Catatan Romi

242 19 1
                                    

Aku pulang. Kali ini aku bawa mobil sendiri karena pulangnya nggak malam.

Aku mampir dulu ke satu resto dengan tampilan yang biasa aja. Nggak pake penutup identitas maksudnya.

Aku memesan makan lalu duduk menunggu pesananku datang. Resto ini sepi, padahal makanan yang disajikannya lebih baik dari pada tempat tempat yang banyak di kunjungi orang.

Aku membuka hp dan menemukan kartu yang dulu aku pernah pakai. Aku mencoba memakainya kembali dan ternyata kartunya masih aktif. Bahkan kuotanyapun masih ada.

Pelayan membawakan makanan, aku sekalian membayar saja dan memakan makanan yang aku pesan.

Aku tak mempedulikan notifikasi chat dari kartu yang baru aku pasang dan aku cuma melihat sekilas dan makan lagi.

Aku masuk ke mobil dan membaca beberapa chat. Dan berhenti di kolom chat bersama Romi. Ada lagu terkirim.

Aku memasangkan speaker ke hpku dan mendengarkan lagunya.

Lagunya menggema memenuhi mobil dan aku bisa mendengar suara Romi yang jernih dengan jelas.

Sayang,
kamu tahu apa arti takdir?
Takdir adalah goresan pena yang mengisahkan kita.

Kamu tahu apa arti nasib?
Nasib adalah goresan tinta yang mengisahkan kita.

Kamu tahu apa bedanya takdir dengan nasib?
Aku dan kamu.

Sayang,
Mungkin kamu tak mengerti, tapi aku akan menjelaskannya seperti saat kamu menjelaskan tanpa sengaja betapa berharnganya kamu bagiku.

Sayang,
Kamu tahu? Hari tua pasti akan datang.

Akan terlihat unik dengan rambut yang mulai memutih.
Akan terlihat menarik dengan seorang pria disampingmu di hari tuamu bersama anak anakmu.

Tapi orang itu bukan aku. Karna kamu seperti takdir, dan aku nasib. Berbeda dan tak akan bisa disatukan.

Sayang,
Kurelakan dirimu kasih bersama yang lain, dan kamu harus merelakan aku pergi.

Aku izinkan kamu berjalan dengan pilihanmu, dan aku akan berjalan di jalan bersebarangan.

Mungkin ini terdengar egois, tapi jujur.

Aku ingin kamu ada disini menemaniku. Tapi jangan!
Aku tak akan mengizinkanmu mendekatiku saat ini, dan sampai nanti, sebelum kau bahagia bersama pilihanmu.

Didalam sunyi, dengarlah aku yang selalu menyanyi untukmu.
Didalam tangis, percayalah aku sedang memelukmu.
Didalam mimpi, ingatlah. Aku adalah bagian dari itu.

Sayang. Hanya satu pintaku.
Berbahagialah...

Air mataku sukses turun. Lirik lirik di paragraf terakhir membuatku serasa mengiris. Jika buatmu tidak, aku nggak peduli.

Seseorang mengetuk pintu kaca mobilku. Aku menoleh. Reno. Bagaimana bisa dia ada disini?

Aku membuka pintu mobil dan menghapus air mataku walau aku masih sesenggukan.

"Nath. Napa?" ucap Reno menatap ke arahku.

Bukannya menjawab aku malah memeluk Reno dan menangis disana. Aku sudah bukan pertama kali melakukan ini. Menangis di pelukan Reno. Bahkan didepan Chelsea sekalipun.

Izma [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang