black side

363 26 0
                                    

Aku masuk ke sekolah, tanpa Rogi. Katanya dia sakit, jadi nggak bawa motor melainkan diantar sopirnya, dan pulang lewat umum.

Tadinya mau mampir ke kelasnya buat sekedar liat, tapi nggak jadi karena malu.

Tapi ternyata dia sedang bersandar ke tembok sambil memainkan handphone.

Tak seperti biasanya, dia memakai jaket yang sepertinya lebih tebal dengan hoodie diluar kelasnya.

"Woy" ucapku menyapa. Dia melihat ke arahku dan tersenyum.

Kurasa akulah cewek paling beruntung karena dapat melihat REAL SMILEnya.

"Lama amat. Kesiangan?" tanyanya. Aku mengangguk pelan. Rogi memandangku.

"Ada apa sih?" aku risih dan bercermin di kamera handphoneku. Dia menggeleng.

"Punya temen di X Ips 1 nggak?" tanyanya. Aku mengangguk.

"Bantuin ngasihin" ucapnya menyodorkan segepok surat. Aku mengambilnya.

"Tapi sama kamu" ucapku. Dia mengangguk lalu memegang tanganku, dan kami berjalan ke kelas X IPS 1, tapi Rena nggak ada, jadi aku nyuruh yang ada di sana aja buat bagiin ke temen sekelasnya. Dia mau karena mungkin takut sama tatapan sinis Rogi.

"Kok bisa ke kamu?" tanyaku saat berjalan ke kelas.

"Tetangga gue bendahara kelas ini, tapi sakit. So, dia nitip ke gue" ucapnya. Aku mengangguk. Bendahara? Lah, emang lu kira tuh kertas duit?

"Nathania" ucap seseorang dari belakang. Nathan.

"Tungguin" ucapku menarik tangan jaketnya saat Rogi terus berjalan.

"Sorry, ganggu Nia. Band nggak punya Vokalis cewek. Gabung yuk" ucapnya.

"Sorry kak, nggak bisa. Mending Lisa" ucapku.

"Tapi" ucapnya tapi terpotong omongan Rogi.

"Kalo nggak mau, jangan dipaksa" ucap Rogi dingin.

"Gue nggak punya masalah sama lo" ucap Nathan.

"Terserah" Rogi menarik tanganku dan berjalan. Baru kusadari, Rogi dan Nathan sama tingginya😂.

Oke lanjut.

"Woy, gue belum selesai ngomong" ucap Nathan menahanku.

"Kak, aku nggak mau" ucapku jujur. Nathan diam.

"Yuk" ucapku duluan memegang tangan Rogi dan berjalan ke depan. Ditengah jalan aku melepaskan tangan Rogi yang aku gandeng tadi tapi ternyata Rogi menggenggam tanganku.

"Kak, duluan" ucapku saat sampai didepan kelas. Rogi mengangguk dan melepas pegangan tanganku.

Aku melambaikan tangan, dia tersenyum. Aku masuk ke kelas dan tenyata para cicak nemplok di kaca. Bukan cicak beneran, tapi yang ngeliatin aku sama Rogi dan kayaknya dari tadi.

Aku datar, dan berjalan kearah Reno yang sedang duduk tanpa Chelsea. Entah kemana Chelsea, dan sebuah pemandangan aneh bila Reno tanpa Chelsea.

Ditambah bangku mereka sebelahan.

Maksudku aku sebangku sama Chelsea dan Reno sama Romi disebelah. Ngerti? Aku juga nggak ngerti sama apa yang aku katakan😂 bahkan aku membaca dari atas lagi agar aku mengerti apa yang aku katakan. Silahkan mencoba.

"Chelsea mana?" tanyaku sambil duduk di kursiku dan menghadap Reno.

"Ke perpus. Disuruh bu IPA". Mungkin maksudnya guru IPA.

"Mereka napa sih?" ucapku.

"Liatin Rogi yang senyum" ucap Romi yang tiba tiba ada disebelah Reno. Kayak setan nih anak, tiba tiba ada.

Izma [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang