Aku terbangunkan karena suara benda pecah dari lantai bawah. Aku beralih dari posisi terbaring ke posisi duduk mencoba berkonsentrasi dan membenarkan pendengaran ku apakah aku salah dengar atau tidak.
Hening...
Mungkin aku salah dengar. Aku kembali berbaring dan suara pagar rumah berdecit karena dibuka dan menimbulkan decitan nyaring karena didorong.
Aku bangkit dan melihat keluar rumah lewat pintu yang langsung menuju ke teras kamarku yang ada di lantai atas.
Mobil? Dari rumahku?
Suara benda pecah lagi dari bawah.
Ada yang tidak beres.
Aku membuka pintu kamar dan menutupnya.
"Cklek" pintu kamarku otomatis terkunci dan hanya bisa dibuka dari dalam atau dari luar jika kau memiliki kuncinya.
Lampu ruang tamu menyala dan menjadi sangat mencurigakan karena tak satupun lampu menyala kecuali lampu itu. Bahkan lampu kamarku pun mati dan hanya mendapatkan cahaya remang remang putih dari lampu yang diletakkan di lantai ujung teras kamar.
Aku ke ruangan dengan lampu menyala itu. Aku menuruni tangga dan melihat semua dengan jelas karena tak ada sekat di setiap ruangan yang hanya ditandai dengan perbedaan warna lantai.
Aku melihat banyak pecahan gelas berwarna biru yang kontras dengan lantai putih. Entah berapa gelas, mungkin suara benda pecah itu dari gelas yang pecah.
Ada ayah dan ibu sedang saling berteriak. Dan aku melihatnya, aku melihatnya dengan jelas.
Aku melihat ayah menembak kepala ibu didepan mataku sendiri.
Aku hampir saja berteriak tapi satu tangan menahan mulutku dari belakang.
"Masuk" ucapnya pelan. Nathan.
Aku berbalik dan ditarik Nathan ke dalam kamarku.
Cklek...
Pintu terkunci.
"Nath! Kamu tahu tentang semua?" Ucapku.
"Itu sebabnya ibu banyak melamun, ayah stress dengan pekerjaannya lalu perlahan menjadi psikopat. Entah apa yang akan dia lakukan sekarang" ucap Nathan.
"Kok dia ngebunuh ibu?" Ucapku disela tangis. Bahkan aku tak yakin Nathan mendengar ucapanku disela isakanku.
"Bukan cuma ibu" Nathan membuka kancing kemejanya.
"Nathan tidur pake kemeja?"
"Diem dulu! Lagi serius nih " KunyukThor di lemparan batu. Next...
Ada luka di bahunya, hampir mendekati leher. Lukanya terlihat masih baru.
"Tadinya gue mau minta Lo jangan dulu ke rumah. Tapi Lo nggak contack dulu " ucap Nathan menutup kancing kemejanya.
Hening....
Hanya ada aku yang duduk di kasur dengan Nathan berlutut didepanku menaruh kepalanya di pangkuanku.
Apa apaan ini.
Pertama aku kehilangan pekerjaanku sebagai idol karena tertekan.
Kedua, aku melakukan self injury dan aku sulit menghentikannya.
Ketiga, aku melihat ibuku dibunuh oleh ayahku sendiri didepan mataku.
Apa keadaan tak bisa lebih buruk lagi.
"Ayah pergi?" Tanyaku pada Nathan.
"Aku cek" ucap Nathan.
"Jangan. Tetap disini" aku menahan Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izma [ TAMAT ]
Romance[ tamat ] [ Sedang revisi ulang ] [ Bisa sedih kapan aja ] #8 on tragis (11-12-18) Inilah kisahku, bersama mimpi, masa depan, dan masa lalu yang penuh masa masa indah bersamamu. Penyesalan selalu datang di akhir. Jangan pernah menganggap sesuatu tak...