja di tempat ini tak banyak orang, jika iya mau ditaruh dimana wajahnya nanti? Itu memalukan.

"Hei! Kalau jalan itu lihat-lihat! Jangan main ponsel!" pekik seorang wanita pada Taehyung.

Taehyung masih memainkan ponselnya, belum melirik siapa yang menjadi lawan bicaranya saat ini.

[1] He Is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang