Aku kembali ke rumah. Bahkan rumah ini lebih sepi dari rumah di film horor.
"Nia" ucap Nathan.
"Hm" ucapku.
Nathan menunjuk pintu dengan sudut mata, lalu pergi keluar lewat pintu ujung dekat dapur.
Izma. Dia berdiri di ujung pintu dengan sweater abu abu dan Jenas hitam yang senada dengan warna sepatunya.
Tak bisa ku pungkiri, aku masih mencintai seseorang yang didepanku ini. Tapi, apakah dia sudah menemukan yang lebih baik daripada aku.
Aku tersenyum tipis lalu menyuruhnya masuk.
"Sudah lama ya" ucap Izma.
Aku mengangguk. Sejak traine ku hingga aku jadi idol hampir selama tiga tahun. Izma terlihat lebih dewasa dengan mukanya yang tak pernah berubah. Tapi sikapnya, dia dingin. Sama seperti dulu saat aku bertemu dengannya di kelas saat kelas 9.
Izma duduk di sebelahku dan aku tak tahu harus apa.
"Canggung", ucapku nyeletuk.
"Tadinya aku kesini karena ingin bertemu kamu, dan tak punya niat untuk mengobrol apapun " Izma mengelus kepalaku. Aku salah, dia tetap Izma yang dulu. Hanya aku saja yang merasa dia berbeda.
Aku menyandarkan kepalaku ke bahu Izma. Bau parfumnya masih sama dan jujur, aku merindukannya.
"Nia, aku masih menyimpan rasa yang sama seperti dulu" ucap Izma.
Aku mengangguk.
"Kenapa tak cari yang lain?" Ucapku. Izma menggeleng.
"Tidak. Aku masih berharap kamu bisa untuk ketiga kalinya di sisiku" ucap Izma.
"Dan tidak akan ada yang keempat" ucap Izma.
"Maksudnya? " Demi kulit kacang cina, aku nggak ngerti.
"Aku lagi nawarin kamu buat nikahan bego!" Ucap Izma menjitakku.
"Oh sorry sorry. Lanjut dong" ucapku sambil ketawa
"Ah, gak mau ah. Bahasa yang aku siapin lebay, lagian kamu udah tahu kan tujuanku buat apa?" Ucap Izma.
"Hm " ucapku mengangguk
"Jadi jawabannya?" Ucap Izma.
"Ah,nggak mau. Kamu harus tanya aku dulu dong, masa langsung bilang iya" ucapku.
"Nah tadi kamu bilang jawabannya" ucap Izma
Oh, iya_- dasar Nia, ogeb itu free. Tapi jangan Lo borong semua
"GWS" ucap Izma.
Aku mengangguk.
"Kok kamu gini?", Ucap Izma. Maksudnya kok aku melakukan. Self injury.
"Aku nggak berfikir jauh. Aku, ngerasa nggak punya seseorang buat mengadu. Seniorku di agensi yang biasanya aku jadikan teman curhat sekarang ada di Indonesia, tapi dia sudah pulang kemarin. Menghubungimu? Aku ragu. Aku takut kamu telah menemukan seseorang yang lebih dari aku. Nathan? Dia kupikir sibuk dengan pekerjaannya, apalagi kudengar perusahaannya sahamnya sedang turun. " Aku menghela nafas.
"Tidak. Aku, tak akan pernah menemukan seseorang yang lebih baik dari kamu" ucap Izma
"Benarkah?" Ucapku tersenyum menyindir.
"Karena kamu yang terbaik dari yang baik" ucap Izma membelai lembut rambutku.
Tidak, aku hanya terlihat baik. Tapi tidak dengan pemikiranku
"Kau berhenti dari dunia hiburan?" Ucap Izma.
Aku mengangguk.
"Kalau begitu, aku tak akan berhenti dari dunia hiburan"
"Kenapa? " Ucapku. Ya, bukan maksudku aku ingin dia berhenti sepertiku, tapi kenapa dia berkata padaku dia tak akan berhenti. Bukankah lebih baik jika dia tak bicara?
"Karena, aku ingin banyak media menjadi saksi bagaimana kisah kita" ucap Izma.
Aku tersenyum. Rasanya,aku memiliki api dan cahaya untuk mendorongku agar terus bertahan hidup. Setidaknya sebelum api itu padam karena hujan dan meninggalkan cerita tentang cahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izma [ TAMAT ]
Romance[ tamat ] [ Sedang revisi ulang ] [ Bisa sedih kapan aja ] #8 on tragis (11-12-18) Inilah kisahku, bersama mimpi, masa depan, dan masa lalu yang penuh masa masa indah bersamamu. Penyesalan selalu datang di akhir. Jangan pernah menganggap sesuatu tak...