Prolog

3.7K 184 6
                                    

Like Rain Like Music

Hiruk pikuk di sebuah bandara menyambut kedatangan seseorang remaja jangkung dengan koper di tangan kanannya dan ransel hitam melekat di punggungnya.

Kaca mata hitam yang bertenggar di kedua matanya ia lepas sehingga menampilkan netra hitam legamnya yang mampu membuat orang tenggelam dalam sorot mata menenangkannya itu.

Seorang pria setengah baya menghampirinya dan mengambil alih koper yang di bawa remaja jangkung itu.

"mari tuan muda, saya Samin yang akan menjadi supir anda, selama anda berada di Jakarta" ucap pria setengah baya itu yang di balas dengan senyuman remaja itu lalu memasuki mobil yang menjemputnya.

"tuan muda Leo apa mau mampir dulu ke suatu tempat?"

"langsung pulang saja, aku sudah capek" pak Samin hanya menganggukkan kepalanya lalu menambah kecepatan mobilnya untuk segera sampai di rumah.

Ada sedikit rasa khawatir di hatinya saat melihat wajah pucat remaja yang duduk di belakangnya. Yang kini tengah menyenderkan kepalanya di kursi penunpang. Terlihat begitu jelas raut lelah di wajahnya.

Remaja yang tak lain Leo itu, hanya memandang hampa luar jendela mobil yang menampilkan hilir mudik kendaraan yang berlalu lalang memadati jalan raya sore itu.

Di luar hujan meskipun tidak lebat tapi mampu membuat tubuhnya kedinginan.Tangannya merapatkan jaket hitam yang di pakainya.

Jakarta sudah banyak berubah, patut saja karena ini sudah bertahun-tahun ia meninggalkan kota kelahirannya ini. Leo tersenyum miris saat mengingat alasan kepindahannya.

'apa mereka masih mengingat ku atau sudah melupakan ku' batin Leo tertawa miris.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang akhirnya Leo sudah berada di rumah yang akan ia tempati selama di Jakarta.

Tubuh jangkungnya ia hempaskan di kasur king sizenya. Matanya yang sendu menatap plafon yang berwarna jingga warna kesukaannya.

Leo mengalihkan tatapannya ke ponsel yang berdering pertanda ada panggilan masuk. Tangannya dengan cekatan menggeser tombol ikon gagang hijau itu lalu menempelkannya di telinganya.

"hallo oma.."

"(.....)"

"aku baru saja sampai sekarang sedang istirahat"

"(......)"

"ayolah oma jarak batam dan jakarta tidak lama jika ditempuh dengan pesawat, aku tidak mungkin sampai colapss".

"(.....)"

"iya-iya aku minum, oma gak usah khawatirin aku disini. Aku pasti akan baik-baik saja yang harus kalian lakukan adalah cepat selesaikan pekerjaan kalian, supaya aku tidak kesepian di sini"

"(......)"

"hmm selamat malam oma, titip salam buat opa".

Setelah mengatakan itu Leo menaruh ponselnya kembali. Lalu tangannya mengambil sesuatu di saku jaketnya sebuah botol bening yang di dalamnya terdapat butiran-butiran obat berwarna putih.

Like Rain Like MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang