meet rogi

424 30 0
                                    


Pagi dihari selasa. Pagi pertama sebagai jomlo. Tanpa Izma.

Aku naik angkot untuk pertama kalinya setelah lebih dari lima bulan diantar jemput Izma.

aku bertemu Nathan dijalan. Kami barengan ke kelas. Kelas dia ada diatas kelasku dan aku dibawah kelas dia.

Dia tak bertanya karena mungkin dia melihat aku lebih murun dari biasanya, dan mataku sembap.

Pelajaran pertama, aku ketiduran. Untung Chelsea bisa menyembunyikan aku yang sedang tidur dengan buku yang ditaruh didepan mukaku.

Aku bangun dan ke toilet untuk cuci muka.

Aku kembali ke kelas, dijalan, aku ketemu Nathan yang menyuruhku dispen.

aku minta Izin pada guru IPS itu. Dia mengizinkan. Lalu kami ke ruang Band untuk mendiskusikan lagu apa yang akan kami bawakan.

"Irma, kamu suka lagu gendre apa?" tanya Nathan.

"Tergantung lagunya" ucapku datar sambil duduk disampingnya.

"Gimana kalo yang ini" Nathan menyodorkan sebelah headset. Aku memakainya. Lagunya rasanya mengiris hati.

entah apa judulnya, tapi lagu ini seperti kisahku dengan Izma.

"Jangan yang ini" ucapku. Kalo bawain lagu itu bisa bisa aku nangis. Itu real livenya aku banget.

Nathan mengubah lagu lagi. Dan pilihan kami jatuh pada lagu yang akan Nathan tentukan bersama pemain alat musik.

"Ke kelas?" tanyaku

"Tanggung. Bentar lagi istirahat" ucap Nathan

"Kok nangis" ucap Nathan. Pasti dia tahu dari mataku.

"Eng..enggak kok. Kelilipan" ucapku ketawa garing dan Nathan memutuskan pura pura percaya.

"Oh. " ucap Nathan tak memperpanjang percakapan.

Lisa datang tepat berdiri didepanku dan lagi lagi menyiramku dengan minuman.

"Lisa lo punya masalah apa sih sama gue?" ucapku membentak Lisa sambil berdiri.

Bahkan aku tak sadar aku membentaknya,semua masalahku membuatku pusing. Bahkan aku tak bisa berfikir jernih.

"Lo ambil posisi gue" ucap Lisa

"Oh, buat jadi pasangan duet? Iya? Ya udah ganti aja sama lo. Atau gara gara kak Nathan lebih deket sama gue dari pada sama lo yang udah lama suka sama dia?" aku blak blakkan bicara karena emosi.

Aku mengambil jaket Nathan yang ada dibelakangku untuk menutupi bagian seragam depanku yang menjadi agak transparan karena basah.

Aku meninggalkan mereka berdua. Bahkan aku tak berkata apapun pada Nathan saat menyambar jaketnya begitu saja.

Aku lagi lagi mencuci rambutku, seragamku dibasuh dan kugantung dipaku yang ada di pintu.

Aku memakai jaket Nathan selama seragamku basah. Karena seragamku kainnya agak tipis, jadi kupikir akan cepat kering, ditambah aku menjemurnya dipagar yang ada didepan WC.

Berhadapan dengan gudang. Tak ada orang karena tempat ini jarang dilewati murid selain murid yang sedang belajar PLH.

Nathan menghampiriku. "Sorry gara gara gue" ucapnya

"Gapapa" ucapku datar. Hari yang panas membuat seragamku kering dalam waktu singkat.

Semoga.

Aku menghela nafas panjang. Nathan tak bicara. Mungkin karena dari nada bicaraku juga yang kurang mengenakkan dan aku tak menyesali itu.

Izma [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang