Bagian 09

1.5K 93 0
                                    

Angin sore berhembus menerbangkan helain rambut seorang gadis yang tengah duduk di atas batu besar.

Tangannya yang lihai dalam mencoret sebuah seketsa gambar menambah kesan pemandangan itu. Tak lupa dengan alunan music yang ia tempelkan di telinganya.

Angin bertambah kencang mungkin ini karena sudah mendung dan sepertinya sebentar lagi akan turun hujan, tapi tak menyurutkan gadis itu untuk menyudahi aktivitasnya.

Diandra sangat menikmati sore ini, mungkin hatinya juga yang sedang membaik.

"eheemmm"

Diandra menoleh saat ada orang yang berdehem membuyarkan imajinasinya. Dilihatnya leo yang sedang tersenyum ke arahnya.

"boleh duduk disini gak?" tanya Leo yang sebenarnya sudah sedari tadi ia memperhatikan Diandra. Yang sedang asyik dengan dunianya sendiri.

Diandra mengangukan kepalanya dan tersenyum. Leo langsung memposisikan duduk di samping Diandra yang kembali fokus ke sketsa gambarnya.

"lagi gambar apaan sih? Serius amat"

"ahhh, ini kak lagi coba-coba buat desain baju, kebetulan aku suka mendesain baju itung-itung buat latihan, nanti kalau sudah lulus aku berencana kuliah jurusan desainer".

"gak usah panggil kakak, panggil aja Leo biar tambah akrab"

"hah... Apa...? "

"panggil Leo aja"

"ehh iya kak...! Ehh maksud aku Leo" Diandra tersenyum kikuk.

Canggung kini menyelimuti mereka berdua. Baik Diandra ataupun Leo sibuk dengan fikirannya masing-masing. Hingga Leo membuka suara.

"dra lo udah lama sahabatan sama keinan? " entahlah pertanyaan itu muncul begitu saja dari mulut Leo.

"aku sama Keinan sahabat sih udah dari smp, waktu itu aku di usilin sama kakak kelas dan ia yg menolong aku. Sejak saat itu aku menjadi sahabatnya". Jelas Diandra.

Flasback

"dra, lo malem ini ada acara gak? " tanya Seno kakak kelas yang sepertinya begitu tertarik dengan Diandra

"emm itu kak... kayaknya gak ada sih, emangnya kenapa kak? " tanya Diandra yang bingung dengan tingkah kakak kelasnya itu.

"aku mau ajaki kamu diner malam ini, gimana? "

Seno termasuk mostwanted di sekolahan ini. Wajahnya yang tampan dan juga coll begitu di gandrungi oleh seantero sekolahan 'harapan bangsa'.

Mendengar ajakan Seno, Diandra jadi bingung harus menjawab apa. Jika ia menuruti ajakan diner Seno ia akan menjadi bahan bulian di sekolahan ini.

Tentu saja karena banyak siswi yang ingin jalan dengan Seno. Diandra menjadi dilema Sekarang.

"ehh itu kak,,, aku lupa, nanti malam sepupuku dari bandung dateng ke rumah, maaf kak sebelumnya sepertinya aku gak bisa". Wajah Diandra menunduk takut kalau Seno marah akan penolakannya.

"oh gitu ya, gak papa kok".

Diandra mengangkat kepalanya menatap Seno ragu, tapi setelah melihat Seno tersenyum ada perasaan lega, paling tidak Seno tidak curiga dengan alibinya.

"ma.. Ma kasih kak, kalau gitu aku kekelas dulu" Diandra berlalu dari hadapan Seno.

Setelah kepergian Diandra, Seno mengepalkan tangannya, ada kemarahan di mata Seno karena mendapatkan penolakan dari Diandra.

Like Rain Like MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang