Izma : 1

3.1K 79 14
                                    

"Buset! PR belom dikerjain!" ucapku dikamar dan melempar sembarang handphone dikasur dan beralih ke depan rak buku dan mengambil buku IPA.

"Kayaknya harus searching deh!" aku mengambil kembali handphone dengan senyum.

"Kuota aku abis!" batinku saat melihat layar handphonenya serasa ada petir menyambar.

Ditambah lagi, ini pertemuan awal di semester dua. Kesan buruk. Mampus!

Oh iya, free chat!

Brow, nyontek pr dong....😭

Dasar lu koplak!!!

(Photo diterima)

Kok item?

Nyet! Kamu  nggak mikir?
Sekarang udah malem.
Ya pasti hasil potonya item. monyet!!!
Besok aja, nyontek sama gue!

Ketikan lagi upacara ya? Panjang amat.
😒😒😒😒😒😒😒😒😒

Lah, tuh emot lagi paduan suara ya? Kompak bener

Mana typo, nyindir lagi. Udah ah, aku mau sleeping beauty dulu.

Cantikan aku kale....

Tunggu, Reno? Cantik? Edan ni orang

Lah, lu kan cowok

Tunggu, foto item. Dia nggak pake senter atau sebagainya gitu?

✌✌✌✌✌

"Aku kesiangan!" aku melompat dari kamar mandi menyambar seragam putih yang kemarin aku setrika dan masuk ke toilet lalu mandi.

"Mah, berangkat" ucapku sambil berlari menuruni tangga sambil menyimpul dasi.

"Makan dulu!" ucap Mama.

"Disekolah aja," ucapku menyambar sepatu dan menggunakannya, dengan kaus kaki yang pertama kali dipakai lalu membuka pagar dan menunggu.

"Angkotttttt! Lama amat!" aku melipat tangan didepan dada sambil melihat jam yang melingkar ditangan. Buset! Ni angkot pada kemana?

Apa aja deh yang lewat, bis, ojek, kalo ada ufo juga boleh deh!

Aku masuk ke angkot, angkot masih kosong, hanya enam penumpang dan semua murid SMP 1. Lima orang tak penting dan...

'Njay, ada Izma!' aku merapikan pakaiannya mencoba terlihat sempurna didepan orang yang disukainya itu.

Dia tepat duduk di depanku dan membuat aku hampir tersenyum sendiri saat menatapnya yang menatap ke arah luar dengan headset ke telinga.

Angkot berhenti, aku turun dan membayar ongkos lalu berjalan ke tanjakan, ke arah sekolah. Sambil bersusah payah menyusul Izma yang berjalan cepat di tanjakan yang basah dan licin karena hujan itu. Yang jujur seperti rintangan menuju finish untuk mendapatkan Izma.

"Izma!" ucap seorang cewek tepat dibelakangku. Izma menengok, lalu tersenyum.

Senyum yang hangat di pagi yang dingin ini, bahkan jika aku menghembus nafas aku bisa mengeluarkan asap seperti orang merokok, walau tipis.

Tapi, hawa dingin seketika menjadi panas karena api cemburu pada si cewek itu.

Bahkan dia bisa berjalan cepat di jalan selicin ini disaat aku bersusah payah mencari jalan aman agar aku tak mempermalukan diriku sendiri.

Izma [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang